8

157 10 0
                                    

Atas saran dari beberapa pembaca sebelumnya, untuk membedakan tokoh bibi dan abi author bedakan dengan panggilan Abi saya bikin italic yah...

Beberapa menit kemudian Gracia bangun dari tidurnya namun rasa pusing di kepalanya masih terasa yang membuat dia sedikit mual, dan untung saja di kamar itu menjadi satu dengan kamar mandi jadi Gracia langsung menuju ke kamar mandi.

Dan pada saat dia sudah di kamar mandi, dia sulit sekali memuntahkan isi perutnya entah mengapa namun karena sudah kadung di kamar mandi dia memutuskan untuk duduk di kloset duduk disana dan menunggu mual datang kembali.

Namun setelah beberapa lama dia menunggu tidak kunjung datang, akhirnya dia keluar dari kamar mandi, dia berniat keluar dari kamar. Pada saat dia mencoba membuka pintu kamar itu ternyata dia dikunci di kamar itu entah alasan apa yang membuat dia terkunci disana.

Dia mencoba mencari handphonenya namun dia tidak menemukan tasnya di kamar itu, dan dia mengetuk pintu kamar itu namun tidak ada yang menjawab. Alhasil dia memutuskan untuk kembali merebahkan tubuhnya di kasur kembali dan terlelap. Sebenarnya dia ingin berteriak minta tolong namun dengan Okta dan bibinya bersikap baik dengannya jadi dia memutuskan untuk menunggu mereka saja.

*

Beberapa jam kemudian Okta dan bibinya telah kembali ke rumahnya dengan banyak bawaan yang dia beli di supermarket karena kakaknya itu sangat menyukai makanan Indonesia apalagi nasi liwet dan beberapa makanan Indonesia lainnya.

Setelah membantu bibinya membawakan bawaan dia kembali ke kamar bibinya untuk mengecek keadaan Gracia yang tadi dia dan bibinya kuncikan di kamar.

Pada saat dia buka pintunya, tanpa disadari Gracia bersembunyi di balik pintu dan memukul Okta dengan bantal yang membuat Okta kaget dan berusahalah menahan pukulan Gracia itu.

"Ehh ini gw ini gw" ucap Okta sambil menahan pukulan dari Gracia

"Lo ye kenapa kunciin gw di kamar?" Tanya Gracia dengan emosi

"Sorry gw ngga kasih tau Lo tapi Lo diem dulu yah demi keselamatan kita berdua" jawab Okta meminta maaf kemudian dia menahan bantal yang tadi digunakan untuk memukulnya

"Kenapa? Lo mau nunggu komplotannya Lo?" Tanya Gracia untuk memastikan bahwa Okta adalah orang baik atau ingin menculiknya

"Enak aja kan gw udah bilang gw orang baik-baik, mana mungkin gw mau nodai Lo" bantah Okta yang menyangkal pernyataan Gracia barusan

Sejenak Gracia mencerna ucapan Okta 'maksud menodainya itu apa' seketika dia juga melamun, namun lamunan itu disadarkan oleh Okta yang melambaikan tangannya di depan wajah Gracia.

"Ehh malah ngelamun, Lo tiduran lagi ya nanti gw ambilin tas Lo ya" Okta menyadarkan Gracia

Gracia menggelengkan kepalanya, "Ngga gw mau pulang"

Okta menutup mulut Gracia dengan telunjuknya, "Sttt udah ikutin kata gw aja kalo Lo mau selamat"

"Emang kenapa sih?" Tanya Gracia melepaskan tangan Okta yang menutup mulutnya

"Udah sekarang Lo disini aja nanti gw ambil tas Lo sama ambilin makan buat Lo" pinta Okta

"Iya ya, jangan lama" Gracia menyetujuinya

"Ok sip, sabar yah"

Okta meninggalkan Gracia yang mematung melihat senyuman dari Okta itu, sebenarnya Gracia tidak menyangka bisa dalam satu situasi dengan orang yang dia tidak kenali namun dia juga terpaksa melakukannya. Akhirnya Gracia kembali ke tempat tidur dan menunggu Okta kembali.

Disisi lain Okta menuju ke kamar tamu tempat Salim sedang beristirahat, setelah dia masuk dia bernafas lega melihat Abinya itu masih tertidur namun pada saat dia ingin mengambil tas Gracia tiba-tiba Salim terbangun dari tidurnya.

With You [END]Where stories live. Discover now