"Maksud Lo apa?" Baron membenarkan posisi duduknya.

"Ya, beda gitu. Biasanya gue liat Lo itu tuakng nyebelin,konyol,heboh, Suka bikin rusuh. Beberapa hari ini semejak kejadian Zaki, gue liat sisi lain dari Lo bar" jelas Ellen mengeluarkan unek-uneknya.

Baron Tersenyum simpul, "karena baru kali ini gue takut kehilangan seseorang yang benar-benar gak ada hubungan darah sama gue" jawab Baron menatap Ellen, "dan itu Zaki" imbuhnya.

"Posisi Lo sama kaya gue" imbuh Ellen, "gue juga baru kali ini takut dan sekhawatir ini sama Dea, orang yang sama sekali gak ada hubungan apapun sama gue selain sahabat" jelas Ellen.

"Gue harap mereka bisa kembali kaya dulu" tambah Baron yang diangguki Ellen.

"Gue mikir beberapa hari ini, cinta mereka itu sejati banget, seneng bareng bahkan berjuang bareng kaya gini"

"Gue juga mikir gitu, mereka itu definisi pasangan yang selalu bersama baik duka ataupun suka" tambah Baron.

"Salut sama ketulusan mereka, gue" imbuh Ellen membenarkan.

🌻

Malamnya semua para inti armada berkumpul dirumah sakit, mereka sengaja melihat Zaki secara bersamaan, Vano dan Fahmi berada didalam mendapat giliran untuk menjenguk Zaki, sedangkan Reno dan Baron berada diluar.

"Gimana keadaan Zaki bar?" Tanya Reno, ia baru sekarang sempat pergi kerumah sakit setelah tranfusi darah tiga hari yang lalu. Reno benar-benar disibukkan oleh pekerjaan kantor, jika biasanya semua di handle oleh Zaki, kali ini Reno dan Edward dibuat kewalahan sendiri.

"Cukup baik, tinggal nunggu Zaki sadar" saut Baron. Reno menganggukkan kepalanya, "Lo sendiri gimana soal kantor?"

"Sedikit kacau, gue sama Edward kewalahan, tapi Alhamdulillah udah stabil Sekarang" jawab Reno.

"Syukurlah"

Didalam, Vano dan Fahmi duduk disisi kana kiri samping Zaki, keduanya menatap sendu kearah laki-laki yang menjabat sebagai ketua geng motor itu.

"Kapan bangun Lo" ucap Vano seakan tak terima, setiap datang Vano selalu melihat mata itu masih saja setia terpejam, "bosen gue zak, setiap gue kesini Lo merem Mulu" imbuhnya.

"Gak cape tidur terus" kini Fahmi bersuara.

"Kita kangen bareng Lo lagi" Mata Vano tak sengaja melihat pergerakan tangan Zaki disampingnya.

"Mi, tangan zaki gerak mi" antara senang juga panik, Vano heboh didalam sana. Fahmi beranjak dari duduknya, mencoba melihat, dan benar saja tangan Zaki Bergerak secara perlahan.

Fahmi dan Vano melihat wajah Zaki, mata itu bergerak seperti ingin terbuka, "Zaki sadar" ucap Vano tersenyum dengan wajah bahagianya.

Tak lama kemudian Zaki membuka matanya secara perlahan, setelah sempurna Zaki memandang lurus kedepan mengumpulkan kesadarannya, Fahmi dan Vano pun tersenyum haru melihatnya.

"Zak..." Lirih Fahmi mencoba menyadarkan Zaki.

Zaki menoleh perlahan kearah Fahmi, "gu-gue dimana?"

"Lo dirumah sakit, gimana keadaan Lo?" Zaki terdiam tak menyahuti, tatapannya kembali lurus kedepan.

"Dea.." lirih Zaki pelan, membuat Fahmi dan Vano menegang ditempat dengan saling menatap.

"Dimana Dea?" Tanya Zaki melihat kearah Fahmi dan Vano secara bergantian.

"De-dea baik-baik aja kok, mending Lo jangan mikir apapun dulu, Lo baru--"

ZAKI ARMADA ( SUDAH TERBIT  )Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu