"Tung--" belum menyelesaikan perkataannya Reno sudah mematikan telfonnya, "Reno sialan"  umpat Dea dengan marah.

"Aaargh, pengen gue tendang itu anak" maki Dea, rasa panik belum hilang ditambah lagi manusia kutub es itu.

Disisi lain Reno langsung menuju ruangan Edward, langkah lebarnya terlihat terburu-buru.

"Edward" Reno berdiri menjulang dihadapan Edward, membuat laki-laki itu mendongak kearah Reno.

"Ya" saut Edward, "sanjaya?" Tebaknya, Reno diam tak menyahuti namun Sorot matanya ingin minta Kejelasan.

"Sanjaya dan Fahmi Sekarang bersama" ucap Edward, "gue lacak dan anak buah Gue nemuin mereka sedang bersama, karna itu gue langsung hubungi Zaki, gue takut Fahmi ikut dalam permasalahan ini" jelas Edward.

Reno tak kalah kagetnya Mendengarkan kejelasan Edward, tangan laki-laki itu sudah mengepal kuat, sorot matanya pun tak kalah tajam.

"Kalo Lo mau susul Zaki sekarang, bawa para anak Armada" ucap Edward. "Gue yakin Zaki Sekarang sendiri, ditempat Sanjaya banyak para bodyguard penjaga" tambahnya.

"Jalan x, digedung kosong" ucap Edward lagi.

Rebo langsung keluar dari ruangan Edward, ia akan menyusul Zaki, semua strategi yang dilakukannya bersama Zaki sungguh sia-sia. Laki-laki itu terlanjur tersulut emosi dahulu, membuat Reno sedikit khawatir dengan keadaan Zaki sekarang.

Dijalan reno menelfon para anak Armada untuk segera pergi kelokasi yang sudah ia kirimkan, dengan segera anak Armada pergi sesuai perintah wakil ketua gengnya. Dengan dipimpin Baron juga vano.

Dirumah Dea kelimpungan mencari jalan keluar, Sama sekali tidak ada jalan baginya untuk kabur, segala sisi rumah sudah dijaga dengan baik dan ketat. Dea menendang pintu itu dengan emosi, ia kesal, khawatir jadi satu.

🌻

Zaki pergi menggunakan motornya, Dengan kecepatan cukup tinggi ia melenggang dijalanan yang cukup ramai, tak jarang sesekali ia diteriaki oleh pengendara lain, bukan karna kebut-kebutan justru mereka takut jika laki-laki itu kehilangan keseimbangan, jaket bernamakan Armada itu sedikit terbang kebelakang oleh angin, dan jangan lupakan headband yang bertengger di kening laki-laki itu, jika ada wanita lain sudah dipastikan mereka akan mengira jika laki-laki itu belum beristri.

Sesampainya ditempat yang dituju, Zaki langsung menuju dengan Langkah gagahnya, sebelum masuk ia sudah menghajar  dua penjaga didepan, bukan masalah besar baginya. Dengan satu pukulan masing-masing dikeduanya, penjaga itu sudah tidak sadarkan diri.

Baru melangkah dua kali, Zaki langsung dihadiahi pukulan dari belakang, dengan sigap ia membalas pukulan Tersebut dengan wajah yang sudah mirip para psikopat, Zaki tersenyum menyeringai melihat kearah keduanya. Tanpa aba-aba ia memberikan pukulan pada penjaga itu hingga sama-sama tak sadarkan diri.

Zaki menggerakkan kepalanya kekanan, kekiri hingga berbunyi kreek senyum devil itu tercetak jelas, "mati kalian berdua ditangan gue" seringainya berjalan dengan melangkahi tubuh penjaga itu. Seakan-akan, sebanyak apapun mereka, akan ia lawan.

Didepan pintu gedung kosong, dengan satu kali terjangan kaki, pintu itu lepas dari enselnya. Lagi, ia langsung dihadiahi para penjaga lain.

"Lawan gue satu-satu kalo Lo berani, jangan keroyokan, BANCI" sarkas Zaki dengan menuding keduanya.

"Banyak bacot Lo" saut penjaga itu hendak memukul Zaki, namun dengan sigap Zaki menghindar dan menahan tangan tersebut, hitungan detik ia melintir tangan itu hingga berbunyi "kreek" tak sampai disitu zaki menendangnya hingga tersungkur tak sadarkan diri.

ZAKI ARMADA ( SUDAH TERBIT  )Where stories live. Discover now