9

4.7K 533 315
                                    

Taehyung membunuh?

Ia rasa itu tidak mungkin.

Sekejam-kejamnya Taehyung pasti tuan mudanya yang angkuh ini tidak akan mungkin pernah membunuh seseorang, bukan?

Hening yang canggung memeluk mereka seperti kawan lama, disertai udara dingin menguar dari jendela yang dibiarkan terbuka. Jungkook yang bingung harus merespon pertanyaan Taehyung seperti apa memilih untuk mengulum bibirnya ke dalam dan membawa tangannya mengunjungi surai gelap Taehyung, merapikan anak rambut pria itu yang mulai memanjang. Nanti Jungkook akan memotongnya, jika sang tuan memberi izin.

Ketika ujung jemari Jungkook secara tidak sengaja menyentuh dahi sang alpha, omega itu langsung mendesis merasakan suhu tubuh Taehyung yang tinggi. "Tuan—tuan demam?!" Jungkook menggeliat serampangan. Sibuk merabai pipi, leher dan tengkuk sang tuan, tak menyadari jika pergerakan tersebut membuat Taehyung menggeram saat pantat montok anak itu bergoyang ke sana ke mari menggilas bagian selangkangan.

"M-maaf, tuan. Baiknya sekarang tuan muda merebah, akan saya ambilkan suppressant—" Ia sudah akan beranjak dari pangkuan Taehyung, namun pria itu menarik dan menyentaknya kuat menjadikannya kembali terduduk di atas pahanya.

"Jungkook, omega, don't go."

Feromon Taehyung tiba-tiba menguar begitu pekat memenuhi ruang kamar dan sukses mencemari alat pernapasan Jungkook. Maniknya membelalak menyadari sesuatu yang janggal. Dilihat dari beberapa waktu yang lalu sikapnya berubah clingy, pengertian, dan sangat halus. Berbeda sekali dengan sifat normalnya yang galak dan pemarah.

Jungkook terkesiap saat mendapati bola mata sekelam jelaga alpha itu berganti warna menjadi biru. Mata itu layaknya api bersuhu paling tinggi yang dapat membakar apa saja-termasuk kewarasan Jungkook.

Tak salah lagi, rut Taehyung telah dimulai.

Napas Taehyung memburu, jemari meremat pinggang Jungkook kuat sampai empunya melenguh. Satu tangan yang lain memegangi tengkuk omega itu, menariknya cepat dan menangkap bibir mungil Jungkook dalam sebuah ciuman. Kepala Taehyung bergerak ke kiri dan ke kanan untuk memperdalam ciuman. Kedua tangan Jungkook melingkar di leher Taehyung, meremat rambut alpha itu penuh gairah. Dia mengulum bibir Jungkook seolah hendak memakannya, gigi Taehyung menggigit bibir bawahnya sampai ia menggerang. Lidah pria itu memanfaatkan situasi dengan menerobos masuk, memainkan langit-langit mulutnya, melilit lidah Jungkook seperti lilitan ular, lalu menghisapnya seperti pria kelaparan.

"Nnghh—" Tangan Jungkook terulur menuju rahang Taehyung, mengusapnya lembut naik turun, berusaha menenangkan jiwa alphanya yang terbakar gairah menyala-nyala. Bibirnya berusaha mengimbangi ciuman menuntut Taehyung. Ia sedikit mengangkat pantatnya, mendukung pergerakan tangan Taehyung yang berusaha melucuti celana dan dalamannya.

Taehyung menghisap bibir bawah Jungkook sambil memberi remasan-remasan kuat di pipi pantatnya yang basah sebab cairan alami omega itu berlomba keluar dari lubang analnya, menjadikan Jungkook merintih dan bergerak gelisah hingga pantat telanjangnya menekan tonjolan bagian depan celana Taehyung yang semakin mengeras di setiap detiknya.

"T-tuan—s-se—mmnh—ssak" Alpha itu menurut saat Jungkook menarik kepalanya untuk memutus ciuman. Bibir Jungkook keluar dari dalam mulut Taehyung tepat ketika wajah manis itu menjauh.

Jungkook menunduk, kepalanya bersandar pada bahu kokoh Taehyung. Berusaha mengambil oksigen di sekitarnya dengan rakus. Gila. Hanya berciuman tapi sudah membuatnya kepayahan, bagaimana jika alpha itu meminta melayaninya tiga hari berturut-turut dari awal sampai akhir masanya rut?

Wajahnya merona, mengetahui jika penis tak seberapa besarnya berkedut-kedut dan slicknya keluar semakin banyak. Stimulasi Taehyung begitu nikmat, seolah setiap sentuhan yang ia berikan selalu bisa menyentuh Jungkook di titik yang tepat.

Distract (KTH + JJK)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang