Bagian 14

13.1K 2.9K 2.8K
                                    

Sudah vote?☺️ Ayo, tombol bintangnya di klik yaa🙏










____HAPPY_READING____








Baru saja Alan akan kembali menjelaskan berbagai teknik marketing kepada para teman meetingnya, ucapannya lagi-lagi terhenti oleh seseorang yang kini sedang mengetuk pintu.

Semua orang yang ada di ruangan kembali menatap ke ambang pintu dengan sedikit kesal.

Alan pun juga merasakan kesal saat melihat siapa yang berdiri di sana.

"Ada perlu apa?" tanya Alan to the point dari mejanya tanpa enggan mendekati perempuan itu.

Hazen menunduk, menahan malu melihat betapa ramainya di sini. Mereka tampak seperti orang-orang dari kalangan atas.

Karena Hazen tak kunjung menjawab, Ardi melihat ke arah Alan dan menggerakan dagunya, memberi isyarat pada Alan untuk mengusir perempuan itu.

Dengan helaan napas kesal Alan, ia kembaki mendekati pintu dan langsung menarik tangan Hazen keluar dari ruangan.

"Ngapain kamu di sini? Saya lagi meeting sama mereka. Kamu tahu kan jadwal penting ini baru akan ada hari ini itu semua gara-gara kamu!" gertak Alan kesal.

"M-maaf, tapi Ibu Hasnah yang menyuruh saya membawa ini ke ruangan Bapak..." jawab Hazen yang masih menunduk.

Alan melirik ke nampan yang di bawa Hazen, "Saya gak minum teh. Dan orang penting di dalam sana sudah saya pesankan minuman Italia langsung dari orangnya!"

Seketika Hazen melirik ke arah Alan penuh kesal.

"M-maaf." ucap Alan tiba-tiba.

"Jadi ini kerjaan saya setiap hari? Mengantarkan makanan dan minuman ke kalian?" tanya Hazen sambil berkaca-kaca.

"Saya akan menjelaskan hal ini pada Hasnah, nanti."

Setelah itu, keduanya terdiam satu sama lain. Seolah mereka berdua merasa canggung.

"Malam nanti, kamu lembur. Bantu saya di ruangan."

Hazen menatap Alan dengan wajah berbinar. Ia bersyukur, akhirnya ada tugas yang memang benar-benar di berikan langsung oleh CEO di perusahaan ini.

Lalu ia menatap nampan yang ia bawa dengan wajah kesal.

"Nanti saya akan sampaikan hal ini kepada Hasnah. Kembalilah ke lantai bawah." perintah Alan.

Kemudian Alan langsung masuk kembali ke dalam ruangan, meninggalkan Hazen sendiri.

Dengan senang hati, Hazen pun menahan senyumnya dan segera kembali ke lantai bawah.






***








Sesampainya di rumah, Nalla berhenti melangkah di ambang pintu saat melihat Misha sedang menggendong Aryad yang tak berhenti menangis memanggil Mamanya. Sepertinya mereka baru tiba di rumah.

"Bunda?"

"Kamu dari mana?"

"A-aku, aku tadi..."

NALLAN 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang