kebetulan

34.1K 6.2K 357
                                    

Zaki dan Reno hari ini sedang menuju pemakaman elang, keduanya ingin berziarah. Sesampainya ditempat Zaki dan Reno sama-sama menenteng Bunga. Setelah hampir dekat dengan makam elang keduanya berhenti saat melihat seseorang tepat dimakan elang.

"Fahmi" gumam Reno terkejut. Zaki menoleh kearah Reno dengan tatapan penuh pertanyaan.

"Kenapa Fahmi disini?" Tanya Zaki pada Reno, namun cowok itu hanya menjawab dengan mengangkat bahunya. Akhirnya Reno juga Zaki mendekat.

"Fahmi..." Panggil Zaki membuat cowok itu menolehkan kepalanya, setelah sempurna Fahmi sedikit terkejut dengan kedatangan Zaki juga Reno.

"Ka-kalian" Fahmi beranjak berdiri. "Kok gak bilang kalo mau kesini, tadi kan bisa barengan" sambungnya.

"Gue gak tahu" saut Zaki menjongkokkan dirinya disebelah makam elang yang diikuti Reno.

"Gue kesini liat elang, diterakhirnya kemarin gue gak bisa Dateng " ucap Fahmi lagi turut berjongkok disebelah makam elang. Reno dan Zaki tidak menyahuti.

"Lang.. maafin gue" batin Zaki mengelus batu nisan elang, "maaf, gue terlambat Buat minta maaf sama Lo, andai gue langsung baca surat dari Lo waktu itu, pasti harapan terakhir Lo buat kita sama-sama pasti akan terwujud" batinnya lagi.

"Lang.. gue bakal jaga Ellen sesuai permintaan Lo" batin Reno menatap nanar gundukan tanah itu.

Fahmi menatap ketua Serta wakil ketuanya yang hanya diam memandangi makam elang, Fahmi menggaruk tengkuknya yang tak gatal, ia merasa seperti angin saja Disana.

"Gue balik duluan ya" pamit Fahmi.

"Gak ngampus" tanya Reno beralih menatap Fahmi.

"Iya, maksudnya gue balik kekampus duluan"

"Gak bareng kita aja?" Tawar Reno.

"Trus motor gue mau dikemana-in?, Kasih maling" saut Fahmi dengan candaan, "ya udah ya gue balik duluan" pamitnya lagi lalu pergi dari sana.

Kepergian Fahmi tak luput dari pandangan Reno juga Zaki, keduanya sibuk dengan pikirannya masing-masing. Keduanya berharap, apa yang mereka fikirkan bukanlah sebuah kebenaran.

"Ya udah yuk cabut" ajak Zaki

🌻

"El, balikin gak? Kurang ajar Lo ya" teriak Baron dengan kesal, keduanya saling berlarian dikelas, Ellen mengambil ponsel milik Baron sehingga membuat cowok itu kesal Sendiri.

"Bilangnya gak mau pacaran, tapi liatnya beginian" ucap Ellen sambil melihat isi ponsel Baron yang penuh dengan foto para gebetannya.

"Munafik mah dia, kedok doang" ledek Vano dengan tertawa puas.

"Anj-  Lo Van" umpat Baron menatap sengit Vano, "sini-in gak?" Teriak Baron lagi pada ellen, namun perempuan itu malah meledek Baron dengan menjulurkan lidahnya.

"Bangsat Lo El, sialan" kesal Baron naik pitam, ia gelisah semua Yang ada diponselnya terbongkar, bisa mati diledek dirinya.

"Ambil aja kalo bisa" ledek Ellen berlari keluar kelas, Dea dan Vano yang melihat keduanya seperti anak kecil hanya bisa menggelengkan kepalanya.

Baron mengejar Ellen keluar kelas, ia harus bisaa ambil ponsel itu sebelum semuanya diliat oleh perempuan itu, bukan masalah foto cewek lain, masalahnya disana ada foto Ellen juga. Jika ketahuan bisa-bisa perempuan itu mengamuk pada dirinya.

"Ambil wlee" Ellen terus meledek Baron dengan sesekali membalikkan badannya dengan berlari.

"Sial, mampus kalo ketahuan" umpat Baron berusaha mengejar Ellen yang seperti mengejar impian.

ZAKI ARMADA ( SUDAH TERBIT  )Kde žijí příběhy. Začni objevovat