Bagian 15

15.6K 3K 9.9K
                                    

Wahhh hahahahahaha wahhh ahhahahaa... Ini baru permulaan kok aku udah nangis ya ngetiknya.

Jangan lupa dengerin lagu yang ngena bgt yaaa. Happy Reading!





___________






Suasana daerah rumah Hazen sangat ramai. Petugas pemadam kebakaran juga sudah selesai melakukan tugas mereka. Namun, sepertinya mereka tadi lambat menangani hal ini hingga seluruh rumah Hazen habis terbakar dan tak tersisa sedikit pun.

Selesai memarkirkan mobilnya, Alan berlari mendekati kerumunan orang yang masih sibuk menonton di sana.

Kaki Alan berhenti tepat tak jauh dari rumah yang telah tinggal puing-puingnya itu. Alan tak percaya dengan semuanya.

Lenyap, sudah lenyap. Benar-benar tak ada yang tersisa.

Dengan cepat, mata Alan melirik ke berbagai arah.

Di mana Hazen dan Ibunya?

Alan segera mendekati seseorang dan bertanya, "Permisi, Pak. Di mana Hazen dan Ibunya?"

"Kamu siapanya?"

"Saya teman kantor Hazen."

"Tolong kamu lihat dia di rumah sakit Permata, tak tak jauh dari sini, Hazen membawa Ibunya ke sana..." jawab Bapak-Bapak itu.

"Kenapa dengan Ibunya?"

"Sepertinya, Dewi mengalami luka bakar yang cukup serius."

Alan menahan kaget. Dengan cepat ia berbalik menuju ke mobilnya, bergegas ke rumah sakit.








***





Kini mobil Alan berhenti tepat di depan rumah sakit Permata. Namun, baru saja ia ingin memarkirkan mobilnya. Ia melihat Hazen keluar dari rumah sakit dengan tergesa sambil menangis.

Baru Alan akan turun dari mobil, Hazen memasuki taksi dan pergi. Buru-buru Alan menutup lagi pintu mobilnya dan bergegas mengikuti taksi tersebut.

Entah menuju ke mana, yang pasti taksi di depan Alan tampak sangat melaju. Entah apa yang terjadi.

Setelah cukup lama mengikuti taksi di depannya, taksi itu melambat perlahan dan berhenti. Alan pun ikut berhenti tak jauh dari mobil di depannya itu.

Cukup lama Alan memantaunya dari dalam mobil. Tak lama, Hazen keluar dari taksi.

Setelah taksi itu pergi, Hazen berlari menuju ke arah...laut?

Dengan cepat, Alan segera keluar dari mobilnya. Mengejar gadis itu secara diam-diam.

"Hei, anak muda!"

Alan berbalik, merasa ada yang memanggil dirinya. Benar, ternyata seorang pria yang sedang membawa banyak barang di motornya.

"Mobilmu menghalang jalanku, pindahkan!" teriak lagi pria itu tak bersahabat.

Alan mendekati mobilnya.

Benar saja, ia menutupi jalan tepat di depan rumah seseorang. Buru-buru ia masuk ke dalam mobil dan segera memundurkan sedikit mobilnya.

Setelah pria tadi sudah masuk ke pekarangan rumahnya, Alan kembali keluar dari mobil dan berlari menuju di mana Hazen berada.

Namun, jejaknya Hilang.

Jejak perempuan itu sudah hilang.

Alan kembali berlari menuju ke tepi laut. Tak ada seorang pun di sekitar sini. Sangat sepi dan sepertinya akan turun hujan.

NALLAN 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang