-036

4.1K 748 54
                                    

—————

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

—————

Di dalam kamar Elice sedang tengkurap di atas tempat tidurnya sambil menscroll layar ponselnya untuk melihat-lihat isi komentar terkait foto tentang Ochi yang jalan sama om-om yang disebar di grup sekolah. Kali ini ia sangat bahagia sekali karena Ochi menderita dan merasa senang membaca komentar-komentar negatif di dalam grup tersebut.

"Hahaha gue suka deh kayak gini," tawa Elice menatap ponselnya.

"Rasain noh Ochi. Ini akibat karena lo deket-deket sama Oscar," ucap Elice sambil tersenyum senang.

"Gini aja gue udah bahagia kok. Untung kemarin gue ketemu Ochi pas sama om-om jadi kesempatan gue untuk foto dan nyebar tentang Ochi yang buruk," gumam Elice mengingat kejadian kemarin.

Sebuah taksi berhenti di pinggir jalan, lebih tepatnya di depan sebuah toko pakaian wanita dengan merk yang terkenal yang terjual di sana. Lalu keluarlah dari dalam taksi tiga gadis.

"Ayo masuk," ajak Elice kepada kedua temannya saat SMP untuk masuk ke dalam toko tersebut.

"Sebentar gue iket tali sepatu gue," ucap teman satunya yang bernama Tia. Kemudian jongkok untuk mengikat tali sepatunya yang terlepas.

"Ah lo lama," kesal Elice kepada temannya itu.

"Sabar elah Lice, tokonya gak ilang kok," sahut teman satunya yang bernama Catherine.

Elice mendengus kemudian kedua tangannya bersedekap sambil memandangi keadaan sekitarnya. Ia memincingkan matanya saat melihat seseorang yang sepertinya ia kenal yang baru saja keluar dari cafe dengan dirangkul orang seorang pria yang berumur sekitar tiga puluh tahunan yang memakai jas kantor.

"What itu Ochi?" gumam Elice sambil menganga tak percaya bahwa Ochi merupakan cewek yang suka main sama om-om.

"Kayaknya seru nih kalau gue foto biar ada kejutan," ucap Elice kemudian mengarahkan kamera ponselnya ke arah mereka berdua.

"Lo foto apaan kok senyum-senyum?" tanya Catherine kepada Elice.

"Gapapa kok," balas Elice sambil tersenyum penuh arti.

"Gue udah selesai. Yuk masuk ke dalem," ucap Tia yang diangguki oleh kedua temannya. Kemudian ketiga gadis itu masuk ke dalam toko tersebut.

Brak

Elice berjengit terkaget ketika mendengar suara pintu kamarnya yang terbuka dengan kasar. Ia menoleh ke arah pintu di sana terdapat Edward, papanya yang masuk ke dalam kamarnya. Kemudian ia bangkit berdiri dari tidurnya dan berjalan ke arah papanya.

"Ada apa pa?" tanya Elice kepada Edward dengan rasa takut karena papanya menatap dirinya dengan tatapan tajam.

Plak

Teenager? [END]Where stories live. Discover now