Bagian 22

10.5K 679 2
                                    

Selamat malamm heheh
Sekarang sekalian ya up nya jadi 2 hehe
Biar gak pada penasaran...
-
-
-

Happy reading😘

Langsung saja Ustadz Syauqi membopong tubuh Zahra dan membawanya ke kamar.
Ustadz Syauqi masih setia menunggu Zahra untuk terbangun dari alam bawah sadarnya dengan menggenggam tangan Zahra sesekali menciumnya.

"Maafkan Ustadz." ucap Ustadz Syauqi menundukkan kepalanya.

Akhirnya Zahra tersadar dari alam bawah sadarnya Zahra melihat pemandangan yang berbeda dari sebelumnya.

"Alhamdulillah akhirnya sadar. Ustadz minta maaf." ujar Ustadz Syauqi dengan memohon mengengenggam tangan Zahra setelah menyadari istri kecilnya sadar.

Zahra berusaha bangkit untuk duduk tanpa berbicara sepatah katapun mengingat rasa sakit yang ia rasakan. Tanpa menunggu lama Ustadz Syauqi membantu Zahra.

"Zahra, Ustadz mohon jangan diamkan Ustadz seperti ini." ucap Ustadz Syauqi dengan memelas.

Zahra masih terdiam Zahra hanya bisa pasrah dan menunduk, rasanya ia ingin pergi dari tempat ini ingin berteriak sekencangnya untuk meluapkan amarahnya. Tanpa sadar air matanya kembali mengalir membasahi pipi. Ustadz Syauqi langsung memeluk Zahra.

Zahra memberontak namun karena Ustadz Syauqi memeluknya dengan erat akhirnya ia hanya bisa pasrah menangis didalam dekapan Ustadz Syauqi. Ustadz Syauqi merasa sakit hati melihat istri kecilnya menangis histeris seperti ini.

"Tenanglah." ucap Ustadz Syauqi mengelus punggung Zahra.

"Ustadz jahat!" ujar Zahra dengan suara serak memukuli dada bidang Ustadz Syauqi.

"Ustadz mohon tenanglah dulu. Ustadz tidak mungkin menkhianati istri kecil Ustadz." sahut Ustadz Syauqi mengelus punggung Zahra.

"Lalu apa yang Ustadz bicarakan dengan wanita tadi?!"

Ustadz Syauqi menghela napas.
"jika Ustadz mengatakannya sekarang dengan keadaan kamu seperti ini Ustadz takut kamu akan sakit hati." ucapnya dengan menunduk.

"Jelaskan sekarang!" Zahra melepaskan pelukan Ustadz Syauqi.

"Tapi Ustadz ingin kamu senderan dulu." goda Ustadz Syauqi. bisa-bisanya ya Ustadz menggoda di situasi gini wkwk.

"Nggak mau!" ketus Zahra.

"Sayang." rengek Ustadz Syauqi kayaknya seperti anak kecil.

"Iyaa." Zaha hanya bisa pasrah demi suaminya jujur padanya ya harus dituruti.

"Nah gini dong." ujar Ustadz Syauqi melingkarkan tangannya di perut Zahra.

"Kapan mau ceritanya?"ucap Zahra mendongak menatap wajah Ustadz Syauqi.

"Jadi, sebelum kamu hadir ke pondok pesantren Ustadz sudah di jodohkan dengan Ning Syifa sama Abah, Ning Syifa itu anak sahabat dari Abah, awalnya Ustadz tidak mempunyai perasaan apa-apa namun setelah Ustadz tau Ning Syifa sebenarnya u-Ustadz kagum sama Ning Syifa, Ustadz sudah mengkhitbah Ning Syifa tapi semua rasa Ustadz terhadap Ning Syifa hilang sejak Ustadz menikahimu sayang."

Zahra mencerna kata demi kata yang Ustadz ucapkan, nampak wajah Zahra yang kesal saat Ustadz Syauqi jujur bahwa dirinya pernah mencintai Ning Syifa.

"Beneran udah hilang perasaanya?" tanya Zahra dengan menunjuk-nunjuk dada Ustadz Syauqi dengan bibir yang di monyongkan.

"Ustadz, hanya mencintaimu sayang, Nafeeza Az-zahra Sabrina." sahut Ustadz Syauqi mencium ubun-ubun kepala Zahra.

"Terus tadi ngapain berduaan di kantor, terus aku denger Ning Syifa siap jadi istri kedua?!" ketuanya lagi.

Berjodoh Dengan Ustadz Tampan ( Sudah Terbit )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang