"Apa? Anak sialan? Anak baik seperti itu kau bilang sialan?" ulang Raymon penuh emosi.

Mata Isabel berkaca-kaca mendengar ucapan mereka.

"Kenapa membalas dendam pada anak yang tidak bersalah? Kenapa tidak membalasnya secara langsung pada kami? Apa kalian tau, Belva sangat menderita karena kalian. Dia tidak tau apa-apa," ujar Isabel

"Karena anak itu adalah awal dari semuanya! Lagian, dengan matinya anak sialan itu, keluarga kalian akan hancur bukan" jawab Raymon

"Tapi dia tidak tau apa-apa, brengsek!" kesal Cristhan lalu menarik kera baju Raymon.

Petugas yang melihat hal itu langsung memisahkan mereka. "Tolong jangan buat keributan di sini, Pak"

"Mereka duluan yang memancing" kesal Cristhan

"Kalian licik!" ucap Isabel

"Kau sudah tau, kenapa masih datang" balas Sella. "Kudengar keadaan anak sialan itu kritis,yah," lanjutnya tersenyum.

"Hiks ... kenapa tidak membunuhku saja, hah! Kau tau dia tidak tau apa-apa!" bentak Isabel

"Agar kau merasakan sakit yang luar biasa," balasnya

"Jika putriku meninggal. Kalian akan tau akibatnya!" ancam Cristhan penuh emosi.

"Lakukan sesukamu" ucap Raymon lalu berbalik pergi.

"Waktunya sudah habis" kata petugas itu.

Sella berdiri dari duduknya dan memberikan senyum kemenangan pada Isabel. Petugas itu membawa mereka kembali ke ruang tahanan masing-masing.

"Ck, jika putrimu yang yang berada di posisi Belva bagaimana?" ujar Cristhan membuat langkah Raymon berhenti.

Raymon berbalik dengan wajah memerah karena emosi. Dia lalu berjalan cepat menuju Cristhan dan menghiraukan petugas yang manahannya. Dia langsung menendang Cristhan dengan keras, tapi tidak sampai terpental.

"Jika berani menyentuhnya, putrimu yang akan lebih dulu meninggalkan dunia ini!" ancamnya dengan mata memerah.

Raymon sangat menyayangi putrinya lebih dari apapun. Sehingga jika Salsa menangis dia akan marah, apalagi jika sampai terluka. Dia tidak tau akan berbuat apa.

"Coba saja jika kau bisa" balas Cristhan

"Ayo kita pulang, Pah" ajak Isabel karena sudah tidak tahan di tempat itu.

*****=_=******

Tit...Tit...tit....

Suara alat patient monitor itu terus berbunyi. Namun sayangnya keadaan sang pasien masih belum sehat, melainkan semakin memburuk. Keadaan jantungnya semakin memburuk setiap hari hingga dokter juga sudah tidak bisa melakukan apapun kecuali melakukan tranpalansi jantung. Tapi sayangnya masih belum ada pendonor.

Salsa yang duduk di kursi terus menggenggam tangan adiknya. Rasa penyesalan terus menghantuinya karena tidak tau bahwa Belva memiliki penyakit jantung. Selama Belva masuk rumah sakit, dia tidak pernah meninggalkannya. Bahkan untuk makan, Glen yang menyiapkan semuanya.

Clek!

Glen memasuki ruangan dengan membawa peper bag dan plastik yang berisi makanan kotak.

"Lo harus istirahat, biar gue yang jagain Belva" ucap Glen meletakkan semua bawaannya di meja.

"Nggak usah. Gue harus jagain Belva" tolak Salsa tanpa melihat lawan bicaranya.

"Kalau gitu lo harus makan sama mandi. Badan lo udah bau banget tuh," balas Glen sedikit bercanda.

"Entar aja. Gue masih pengen sama Belva" ucap Salsa

Why Should Be Me [ Tamat ]Where stories live. Discover now