Bagian 17

10.8K 697 6
                                    

Selamat malam semuaaaaàaaa...
Sehat sehat ya kaliankuu...
Jangan lupa jaga kesehataan jangan lupa makan karena pura pura bahagia juga butuh asupan dan tenaga heheh
-
-
-

H

appy reading⚘

"Ustadz." ucap Zahra lemah membuka matanya.

"Alhamdulillah kamu sudah sadar?" tanya Ustadz Syauqi.
Ya iyalah sadar tadz kalo belum sadar nggak akan buka mata wkwk canda tadz.

Zahra yang lemah itu kini di mata Ustadz Syauqi terlihat seperti sedang menahan tawa.

"Kenapa?" tanya Ustadz Syauqi bingung dia juga sedikit salting wkwk.

"Pipi Ustadz kenapa merah haha?" tanya Zahra di akhiri tawa.

"Merah?" tanya Ustadz Syauqi semakin salting karena terus di lihat oleh istri kecilnya.

"Merah merah jambu gitu haha." Zahra tidak kuat menahan tawa akhirnya ia melemparkan guling yang ada di sampingnya ke Ustadz Syauqi.

"E-enggak pipi Ustadz gak merah." jawab Ustadz Syauqi membela dengan gugup.

" Ustadz kenapa abis malu? Malu kenapa?" tanya Zahra bangkit dari tidurnya dan menepuk nepuk pipi Ustadz Syauqi.

Saat Zahra ingin menghentikan tepukan nya dengan cepat Ustadz Syauqi menahan tangan Zahra supaya tetap berada di pipinya.

"Lepasin ngapain sih kepala aku pusing nih." ucap Zahra berpura-pura sakit kepala.

"Diem dulu." ucap Ustadz Syauqi.

Zahra pun terdiam mematung saat bola matanya beradu dengan bola mata milik suaminya. Ustdaz Syauqi mendekatkan wajahnya ke wajah Zahra hingga deru nafas Ustadz Syauqi sangat terasa hangat di wajah Zahra.

'Ya Tuhan tolong jantung ini rasanya seperti meronta-ronta ingin keluar.' batin Zahra dengan jantung yang berdegup kencang. Refleks Zahra menutupkan matanya.

'Cup'

Satu kecupan mendarat di bibir mungil Zahra, Zahra yang sadar ada benda kenyal menempel di bibirnya langsung membuka matanya.

"Ustadz!" teriak Zahra.

"Kenapa nggak boleh? Ustadz kan suamimu Ustadz berhak semuanya dari kamu." bela Ustadz Syauqi.

"Ya-ya bukannya nggak boleh ta-tapi kan Ustadz udah janji-." belum selesai Zahra mengucapkannya Ustadz Syauqi sudah memotongnya lebih dulu.

"Ustadz ingat kok."

"Kalo inget kenapa Ustadz cium aku." cetus Zahra.

"Ustadz hanya mencium nggak lakuin apa-apa lagian Ummi sama Abah sudah ingin cucuk dari kita." Ustadz Syauqi berpura-pura sedih.

Setelah mendengar penuturan Ustadz Syauqi Zahra terbawa oleh lamunannya.

'Apa aku harus melakukannya sekarang?' tanya polos Zahra dalam hatinya.

"Sayang." panggil Ustadz Syauqi.

Tidak seperti bisanya Zahra tidak marah saat di panggil sayang oleh Ustadz Syauqi. Dan Ustadz Syauqi terkejut saat Zahra memeluknya tiba-tiba dengan erat. Ustadz Syauqi membalas pelukan Zahra dapat di rasakan oleh Zahra dan Ustadz Syauqi sangat nyaman saat berpelukan seperti ini.

"Tumben nggak marah?" celetuk Ustadz Syauqi.

"Nggak boleh peluk sama suami sendiri?" tanya Zahra yang masih meneggelamkan kepalanya di dada bidang Ustadz Syauqi.

Berjodoh Dengan Ustadz Tampan ( Sudah Terbit )Where stories live. Discover now