[EPS 2] 🌵 D E L A P A N 🌵

535 105 11
                                        

Saat ini Gia masih berdiam diri di kelas menunggu jemputan supir, waktu empat jam berjalan sangat cepat. Hari ini Gia mengajar di dua kelas, kelas 11 IPA 2 dan MIPA 7.

Jika biasanya Gia yang akan naik menghampiri murid ke kelas mereka, kali ini gantian. Mereka barter dengan kelas 10 di lantai satu.

"Ibu bentar lagi cuti, dong?" tanya Haikal membuat Gia yang sedang membaca buku menoleh.

"Iya," ujarnya tersenyum.

Mereka berseru tidak semangat,
"Padahal kita udah nyaman sama Ibu. Wali kelasnya juga bakal ganti, ya?" tanya Dzaki.

Gia hanya mengangguk, "Mungkin ibu bakal cuti kalo usia kandungan Ibu udah lima bulan, atau bahkan lebih cepet. Ibu juga nggak bakal terlalu sering ke sekolah, dateng cuman buat ngajar aja terus pulang. Untuk masalah lain, diserahin ke guru lain dulu."

"Study tour kita dua minggu lagi, ibu juga nggak bakalan ikut?" tanya Tiara.

"Belum tau, mungkin nggak bakalan ikut. Ntar kalian harus nurut sama pembimbing pengganti kalian, ya. Ibu nggak mau dapet kabar buruk." Gia bersahut memasukan buku-bukunya ke dalam tote bag.

"Kalo nggak ada wali kelas, rasanya nggak seru. Nanti, orang lain seru-seruan bareng wali kelas mereka, foto kelas juga nggak ada bu Nara kayak ada yang kurang. Ntar kita di sana berasa anak ayam yang kehilangan ibunya," keluh Haila membuat Gia hanya tersenyum.

"Kan bisa vidcall sama Ibu. Selagi di sana, nggak usah mikirin Ibu, fokus aja liburan melepas penat setelah PAS. Jadwal PAS kalian seminggu lagi, manfaatkan waktu sebaik-baiknya. Ibu harap kalian lebih rajin lagi buat persiapan PAS, kalo nilai kelas kita naik Ibu kasih hadiah, mau?" tanya Gia.

"Hadiahnya Ibu ikut study tour, kalo itu saya mau, Bu." ujar Gara.

"Setuju!" sorak mereka membuat Gia terkekeh kecil menggeleng.

"Emang yakin bisa naikkin nilai? Masuk 5 besar kelas terbaik bisa?" tanya Gia membuat mereka terdiam beberapa saat seolah berpikir.

"Jangankan lima besar, kita bakal masuk tiga besar kelas terbaik, Bu!" ujar Filan bersorak membuat teman-teman yang lain menatapnya.

Dalam benak mereka terdapat banyak sekali keraguan. Sungguh, tiga besar? Lima besar saja terasa sulit karena lawan mereka tidak bisa diremehkan.

"Ya, kan? Sing penting yakin!"

"Nggak kejauhan tiga besar?" tanya Sara membuat Filan melotot ke arahnya, melihat dan mendengar itu Gia tertawa.

"Bisa kok kalo nilai Filan naik. Jadi, langkah pertama sebelum jadi kelas terbaik harus bantu Filan dan Gara naikin nilai mereka, mulai ubah perilaku dan sikap kalian sampai semua guru ngerasa perubahan kalian itu bisa jadi poin plus. Itu langkah awalnya," ujarnya.

"Hari ini kita belajar bareng," ujar Tiara semangat.

"Kalian aja, gue nggak. Ada jadwal ngewarnet sama Gara," ujar Filan malas.

"Filan gimana, sih? Padahal tadi lo sendiri yang bilang kita bisa jadi kelas terbaik bukan cuman 5 besar bahkan 3 besar! Tapi lo sendiri yang males, dasar cowok! Bisanya ngomong doang," omel Sara.

"Nggak bisa, udah janji jangan hari ini ganti lain hari," kilah Filan.

"Besok gimana?" tanya Haila.

"Besok gue juga ada janji, ngewarnet di warnet Bu Odah." Filan kembali beralasan.

Mereka berdecak kesal, sampai akhirnya Tiara menentukan keputusan. "Hari ini pulang sekolah, kita belajar bareng di rumah gue sebagian, sebagian lagi di rumah Rifan, atau Rani rumah kita tetanggaan. Jadi bisa belajar bareng juga?"

BETWEEN  US -S2- [On Going]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora