KEMBALI SMP (END)

1/3

~♡

Sementara itu Rion yang sekarang ini sedang jauh disana, menurutnya ia bukan hanya kurang beruntung dalam urusan keluarga namun juga percintaan. Hampir setiap malam perempuan yang sama terus bermain di pikirannya, itu bukan perempuan lain. Dengan jelas matanya dapat menyimpulkan bahwa itu Elin, sifatnya di mimpi dan di dunia nyata tidak ada yang berubah.

Katanya bertemu seseorang di mimpi adalah ekpetasi tertinggi dari apa yang diinginkan, namun bagaimana jika bertemu di dunia nyata saja sudah terasa asing? Sampai detik ini Rion masih menjadi status jomblonya untuk seseorang yang belum jelas hatinya untuk siapa.

Disini Rion memiliki geng ambis setengah sengklek beranggotakan Lalis atau biasa dipanggil 'Si cantik' Felix yang memiliki sebutan 'Felix Kece' dan Juna si bijak sana atau biasa dipanggil 'Juna bukan chef'

Padahal mereka memiliki grup chat di WhatsApp yang seperti tidak akan berguna, karena lebih sering mengobrol di Twitter.

Rion si Sad boy, julukan yang paling pantas di terima. Dia kadang gak nyadar bahwa memiliki wajah yang rupawan, semua profil sosial medianya pasti selalu foto botak.

"Rion, udah lah jangan galau mulu! Makan soto aja sama kita-kita! Gue traktir," bujuk si Fece (Felix Kece)

Ini udah terkenal banget, harga yang bersahabat dan yang penting 'Enak!' adalah alasan utama mereka sering makan di sini.

"Masih mikirin dia?" tanya Lalis yang duduk di sebelah Rion.

"Eh, engga Lis. Gue cuma lagi banyak pikiran aja," jawab Rion.

"Lo gak semangat banget Yon, ada masalah apa si?" tanya Juna.

"Kalian lihat Twitter gue hari ini kan? Ya itu masalahnya." Perasaan yang risau dan sedikit takut.

"Oh masih mau confess? Dia yang anak UGM itu kan? Kayaknya gue pernah follow instagramnya deh?" celetuk Felix mencari username Elin di Instagram.

Rion melihat Felix dengan tatapan tajam, hampir saja mangkuk soto yang ada di depannya terlempar.

Prak!!

"Lo bercanda kan?" tanya Rion.

"Ya bercanda lah Yon, haha gak mungkin gue jadian sama gebetan temen sendiri. Gak banget! Sayang itu harus diungkapkan, kalian gak harus pacaran. Yang penting lo udah lega bisa jujur tentang perasaan," kata Felix yang sepertinya kerasukan Juna.

Sotonya mulai dingin, es teh datang. Beruntung bisa punya temen yang selalu mendukung, gak terlalu suka ikut campur untuk urusan dan selalu memberikan saran.

Saat selesai kuliah Rion menyempatkan mampir ke toko buku didekat kampus, bukan untuk membeli buku melainkan untuk bertanya tentang lowongan pekerjaan. Tidak ada salahnya mencoba, semuanya di mulai dari 0.

Tanpa latar belakang dan riwayat pekerja, Rion memberanikan diri.

"Permisi kak, saya sering lewat sini. Katanya lagi butuh lowongan pekerjaan, saya menawarkan diri sebagai calon pelamar. Apapun pekerjaannya saya akan ambil," ucap Rion dengan si pemilik toko.

"Berapa umur kamu?" tanya Doni si pemilik toko.

"18," jawab Rion ragu.

"Oke kamu saya terima, karena toko saya ini masih baru jadi tugas kamu jadi kasir aja ya? Satu lagi, panggil aja saya 'Doni' karena umur kita cuma beda dua tahun."

DEG.

Jadi kasir? Inget apapun pekerjaannya harus diterima, ini pembukaan yang sangat bagus. Menjadi kasir di toko buku, bukan hanya melayani orang tetapi bisa sekalian belajar. Doni si pengusaha muda, membuat Rion sedikit incecure tapi ingat, setiap orang punya potensi masing-masing.

Gak perlu iri sama usaha orang lain, mungkin aja Tuhan bimbingan kamu sampai ke titik ini karena ingin melihat kamu mendapatkan ending yang lebih baik. Agar kamu tidak salah jalan, karena rencananya mulai semester depan Rion tidak ingin lagi menerima uang bulanan dari Mamanya.

Ngeluh? Jauh banget! Nanti rencananya hancur seketika! Rion memikirkan akhir yang bahagia dengan 'Dia' yang sekarang sedang jauh. Mereka bukan berstatus 'Pacar' tapi seperti ada yang mengikat, untuk tetap saling mengingat.

Dua orang yang berpacaran belum tentu saling mencintai, mungkin saja salah satunya hanya menginginkan status untuk menutupi rasa malu. Atau hanya jadi bahan penghilang bosan? Banyak kan kasus seperti itu?

Manusia emang sewajarnya punya rasa bosan tapi jangan jadikan orang lain sebagai penghilang bosan dengan mempermainkan perasaannya.
'Pacaran, Jadian' kata yang sering dianggap sebagai bentuk tanggung jawab. Padahal seharusnya hal itu terjadi hanya untuk dua orang yang benar-benar saling mencinta.

Tua bukan berarti usang, sejuta ilmu ada di sini. Bagi mereka yang suka membaca, ini adalah surga. Toko buku yang menarik perhatian Rion, karena ia memang gemar membaca. Sudah satu tahun toko ini berdiri namun sayangnya masih sepi pembeli, mungkin karena desainnya yang dinilai kurang menarik. Terkesan terlalu kuno dan tempatnya kecil.

Geng sengklek bukan tipe pertemanan yang setiap hari harus melakukan pertemuan. Mereka punya kesibukan masing-masing, dunianya bukan hanya untuk melakukan hal kosong yang tidak akan menghasilkan apapun.

Setiap pertemuan pasti ada perpisahan, jangan pernah berharap untuk memilih akhir yang bahagia.

*Dimohon untuk meninggalkan jejak sebagai bentuk apresiasi terhadap penulis 😄

Gimana pendapat kalian tentang chapter ini? Menurut kalian ngefeel gak?
Butuh spoiler? Aku udah buat di tiktok!! Mungkin ini sering lewat fyp kalian hehe

Gaiss mungkin Minggu depan aku akan sedikit terlambat up karena mau PTS :(