-014

6.4K 947 28
                                    

-----

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

-----

Pukul tujuh malam Trio Sklirós masih berada di lapangan basket yang berada di samping taman. Ketiganya sama-sama menggunakan kaos dan celana joger sedang bermain basket di sana untuk latihan. Sudah tiga jam mereka berada di sini tetapi mereka belum berhenti juga meskipun keringat sudah membasahi tubuh hingga membuat kaosnya basah. Basket adalah olahraga kesukaan ketiga cowok itu sehingga mereka menjadi tim inti basket di sekolah.

Banyak sepasang mata yang sedang berjalan-jalan di taman melihat ketiga cowok itu dengan tatapan kagum dan terpesona akan kegantengan mereka. Ada yang menganga lebar ketika Oscar mengusap keringatnya dengan menarik kaos bawahnya sehingga menampakkan perut six packnya yang begitu seksi. Sungguh ciptaan Tuhan yang luar biasa.

"Siniin bolanya," pinta Oscar kepada Max. Kemudian Max melemparkan bola berwarna oranye kepada Oscar. Cowok itu pun langsung memantul-mantulkannya dan memasukkan ke dalam ring dengan sempurna.

Prok prok prok

Suara tepukkan tangan tersebut membuat ketiga cowok itu menoleh ke sumber suara. Di pinggir lapangan ada seorang gadis yang berpakaian feminim tersenyum ke arah mereka.

"Elice?!" pekik ketiga cowok tersebut secara bersamaan.

"Oscar lo mainnya keren banget," seru Elice untuk memuji Oscar dibalas senyuman oleh Oscar.

"Kita gak dipuji nih?" sindir Max kepada Elice karena cewek itu selalu saja memuji Oscar. Sedangkan dirinya atau Mosha tak pernah dipuji padahal mereka mainnya tak kalah kerennya dengan Oscar.

"Kalian juga mainnya keren kok," ucap Elice sambil cengengesan.

"Lo sendiri?" tanya Oscar kepada Elice.

"Gue tadi habis les piano di teket taman ini. Kebetulan gue pengen banget main di taman, eh malah lihat kalian bertiga yaudah gue samperin aja," jawab Elice.

"Lo gak risih apa pake baju kayak gitu?" tanya Oscar dengan raut wajah tak suka melihat pakaian Elice yang terbuka di bagian bahunya.

"Emangnya kenapa?" Raut wajah Elice bingung. Entah cewek itu pura-pura polos atau tidak bahwa ia berpakaian yang terbuka sehingga membuat cowok-cowok di luar sana tergoda. Tetapi Oscar tidak sama sekali tergoda karena Elice adalah sahabatnya dan cewek itu bukan tipe cewek yang ia inginkan.

"Nih pake!" Oscar menyodorkan jaketnya kepada Elice.

"Makasih," ucap Elice dan segera memakai jaket milik Oscar untuk menutupi tubuhnya.

"Emm Oscar..............boleh nebeng pulang?" tanya Elice karena dia ingin sekali berduaan dengan Oscar. Apalagi malam-malam begini bisa menikmati udara malam hari selama perjalanan.

"Udah dikasih hati tapi kok nambah," gumam Mosha sambil menggeleng-gelengkan kepalanya menatap Elice.

"Lo pulang bareng Mosha aja soalnya gue bawa motor dan gue gak mau lo kedinginan ditambah rok lo pendek," tolak Oscar.

Teenager? [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora