Jungkook mendongak, mengamati langit yang tiba-tiba mendung karena awan-awan besar berjajar menutupinya. Burung-burung berterbangan riuh dan capung berputar-putar yang menandakan sebentar lagi akan turun hujan.

Sebelum hubungannya dengan Taehyung semakin dalam, Jungkook memutuskan untuk mencoba berhenti.

Berhenti berharap, berhenti mendekati alpha itu, dan berhenti mendamba sentuhannya yang memabukkan.

Pertanyaannya, apakah ia bisa?








. . .












Jungkook menatap pintu kamar Taehyung ragu, seorang maid yang tidak ia kenal berkata bahwa Taehyung memberi perintah agar Jungkook mendatangi kamarnya di lantai dua.  Ia menggigit bibir, menimbang-nimbang untuk menemui alpha itu atau tidak. Tepat saat tangannya terangkat untuk mengetuk pintu tertutup itu, mendadak pintu tersebut terbuka dan Taehyung berdiri di tengah ambang pintu. Cahaya kamar terpancar dari belakangnya, membuat lelaki itu tampak begitu misterius, namun tetap tampan.

Alpha itu tersenyum, benar-benar tersenyum. Senyum lembut yang menenangkan. Jungkook terkesiap, sejenak memuji betapa elok paras matenya sebelum berlari kecil untuk menghambur ke dalam pelukan Taehyung.

Persetan dengan apa yang terjadi setelahnya, Jungkook sudah terpikat oleh takdir yang membawanya agar ia menyerahkan diri, hati, serta sepanjang usianya pada Taehyung. Meskipun tadi pagi ia sempat dilanda kemunafikan dengan berkata akan menjauhi pria itu, namun hanya dengan mencium feromonnya alphanya, ia langsung berganti tekad untuk memilih mate nya. Memilih Kim Taehyung. Dan ia akan mengabdikan seluruh sisa hidupnya pada pria itu.

Taehyung memeluknya erat, telapak tangannya yang besar mengusap punggung Jungkook lembut, dengan perlahan. Wajah sang omega terbenam di lehernya, dan Taehyung mengernyit saat permukaan kulitnya basah dan hangat.

Jeon Jungkook sedang menangis.

Taehyung mengangkatnya, kedua kaki omega itu diarahkan untuk melilit pinggangnya sementara kedua tangan Jungkook yang responsif langsung mengalung di leher pria itu. Lengan Taehyung berada di bawah pantatnya, menahan bobot tubuh Jungkook yang ternyata lumayan berat itu agar tidak merosot dari gendonganya.

"Kenapa menangis??"

Jungkook menarik kepalanya agar bisa menatap mata laki-laki itu. Mata Taehyung yang tajam seperti elang dan hitam pekat mengalahkan kegelapan balik menatapnya. "A-aku tidak bermaksud menangis tapi aku hanya lelah karena terlalu banyak berpikir hari ini," ujarnya sambil sesekali menyengguk.

Sambil berjalan menuju ranjang, Taehyung menciumi pipi gembil Jungkook yang basah kuyup. Hidung omega itu memerah dan bibirnya mencebik lucu. Terlalu gemas. Taehyung ingin mengawini omega itu setiap hari rasanya.

"Di antara banyak pikiranmu itu, apakah salah satunya ada yang tentangku?"

Taehyung mendudukkan dirinya di pinggir ranjang dan menempatkan omega itu di pangkuannya. Sambil menyandarkan kepala di bahu Taehyung, Jungkook menatap wajah pria itu dari samping dan merona saat pria itu menoleh dan memandanginya balik.

"Hei, kegiatan mengagumi ketampananku nanti saja. Jawab dulu pertanyaanku." Ucap alpha itu sembari menghilangkan bekas air mata di wajah Jungkook dengan telapak tangannya.

"Pertanyaan yang mana?"

"Yang barusan. Perlu kutanyai ulang?"

Jungkook mengangguk, "ya."

"Cantik, di antara banyak pikiranmu itu, apakah salah satunya ada yang tentangku?"

"Tidak."

Taehyung mengerjap, "Kupikir kita memikirkan hal yang sama. Seharian ini aku memikirkanmu terus. Tak tau kenapa tapi kau tak mau hilang di pikiranku. Sepertinya aku terkena karma. Dulu memang aku sangat-sangat tidak menginginkanmu, tapi mengetahui para musuhku menargetkanmu, dan alpha dalam diriku yang sangat-sangat mendambamu, aku jadi berubah pikiran—"

"Sebentar—kau punya musuh? Apakah musuhmu sama dengan musuh Tuan Namjoon?"

Taehyung menggeleng, ketegangan dan ketakutan terbesit di mata elangnya. "Sebelum itu, apa kau percaya dengan vampir dan beberapa makhluk yang dianggap mitos di dalam buku-buku sejarah kaum kita??"

"Ya," kata Jungkook pelan, mengakui kehadiran makhluk-makluk itu di dunia ini. Dia percaya mitos, tahayul, atau apapun itu yang hanya dianggap legenda belaka. Meski tak pernah menjumpainya secara langsung, Jungkook tahu bahwa makhluk itu ada tapi entah ada di belahan bumi sebelah mana.

"Jika aku berkata bahwa aku bisa melihat mereka dan membunuh mereka dengan kedua tanganku sendiri, apa kau percaya?"








. . .








to be continued.

Distract (KTH + JJK)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang