Perlawanan

520 60 14
                                    

Happy reading ❤

~●●●~

"Maaf aku tidak bisa menjemputmu nanti, tapi aku akan menjemputmu saat kau pulang kerja, gwenchana?"

"Ehm..ah.. nee.. gwenchana." Sedikit tergagap Baekhyun menjawab. Ia kembali teringat dengan pekerjaannya sekarang. Apa yang harus ia katakan pada bosnya nanti?

"Ehm... sebaiknya aku masuk dulu."

"Eoh, belajar yang rajin sayang." Chanyeol mengecup dahi Baekhyun sekilas sebelum gadis itu keluar dari mobil audi nya.

Baekhyun berdiri didepan gerbang. Sorot matanya kembali berubah jengah. Orang-orang disini sepertinya tak pernah bosan membuatnya sebagai pusat perhatian. Tapi tentu dulu dan sekarang berbeda. Dulu ia dipandang sebagai gadis miskin hina yang tak pantas berada di lingkungan mereka, kini ia dipandang sebagai jalang beruntung yang berhasil menipu Park Chanyeol. Yaahh.. sudah kukatakan sebelumnya jika Baekhyun sudah terbiasa bukan? Ia tak sedikitpun peduli akan hal itu.

"Katakan padaku jika ada yang mengganggumu sayang, aku pergi." Chanyeol sedikit berteriak dengan menurunkan sedikit jendela mobilnya. Tentu saja hal itu membuat pipi Baekhyun merona. Ia dipanggil sayang didepan umum. Bibir tipisnya melengkung indah. Benar kata Luhan, semesta tak sekejam itu membiarkannya sendirian. Meskipun satu sekolah ini membencinya atau bahkan seluruh dunia sekalipun, selama pria itu masih berada disisinya itu sudah lebih dari cukup.

"Sepertinya kau terlalu bodoh untuk memahami kata-kataku eoh?"

Langkah Baekhyun terhenti saat suara Rose menginterupsinya. Wanita ini benar-benar tak pernah menyerah membuatnya emosi.

"Kau hanya akan menularkan kesialanmu padanya. Kau tak kasihan padanya orang-orang memandangnya remeh ketika bersama gadis murahan sepertimu?"

Baekhyun menghembuskan nafasnya kasar. Ia selalu diam selama ini. Tak melawan ataupun menerima. Ia hanya tak merespon seperti kebanyakan orang. Ntah marah, menangis, mengumpat, atau membalas. Baekhyun hanya diam dan menatap dalam manik lawannya sebelum pergi dengan smirk di wajahnya. Namun kali ini sepertinya berbeda. Ia sudah mengambil keputusan egois dalam hidupnya. Keputusan yang sedikit mewarnai hidupnya. Keputusan yang menyelamatkan jiwa kerdilnya.

Tak seorangpun bisa melawan keputusan yang sudah ia pikirkan dengan segenap jiwa. Tak seorangpun bisa mempengaruhinya untuk mengubah keputusannya. Tak seorangpun boleh mengambil Chanyeolnya. Terutama gadis ini. Jika perang yang diinginkan gadis sombong ini, maka Baekhyun akan meladeninya.

"Kau sepertinya sangat menyukaiku Chaeyoung-ssi. Aku tak tau kau menunggu disini untuk menyambutku!" Baekhyun melipat kedua tangannya didepan dadanya.

"Wah wah wah.. lihat siapa yang bicara sekarang? Kau dulu hanya bisa melengos tapi sekarang kau sudah berani menjawab eoh?" Rose maju selangkah dengan melipat tangannya juga. Mereka berdua saling berhadapan sekarang.

"Sepertinya dia mulai berani karena ada Park Chanyeol dibelakanganya!" Lisa, salah satu antek Rose ikut menyerang.

"Cih, jalang murahan sepertinya tak akan bisa setara dengannya. Bahkan sandal Park Chanyeol jauh lebih berharga daripada dirinya!" Jennie, si mulut pedas mulai menyerang juga. Membuat Rose dan antek-antek lainnya tertawa terbahak.

Beberapa siswa mulai mendekat. Sepertinya tertarik dengan perseteruan itu. Melihat gadis miskin di bully tentu sangat menyenangkan bukan?

Baekhyun tak bergeming. Sudah ia bilang bukan bahwa meskipun seluruh dunia membencinya selama ada pria itu ia tidak akan apa-apa.

"Sayangnya diriku yang tak setara dengan alas kaki ini yang dipilih olehnya. Ottokaji?" Baekhyun membuat mimik wajah sedih, kemudian menyeringai.

"Kalian orang yang katanya punya kuasa, yang katanya sangat rupawan, yang katanya memiliki segalanya. Namun mengapa Park Chanyeol tak sedetikpun melirik kalian? Apa kalian ingat bagaimana ia memandang kalian saat kesini dulu? JI-JI-K!" Baekhyun memberi penekanan pada kata terakhirnya.

PROMISE. (CHANBAEK GS) 'END'Where stories live. Discover now