AN OATH

34 5 0
                                    


-SEAN'S POV-


Sudah tiga hari aku berada di sini, di tempat yang sama dan waktu yang sama. Tengah malam, di balik dinding rumah sakit. Aku selalu mengamati Ashley dari jauh. Ia berubah menjadi semakin kurus setiap harinya. Wajahnya selalu murung, tanpa ada senyuman sama sekali. Keadaannya benar-benar mengenaskan sampai ingin rasanya aku memeluknya erat dan membisikkan kata-kata untuk menenangkannya.


Ashley terus berada di sini, di depan ruang ICU Maria. Dari pagi hingga malam ia habisnkan waktunya untuk menangis sambil memandangi foto ibunya. Ada satu kalimat yang membuatku terus khawatir. "Mom, kau bilang tidak akan meninggalkanku sendiri. Seharusnya mom bawa aku juga, jika tidak aku yang akan menyusul mom."


Mendengar kalimat itu membuatku extra dalam mengawasi Ashley. Apapun yang dia lakukan, di manapun dan kapanpun aku menyuruh anak buahku untuk memberitahukannya padaku. Termasuk apa yang dia makan. Aku juga menghalau semua awak media yang berusaha mencari infomasi dan berusaha untuk bertemu Ashley.


Sementara itu aku mengurus masalah akuisisi Mooreau Group menjadi atas nama Ashley. Abigail sudah kubebaskan dan dia sedang berada dalam pemeriksaan polisi. Ya, aku memberi tahu semua keburukannya pada polisi, termasuk saat menjebak Ashley. Tentu saja aku ikut terseret dalam penyidikan polisi soal kasus penculikan saat itu, untungnya polisi yang bertugas adalah temanku jadi aku hanya perlu membayarnya dengan mahal dan aku terbebas. Sementara Abigail, dia tidak bisa melakukan apapun karena tidak memiliki kuasa apapun termasuk ayahnya yang sudah dipenjara.


Ashley benar-benar selalu sendirian saat ini. Zana sibuk mengurus butik Ashkey yang sudah hampir bangkrut sedangkan Michael sibuk bekerja karena harus membiayai pemakaman ibu Ashley saat itu juga membiayai biayan perawatan Maria. Aku pernah membantu membiayai biaya pemakaman ibu Ashley dan langsung dihadiahi pukulan oleh pria itu dan mengembalikan semua uangku.


Aku masih tidak menamoakkan wajahku di hadapan Ashley karena Michael menyuruhku untuk jaga jarak dengannya. Ya, akhirnya Michael mengizinkanku untuk melihat Ashley walaupun hanya dari jauh. Tapi itu sudah sangat cukup bagiku.



Flashback

BRAAKK! Aku menengok ke arah pintu ruanganku yang dibuka kasar oleh seorang pria.

"Ini. Ambil uangmu kembali! Kami tidak utuh uang darimu!"

"Aku tulus memberikannya. Tidak erlu kau kembalikan."

"Kami tidak butuh ketulusan palsumu itu! Ingat, ini semua bermula karena kau!"

"Aku tahu. Itulah kenapa aku memberikan uang itu."

"Simpan saja uangmu! Aku masih bisa membiayai kebutuhan kami!"

"Baik. Tapi setidaknya tolong biarkan aku melihat Ashley. Kau dan Zana semua sibuk bekerja mencari uang, Ashley hanya sendiri. Biarkan aku menjaganya walaupun hanya sekedar mengawasinya dari jauh."

"Oke. Tapi hanya dari jauh. Aku tidak mau Ashley semakin parah keadaannya, emosinya saat ini sedang tidak stabil. Jika aku melihatmu menemuinya aku akan langsung membunuhmu saat itu juga."

Flashback off


Setelah puas memandangi Ashley aku segera pergi ke kantorku. A, kantorku yang malang. Aku sudah tidak mengurusnya beberapa minggu ini. Semua pekerjaan kulimpahkan pada sekertarisku Anthony. Ingatkan aku untuk memberikannya gaji yang sangat besar nanti.


"Sir, Mrs. Zana sudah menunggu Anda di ruangan Anda." Aku mengangguk sebagai balasan.


Akupun melangkahkan kakiku menuju ruanganku yang ada di lantai paling atas gedung ini. Aku mengundang Zana untuk membahas sesuatu, karena jika Michael tahu mungkin dia akan menolaknya mentah-mentah. Sesampainya di ruanganku, aku melihat Zana sudah duduk di kursi bersama Anthony. Akupun mengambil duduk di depan Zana sehingga kami berhadapan.


"Anthony sudah menjelaskannya, dan anda pasti sudah tahu apa jawaban saya Tuan Sean."

"Aku tahu. Karena itulah aku berada di sini."

"Bisakah anda tidak melakukan ini?"

"Melakukan apa?"

"Yeah, melakukan semuanya. Termasuk membantu kami. Saya dan Mike masih memiliki uang untuk membiayai kebutuhan kami."

"Ucapanmu dan pria itu sama. Beberapa hari yang lalu dia juga mengatakan itu padaku."

"Hm. Karena sudah tidak ada yang perlu dibahas saya akan pergi."

"Bisakah kau menerimanya saja? Toh kerja sama ini tidak merugikan kalian. Butik itu sudah hampir bangkrut bahkan pembangunannya saja terhambat karena kalian kekurangan biaya. Gaji Michael juga hanya bisa membiayai kehidupan sehari-hari kalian, membiayai pengobatan Maria dan bayaran lainnya. Aku bersumpah tidak ada jebakan dalam kerja sama ini. Kau lihat sendiri ada surat perjanjiannya, aku bahkan mempertaruhkan anak perusahaanku sebagai jaminan jika terjadi sesuatu yang merugikan kalian."

Zana terdiam sejenak dan menarik napas dalam-dalam. "Semua mudah bukan bagimu? Kau memiliki segalanya, kekuasaan, uang dan lainnya sampai dengan mudahnya membeli kehidupan kami. Sadarkah kau yang menyebabkan ini semua terjadi? Andai Ashley tidak bertemu denganmu, semua akan baik-baik saja. Ashley tidak akan seperti itu, butik kami akan berjalan seperti biasa, Maria tidak akan kecelakaan dan mom tidak akan meninggal, dan lainnya."

"Aku tahu itu dan aku sadar. Untuk itulah aku melakukan semua ini. Hanya ini yang bisa kulakukan, dan bukan aku yang menyebabkan kecelakaan itu, aku bahkan menangkap pengendara mabuk itu dan menghentikan awak media untuk meliput berita itu."

"Kau memang bukan penyebab langsung, tapi secara tidak langsung kaulah penyebabnya. Jika saja kau tidak menabrak Ashley, Ashley tidak akan di rumah sakit. Dengan begitu Maria dan mom tidak akan menjemputnya. Bahkan jika diungkit kembali, semua kejadian buruk ini berawal dari pertemuanmu dengan Ashley!"

"Maka dari itu biarkan aku bertanggung jawab."

"Terima kasih atas simpatinya. Tapi kami tidak butuh. Aku permisi." Zana melangkah ke arah pintu dan sudah membuka pintu itu sampai akhirnya ucapanku membuatnya berhenti.

"Mrs. Angelo, ibu Ashley memintaku untuk menjaganya." Zana berbalik.

"Apa maksudmu?"

"Aku pernah bertemu dengannya saat aku mengunjungi Ashley di rumah sakit. Mrs. Angelo banyak bercerita padaku dan memintaku untuk menjaga Ashley. Jadi setidaknya biarkan aku menjalankan amanatnya padaku. Aku tidak berbohong, aku berani bersumpah atas hidupku."

FREESIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang