"Ehh...gu..gue liat lo ngebuang semua hadiah itu, gu..gue ambil satu bo..boleh?" Diandra bertanya dengan malu-malu

"Mau lo ambil semuanya juga terserah, bagus malahan. Benda-benda itu ngotorin meja gue" Queen berucap malas sambil menopang wajahnya dengan tangan.

Mata Diandra melebar dengan binar bahagia.
"Serius!" Tanya Diandra dengan suara keras lantaran bahagia, membuat semua orang mendengar ucapannya. Dulu ia sempat berpikir bahwa Queen tidak akan baik lagi kepadanya, ternyata ia salah, Queen selalu sama, selalu menjadi orang yang baik dan murah hati. Dulu ia bisa dibilang sebagai satu-satunya teman yang dimiliki Queen tapi semenjak perubahan Queen ia jadi tidak berani lagi dekat dengan Queen. Melihat cara Queen memandang semua orang membuatnya ragu untuk menyapa Queen.

"Hmm..." Sembari berdehem Queen hanya mengangguk malas menanggapi keantusiasan Diandra.

Tiba-tiba meja Queen langsung dikerubungi oleh banyak teman-teman sekelasnya yang perempuan dan mereka semua meminta izin Queen untuk meminta hadiah-hadiahnya.

"Queen, kita-kita juga boleh minta gak?"

"Hmm..." Kurang dari lima menit semua hadiah yang ada di sekitar meja Queen lenyap dan berpindah tangan.
Mereka semua menatap Queen dengan senyuman penuh diwajah.
"Makasih Queeeenn..." Ucap mereka serempak. Queen hanya mengernyitkan kening dan memundurkan kepalanya. Suara mereka terlalu keras, apa tenggorokan mereka tidak sakit berteriak seperti itu?, apakah mereka tidak sayang membuang suara sebanyak itu?

* * * * *

Queen berjalan keluar kelas menuju kekantin, seperti biasanya, sendirian.
Tiba-tiba lengannya diapit oleh seseorang.

"Hai..."

Queen menaikkan sebelah alisnya sambil melihat Diandra dan wajahnya seolah berkata 'ngapain lo?'

"Ehehe...Lo mau kekantin kan? Sama, gue juga mau kekantin. Barengan gak papa kan?" Diandra menyengir, menampilkan gigi kelincinya yang menggemaskan.

Queen tidak ambil pusing dan terus berjalan dengan Diandra yang terus menggandengnya.

Sesampainya di kantin mereka makan dengan Diandra yang menawarkan diri untuk memesankan makanan.

"Lo mau makan apa nanti gue yang pesenin"

"Samain" Queen menjawab acuh tak acuh. Diandra beranjak pergi menuju stan makanan sementara Queen duduk sambil membaca buku "Viereinhalb Jahre (des Kampfes) gegen Lüge, Dummheit und Feigheit" atau singkatnya 'Mein Kampf' buku yang ditulis oleh Adolf Hitler.

 Diandra beranjak pergi menuju stan makanan sementara Queen duduk sambil membaca buku "Viereinhalb Jahre (des Kampfes) gegen Lüge, Dummheit und Feigheit" atau singkatnya 'Mein Kampf' buku yang ditulis oleh Adolf Hitler

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.


Queen masih asik membaca sampai seseorang tiba-tiba mengambil bukunya.

"Baca apaan nweng cantik" Gardi mengedipkan sebelah matanya dengan tujuan menebar pesona.

"Mata lo kenapa? Butuh dicabut?" Tanya Queen santai.

"Buset serem amat si enengnya," Gardi lalu membuka buku yang tengah di baca Queen dan mencoba membacanya.
Saat membuka bukunya Gardi mengernyit bingung lantaran buku ini menggunakan bahasa yang tidak ia pahami.

SAVAGE QUEENМесто, где живут истории. Откройте их для себя