"Taehyung..."

"STOP MENYEBUT NAMANYA!" Ucapnya lalu dia berdiri dan menghampiriku, aku sedikit kaget karena dia berteriak, Taehyung tidak pernah berteriak didepanku.

Aku masih setia didalam fikiranku sampai aku meringis sakit karena laki-laki yang sudah menjadi kekasihku selama 2 tahun ini menjambak rambutku dengan kencang "Akh! Taehyung, sakit." Ucapku sambil menahan air mataku yang sudah mengumpul dikelopak mata.

"Berhentilah menyebut nama laki-laki lemah itu, aku tidak suka!" ucap Taehyung dengan tatapan marahnya, Siapa dia? Dia bukan Taehyungku. Aku terhenyak ketika dia melepaskan jambakannya dan menarik tanganku kasar. Dia menariku untuk mengikutinya kedalam kamarnya dan berjalan menuju kamar mandi didalam kamar tersebut.

Aku menatapnya horror, apa yang akan dilakukannya? sebelum aku dapat berucap lagi, Taehyung menyalakan keran shower dan menyiramku, aku memekik kaget ketika air dingin menyentuh tubuhku.

"Tae...hyung...hen..tikan!" ucapku tergagap karena air dari shower terus saja memebasahiku, aku tidak bisa menghindar karena Taehyung terus saja mencengkram lenganku kuat untuk tetap diam.

Detik berikutnya, kerah bajuku ditarik olehnya, aku berkedip beberapa kali sambil emanrik nafas karena air shower, aku menatap mata hazel yang dulu begitu hangat namun sekarang berubah menjadi dingin sangat dingin seperti orang yang tidak aku kenal.

Aku mulai menangis sambil terbatuk batuk, melihat orang yang selama ini membuatku bahagia, nyaman dan jatuh cinta begitu dalam dapat berbuat hal-hal yang tidak pernah terfikirkan olehku.

"Sudah ku bilang jangan pernah menyebut namanya, laki-laki lemah seperti itu pantasnya mati saja!" Ucapnya lalu melepaskan cengkaramannya dan keluar, aku diam mematung dibawah air yang mengucur, aku mendengar suara pintu dikunci, aku segera mematikan shower tersebut dan berlari menuju pintu kamar mandi.

Aku mengedornya, mencoba membukanya tapi nihil "Taehyung! Kim Taehyung! Buka pintunya." Teriakku dari dalam, namun dia tidak membukannya "Kim Taehyung buka! Kumohon Taehyung-ah!" aku masih saja berteriak hingga suara ku serak.

Aku terduduk bersandar didepan pintu menangis sejadi-jadinya sampai kegelapan membawaku pergi.

.

.

.

*Author POV*

Irene membuka perlahan matanya, kepalanya terasa berat dan pusing dia menatap atap ruangan ini dan menjelajahi ruangan tersebut. Dia mengerjap sekali-sekali, dia sudah berada dikamarnya.

Dia mencoba bangun dari tidurnya, seingatnya dia tadi berada diapartement Taehyung, dia segera bangkit namun pintu kamarnya terbuka menampilkan kedua sahabatnya Seulgi dan Wendy.

"Irene, kau sudah bangun?" Tanya Wendy sambil menghampiri Irene yang sudah berdiri siap pergi, Seulgi mendorong Irene agar duduk kembali dikasurnya. Irene menatap kedua temannya aneh.

"Kenapa aku bisa ada disini? Dimana Taehyung?" Tanya Irene

Seulgi tatap-tatapan dengan Wendy dan menarik nafas sebentar sebelum bercerita kepada Irene, kenapa bisa gadis itu ada dirumahnya sekarang.

"Kau tau ini jam berapa? Tanya Seulgi.

Seingat Irene dia kemarin keapartement Taehyung pukul 14.00 PM. Masih siang, Irene menoleh kearah jam dinakas tempat tidurnya, dia kaget ketika jam menunjukan pukul 10.00 AM, Irene mendorong Seulgi dan segera bangkit dan membuka gorden kamarnya.

Irene memejamkan matanya kara silau, sinar matahari sudah menjulang dilangit, Irene tidak percaya jika dia benar-benar tidak sadar selama itu, Seulgi menghampiri Irene dan menyuruhnya untuk duduk terlebih dahulu agar mudah berceritanya.

"Taehyung menelfon Yoongi dan aku, agar kami bisa menjemputmu diapartementnya." Ucap Seulgi ketika mereka sudah duduk di kasur Irene lagi, Irene mengerutkan keningnya.

"Ketika kami sampai, kau sudah berganti baju dari seragam menjadi kaos dan celana panjang milik Taehyung, badanmu panas Rene, Aku bertanya pada laki-laki sialan itu dan dia hanya bisa menatap kami dengan tatapan sedihnya." Ucap Seulgi lagi.

"Diaman dia sekarang aku harus bertemu dengannya." Ucap Irene

"Kau tidak bisa menemuinya lagi." Ucap Seulgi, Irene mengerutkan keningnya, bingung dengan ucapan Seulgi barusan, Wendy yang ingin menangis hanya bisa mengelus lengan Irene.

"Taehyung bilang dia akan pergi ke Amerika dan tidak akan pernah kembali ke Korea, dan dia bilang bahwa selama ini dia hanya main-main dan tidak pernah serius denganmu, jadi dia minta jangan pernah mencarinya lagi." Ucap Seulgi.

Irene diam, dia shock karena Taehyung dapat bicara seperti itu, apa kenangan selama 2 tahun ini hanya sampah baginya, Irene malah mengingat kejadian terakhir kali bersama Taehyung dan itu begitu menyakitkan.

Irene menangis iya menangis sejadi-jadinya "Hiks!...Hiks! kenapaaa!" ucap Irene sambil sesegukan, Seulgi dan Wnedy hanya bisa memeluk Irene untuk menenangkan gadis itu.

Taehyung benar-benar pergi dari hidupnya, meninggalkannya dengan luka dan itu juga menjadi tanda bahwa telah berakhir dan hancurnya cinta pertama seorang Bae Irene.

TBC...

.

.

.

Bagaimana? sebenarnya Irene ga trauma-trauma banget, di prolog dia cuman terlalu kaget karena udah lama banget ga liat wajah tampan Kim Taehyung jadi agak Shock haha, oh yah next chapter udah kembali ke masa ini yah udah masuk tengah-tengah cerita juga aku harap kalian masih selalu nunggu cerita ini, oh mengingatkan ini hanya fiktif dan imajinasi aku aja aku juga ga meengerti tentang psikolog jadi mohon maaf heheh^^

Jangan lupa di vote dan Komen yang banyak terima kasih^^

Salam Cinta dari Author Minniesone

07 September 2021

Singularity [END]Where stories live. Discover now