Kenangan tentang kiamat dunia saat terjadi gerhana matahari total dan monster-monster yang merenggut banyak orang yang dia hargai ketika dia baru mulai menerima mereka.

Kenangan saat dia bertemu orang-orang baru, Lee Soo Hyuk, Choi Jung Soo, yang menjadi keluarganya. Hingga berakhir dengan kematian keduanya karena monster tanpa level yang dia prediksi.

Kenangan saat dia kehilangan segalanya. Kenangan saat dia menjadi satu-satunya yang tersisa(lagi).

Setelah itu, Rok Soo memutuskan.
Dia merenggut haknya untuk tertawa, menangis, atau marah.

Begitu tak adil untuk merasa sedih pada satu kenangan saat kenangan sedih tak terhitung dalam recordnya, dia hanya berpaling.

Begitu tak adil untuk merasa bahagia pada satu kenangan ketika dia mengabaikan banyak kenangan bahagia lainnya.

Rok Soo merasa sedikit puas saat dia mendengar orang lain memanggilnya 'baj*ngan tak berperasaan', sebagai bukti dia berhasil menyimpan semua rapat-rapat.

Seseorang yang berkali-kali kehilangan keluarganya, kehilangan orang-orang yang dia hargai. Itulah Kim Rok Soo.

Rok Soo tidak bisa menahan diri untuk tidak tenggelam pada semua record yang merekam semuanya. Dia bertanya-tanya, mungkinkah ... mungkinkah dia bisa bahagia tanpa ketakutan akan ditinggalkan sendirian?

Ketika kenangan buruk lebih banyak dan kuat dari kenangan baik.

Rok Soo tetaplah manusia. Itu tidak seperti dia bisa menelan semuanya. Itu tidak seperti dia bisa menerima semuanya dengan wajah tak berekspresi saat sebenarnya dia tercabik-cabik di dalam.

Terlalu sering. Terlalu lama. Terlalu banyak.

Hingga dia kesulitan untuk memahami perasaannya sendiri. Hingga dia kesulitan untuk memahami alasan orang-orang bereaksi padanya. Entah itu bentuk reaksi positif atau negatif, Rok Soo tak mengerti.

Tidak, mungkin dia mengerti. Namun apa gunanya?

Dia hanya sampah.

Ketika dia menyadari bagaimana orang-orang mati di sekitarnya, bagaimana dia menipu dan menggunakan lidah fasihnya untuk menjatuhkan semua guild korup, saat dia menjadi gila kerja hingga orang-orang frustasi padanya.

Kenyataan bahwa dia menyeret semua orang yang dia temui dalam masalah membuatnya berpikir apakah dia harus mengurung diri sehingga masalah itu tak terjadi? Mungkin jika dia menjadi pemalas, orang-orang di sekitarnya tidak akan terlalu terlibat dalam masalah.

Sebagai Cale Henituse, dia tetap memiliki tujuan menjadi pemalas. Pemalas yang kaya raya.
Dimana dia tak harus khawatir tentang ditinggalkan dan kekurangan makanan. Saat dia tak harus gila kerja sampai tak memiliki waktu istirahat normal.

Cale masih bertanya-tanya apakah itu mungkin, karena pada titik ini bahkan pembacapun masih meragukannya.

Dia sendiri tidak yakin apakah itu bisa disebut pemalas—hidup damai bahagia dengan orang-orang yang dia hargai—dia hanya merasa mungkin, dengan begitu dia bisa berhenti menyeret mereka dalam masalah yang tak terhitung.

Bahkan jika kebanyakan kenangan berisi tentang bagaimana dia terus batuk darah, gemetar, pingsan, hingga dia merasa tubuhnya keren karena tidak kekurangan darah. Dia tidak bisa membantah jika itu masih lebih baik daripada kehilangan lagi.

Ketika hati nuraninya digerogoti dengan kenyataan bahwa, tidak peduli bagaimana dia menerima dirinya sebagai Cale Henituse, dia bukanlah Cale. Ketakutan itu tetap ada, saat dia membayangkan bagaimana reaksi keluarganya, ayah, ibu, adik-adiknya ketika mereka tahu dia bukanlah Cale yang sebenarnya. Bagaimana reaksi Ron saat dia mengetahui bahwa seseorang yang telah orang tua itu jaga selama ini bukanlah orang yang sama.

Dia memang mengatakan untuk menerima semuanya tetapi, itu tak bisa menjadi alasan pembenaran tentang dia telah menipu mereka.

Penyesalan. Kegagalan. Kesedihan.

Dia mengingat setiap kenangan dan perasaan yang dia rasakan untuk kenangan itu terlalu baik. Karena tidak mungkin untuk menguburnya. Karena tidak mungkin untuk melupakannya.

Seseorang yang tak bisa melupakan.
Seseorang yang berjalan di tali tipis ambang ketidakwarasan karena menanggung semuanya tanpa terkecuali.

Kehidupan Kim Rok Soo/Cale Henituse.

Dia terus berusaha untuk tetap berpegang pada kenangan bahagianya agar tetap waras.

Dia mengakui, bahwa kenangan bahagianya sebagai Cale lebih banyak daripada Rok Soo, lucu sekali dia memiliki banyak kenangan bahagia saat dia tak bisa menggunakan namanya, saat dia harus menipu semuanya, saat dia masih berulangkali menyeret mereka yang dia hargai dalam masalah.

Tetapi tak mengapa. Biarlah dia untuk bertindak egois karena dia tak ingin kehilangan lagi. Bahkan jika dia harus menjadi sampah karena menipu orang tua dengan berpura-pura menjadi anaknya, itu tak mengapa, jika itu berarti dia bisa menyelamatkan mereka.

Cale terus mengingatkan bahwa dia juga memiliki kenangan bahagia saat dirinya hampir tenggelam dalam kenangan buruknya, dia terus mengingat semua kenangan bahagia itu agar dia bisa menenangkan diri dan berpikir untuk rencana selanjutnya.

Kenangan saat Raon yang begitu bahagia setelah Cale memberi nama. Saat On dan Hong memakan makanan kesukaannya.

Kenangan saat anak-anak itu bersorak gembira ketika dia memberi mereka uang saku, dan dengan teliti menghitung setiap koin yang dia masukan sambil memasang wajah seserius mungkin.

Kenangan saat orang-orang memanggil namanya ketika dia kembali dari medan pertempuran.
Sekalipun mereka sering memarahinya, Cale bahagia. Bagaimana ekspresi khawatir mereka setiap kali dia terluka.

Karena memiliki orang yang mengkhawatirkanmu adalah sebuah kemewahan.

Itu sudah cukup.

Bahkan jika dia harus menanggung tanggungjawab sebagai komandan. Tanggung jawab yang melibatkan nyawa banyak orang di bawah komandonya, sekalipun itu merepotkan, jika itu berarti dia masih bisa bertemu dan bersama orang-orang yang dia hargai, dia akan melakukannya.

Sehingga dia bisa 'hidup'.

Sehingga dia tetap memiliki alasan mengapa dia harus hidup.

—<<<~~o~~>>>—
______________________________________________
______________________________________________

This unlucky bast*rd ....

*ahem

Sekalipun pembaca bahkan author asli novelnya sendiri nggak yakin kalau Cale bisa jadi pemalas, mari tetap dukung mimpinya:")

Vote & komen ya!

See you~

Myself || Cale Henituse (TCF)Where stories live. Discover now