Gengsi

30 10 0
                                    

Setelah Memakai seragam, Belva mengambil tasnya beserta obatnya kemudian meminumnya. Dia lalu mengambil hasil rongentnya semalam dan tes kesehatannya.  Melihatnya sebentar lalu menyimpannya di dalam laci. Saat membuka laci, tanpa sengaja matanya melihat surat ancaman tempo hari. Dia mengambilnya lalu membandingkannya.

"Tulisannya sama," ucapnya pelan.

"Apa mungkin Audrea," tebaknya

"Apa dia benar-benar menginginkan nyawaku, sampai melakukan hal seperti ini" pikirnya

"Tapi Inisialnya R," lanjutnya melihat inisial pengirim surat itu.

"Itu bukan nama Audrea. Dan inisial R yang kukenal hanya nama Papa dan Pak Radit," pikirnya

Tidak mau berlama-lama memikirkan hal itu, dia lalu memasukkan bukunya ke dalam tas, sambil memikirkan apakah dia pernah melakukan kesalahan terhadap orang lain. Tapi semakin dipikirkan, dia tidak pernah melakukan kesalahan apapun. Melainkan dirinyalah yang selalu disiksa oleh orang lain.

Belva melihat jam di ponselnya yang menunjukkan jam tujuh pagi. Tidak mau membuang waktu, dia lalu berdiri dan merangkul tasnya keluar dari kamarnya.

Di ruang keluarga, dia bertemu dengan kedua orang tuanya. Terpaksa dia berhenti sejenak, namun orang tuanya hanya melewatinya begitu saja.

"Menyedihkan sekali!" ucap Sella melihat keadaan Belva.

Bodoh!

Belva pikir mereka akan mengkhawatirkannya, namun perkiraannya salah. Mereka bahkan tidak mempedulikannya sama sekali. Bahkan Papanya malah tersenyum melihatnya terluka seperti itu.

Setelah orang tuanya melewatinya, dia berjalan keluar rumah dengan pelan karena kakinya yang masih sakit.

Dan luar sana sudah ada Mikeil yang menunggunya dengan mobilnya yang berwarna hitam. Belva tidak tahu mereknya apa, karena memang dia tidak tahu hal seperti itu. Dia hanya bisa meneteskan air matanya mengingat perlakuan mereka padanya.

"Non, Belva!" panggil pak Radit

"Iya," sahutnya menyeka air matanya.

"Ini ada surat lagi, Non," kata Satpam memberikan surat yang berwarna biru dan di tali pita berwarna merah.

Apalagi yang dia inginkan. Batinnya

Belva lalu menerima surat itu dan langsung membukanya.


Selamat bersenang-senang ANAKKU

R     

Tulisannya berbeda. Berarti mereka ada dua. Batin Belva melihat tulisan surat itu.

"Anakku? Apa maksudnya? Tidak mungkin ini Papa, aku tahu persis tulisan Papa" lanjutnya dalam hati

"WOI BELVA. SAMPAI KAPAN LO BERDIRI DISITU, KITA BISA TERLAMBAT TAU NGGAK."

Teriak Glen dari dalam mobil. Sedangkan Mikeil  sedari tadi bersandar di pintu mobilnya melihat Belva. Dia juga penasaran dari siapa surat itu.

"Iya. Bentar," sahut Belva menuju ke arah mereka dan memasukkan surat itu ke dalam sakunya.

Mikeil membukakan pintu untuk Belva, namun Belva tidak mau masuk.

"Kenapa?" tanya Mikeil

"Aku duduk di belakang aja," jawab Belva membuka pintu mobil di sebelahnya.

"Ck, kalian pikir gue supir gitu!" Mikeil jengkel

"Glen kamu aja yang di depan!" suruh Belva

"Ogah" balas Glen lalu menutup matanya bersandar.

Why Should Be Me [ Tamat ]Where stories live. Discover now