"Sial, kenapa sekarang?" tanya Dafi pada dirinya sendiri.

"Lo kenapa?"

Dafi mengangkat wajahnya, menemukan Yuna--perempuan yang menjadi sosok penyelamat sekaligus pengganggu bagi Dafi. Tak lama pandangannya mendadak putih dan saat itu badannya ambruk.

Dafi tak sadarkan diri.

-𖧷-

Alfa yang tiba-tiba ikut campur dalam perundungan Noval dan dua temannya berhasil mengambil seluruh perhatian banyak murid yang ada di kantin. Seorang Alfadama Harsa, si pemegang sabuk hitam karate jarang menunjukkan taringnya meski melihat bullying di sekolah. Laki-laki itu selain terkenal pintar dan tampan, Alfa juga memiliki sifat yang tergolong cuek, dan terkesan tidak suka bergaul dengan banyak orang.

Noval menatap nyalang ke arah Alfa. Sebenarnya Noval tidak begitu berani dengan Alfa mengingat laki-laki itu jago sekali dalam perkelahian, tapi terlanjur gengsi jika harus lari dari Alfa.

"Gue cuma mau ngasih tau. Kalau mau ngemis jangan di sekolah," ujar Alfa, yang membuat Dimas dan Reza maju dan hendak menyerang.

Alfa yang memang hebat dalam hal berkelahi hanya tersenyum kecil. Dengan wajah datar tangan kanannya menangkis tangan Dimas yang hendak memukul wajahnya, kemudian kakinya ia gunakan untuk menendang perut Reza membuat laki-laki itu terdorong hingga menghantam meja. Alfa melirik Dimas yang kesakitan karena tangannya yang hampir ia remukkan, tangan satunya melayang memukul wajah Dimas membuatnya jatuh tersungkur ke lantai.

Ternyata segini doang kemampuan tukang bully sekolah.

Noval mundur saat melihat Alfa berjalan mendekatinya. Ia dibuat merinding ketika laki-laki itu tersenyum miring. Noval mengambil nampan yang kebetulan ada di meja dan hendak melemparnya pada Alfa, tapi dengan cepat Alfa menunduk, menghindari, lantas memeluk punggung Noval dan membantingnya dengan jurus Judo yang sudah ia pelajari dari kecil.

"Ahhh, sial!" kata Alfa merenggangkan tangannya. "Berat banget lo kayak kontainer!"

Dimas dan Reza yang melihat Noval dibanting dengan mudah terpekik dan menatap Alfa ketakutan. Laki-laki itu memang sesuatu, bahkan Noval yang badannya besar saja bisa dibanting dengan mudah. Apalagi Dimas dan Reza yang sekali pukul mungkin badannya sudah remuk jadi ayam geprek. Dua laki-laki itu buru-buru membantu Noval untuk bangun dan menyeret bosnya itu menjauh dari Alfa.

"Urusan gue belum selesai, tolol!" teriak Noval berusaha melepaskan badannya yang digeret paksa oleh dua temannya sambil memegangi punggung yang kesakitan akibat dijatuhkan dengan keras di lantai kantin, Noval masih menatap Alfa kesal.

"Udah, Bos! Nanti aja ngelawannya. Kita belajar karate dulu biar gak mati jadi tempe mendoan di sini," ujar Dimas.

"Tunggu gue besok lo, anjing!"

"Nyenyenye!" ledek Alfa sembari merotasikan bola mata. Ia melirik Tata sebentar ketika perempuan itu mengucapkan terima kasih yang hanya dibalas gumaman semata. Alfa kembali duduk di kursinya, dan dengan wajah bingung ia menatap Gata. "Batagor gue mana?"

"Lah? Masih lo makan?" tanya Gata yang bukannya menjawab, dia balik bertanya. "Gue abisin, gue pikir lo gak mau, hehe."

"Gata!" Alfa menutup matanya. Berusaha tidak membanting Gata seperti yang ia lakukan pada Noval.

Tukar tambah teman bisa gak sih?

-𖧷-

Awan kembali mendung, menghitam tak membiarkan warna orange sang senja mewarnai langit sore ini. Angin berembus pelan, berbisik pada bumi agar kembali kuat untuk dijatuhi dingin hujan malam ini.

Rizky belum beranjak dari duduknya. Ia masih sibuk membaca buku biologi di perpustakaan. Di hadapannya ada sebuah gambar apik yang masih kasar berbentuk lorong perpustakaan dipenuhi rak-rak buku dengan arsiran pensil yang baru saja ia buat. Terkadang ia melirik sebentar pada gambar itu dan tersenyum kecil kemudian.

"Lomba lukis udah, gue harus belajar supaya bisa juara satu pararel semester ini," gumamnya kecil. "Pasti Mama bangga dan nepatin janjinya buat beliin gue iPhone pro max."

Sunyi dalam perpustakaan membuat laki-laki bernama Rizky itu fokus belajar. Hanya ditemani buku-buku dan selembar kanvas bekas coretan tangannya anak itu masih asik di sana tanpa terganggu sedikit pun.

"Rizky lima belas menit lagi perpustakaan mau tutup. Kamu siap-siap pulang," ujar penjaga perpustakaan itu sedikit berteriak karena hanya ada Rizky di ruangan itu.

Laki-laki dengan kacamata minus itu hanya berdecak kesal karena kegiatan belajarnya itu harus terganggu oleh waktu. Ia akhirnya memutuskan untuk membereskan buku-buku yang berserakan miliknya ke dalam tas dan mengembalikan buku lainnya pada rak.

Saat sedang meletakkan buku-buku itu ke dalam rak. Seseorang dengan jaket hitam dan topeng sekartaji mengagetkannya hingga tidak sengaja buku-buku di tangan Rizky berjatuhan.

Bahu orang bertopeng itu terlihat bergetar menandakan ia sedang tertawa.

"Gila! Ngagetin aja lo," ujar Rizky masih mengelus dadanya yang hampir jantungan. Ia pikir orang itu mungkin adalah salah satu dari anak sekolahnya yang baru saja selesai ekstrakulikuler kesenian mengingat yang ia gunakan adalah topeng sekartaji yang sering digunakan anak seni untuk pertunjukan tari dan drama.

Orang bertopeng itu kemudian memberikan sebuah cup yang berisi coklat kepada Rizky.

Rizky menerima coklat itu. Netranya melirik layar ponsel orang bertopeng itu yang menunjukan sebuah tulisan,

Katanya coklat bisa membuat mood jadi baik.

"Buat gue? Oke thanks, ya," ucap Rizky sembari tersenyum. Ia meminum coklat itu sedikit. Kemudian kembali melirik layar ponsel orang bertopeng itu yang kembali menunjukan sebuah tulisan.

Jangan terlalu bersemangat untuk belajar, gue kesel kalau sampe lo sakit gara-gara memaksakan diri lo buat belajar.

Rizky yang melihat tulisan itu kemudian tertawa pelan, takut penjaga perpustakaan yang cerewet itu mendengar. "Lo gak usah khawatir. Gue seneng kok belajar, lagian gue harus belajar buat dapet juara satu pararel semester ini."

Kemudian orang bertopeng itu kembali menunjukan layar ponselnya.

Kalau begitu habisin coklatnya. Selamat belajar.

Orang bertopeng itu kemudian berderap pergi meninggalkan Rizky yang masih tersenyum dengan gelengan kecil tak percaya. Rizky kembali meminum coklatnya yang diberikan orang itu, kemudian hendak berjongkok mengambil buku-buku yang sempat berserakan tadi dan kembali meletakkannya pada rak.

Tak berselang lama ketika ia hendak mengambil tasnya untuk pulang. Kepalanya mendadak pusing luar biasa. Napasnya tercekat, dan tenggorokannya menjadi panas. Coklat itu terjatuh dari tangannya, Rizky meraba-raba lehernya yang terasa sakit, ia berusaha napas melalui hidung dan mulutnya tapi tak bisa.

Hanya tersisa waktu 5 menit lagi untuk Rizky pergi dari perpustakaan itu sebelum ruangan itu ditutup. Tapi nyatanya laki-laki itu terjatuh di lantai perpustakaan kemudian tidak bergerak sama sekali.

-𖧷-

㋛︎

-R E C A K A-

.
.
.

Mau visual ga?
Di bab selanjutnya ya.

Tangerang, 10 Oktober 2021.

Selamat Hari Mental Health Sedunia. Selamat, kamu berhasil lolos lagi tahun ini!💜

RECAKAМесто, где живут истории. Откройте их для себя