TAK KU DUGA

15 2 0
                                    

Aku masuk kedalam rumah Dimas. Rumahnya besar dan luas. Design interior yang glamour menambah suasana rumah ini menjadi terkesan sangat mewah dan elegan. 

Ibunya keluar dari kamar menuju ruang tamu untuk menemuiku dan Dimas. Jantungku yang sudah sedari tadi berdegup kencang bukannya mereda malah semakin menjadi-jadi. 

"Ohh ini dek Risa yang dari kemarin kamu ceritain sama mama Dim ?" Goda Mama Dimas.

What cerita apa lo tentang gue dimasss ... astagaaa jantung gue rasanya mo copot !!

 "Iya Ma kenalin ini Risa" Kata Dimas.

Aku mencium tangan Mamanya Dimas.

"Duduk sini dek Risa", kata beliau sembari mengambilkan sebotol soft drink rasa jeruk dan sebotol air mineral. "Ayok diminum, ini kuenya dicicipin", lanjutnya sambil membukakan beberapa toples kue yang bermacam-macam jenisnya. 

Aku memilih duduk di sofa dekat pintu.  

"Tau gak dek Risa, waktu nak Dimas pulang dari beli baju. Dia itu cerita ke Mama katanya mau ngenalin ceweknya ke Mama. Ya ampuun mama seneng banget dong.. secara Dimas ini sama sekali gak pernah bawa perempuan kerumah sekalipun", cerita Mama Dimas tiba-tiba yang tentu saja membuatku serasa semakin besar kepala. Berarti aku cewek yang pertama kali dikenalin dong.. astaga... Batinku.

Tak lama Ayah Dimas yang ia panggil dengan sebutan Papa datang, 

"Assalamu'alaikum" Salam Beliau sambil melangkah masuk kedalam rumah. Sepertinya Papa Dimas baru pulang dari masjid, terlihat Beliau menenteng sajadah ditangan kirinya.

"Wa'alaikumussalam" jawabku kemudian berdiri dan mencium tangan Papanya. 

Kami mengobrol cukup lama dan juga menikmati makanan bersama. Obrolannya sekilas, seperti wawancara biografi kehidupanku. Mulai dari tinggal dimana, sama siapa, anak ke berapa, sibuk apa dan lainnya. Aku sangat menikmati moment itu meskipun degup jantungku tak karuhan, hehe. 

Selesai membantu Mamanya Dimas membereskan meja makan dan mencuci beberapa piring kotor. Tiba-tiba Papanya mengajak untuk berkeliling kerumah saudara disekitar rumahnya.

Jujur aku terkejutnya bukan main. Aku baru pertama kali bertemu dengan orang tuanya, dan mereka langsung humble menganggapku seperti bukan orang asing. Awalnya aku tidak mau karena malu, tapi Mama Dimas menggandengku dan memaksaku untuk ikut membuatku tidak bisa menolak. 

Satu persatu kami mendatangi rumah saudara Dimas. Yang pasti pertanyaan-pertanyaan siapanya dimas, rumahnya dimana dan ledekan dilontarkan oleh saudara-saudaranya. Jujur malu banget.

Rumah terakhir yang kami kunjungi adalah rumah kakak kandung Dimas. Ya dimas sama sepertiku, dia anak kedua dari dua bersaudara. Kakaknya laki-laki dan jauh lebih tampan dari Dimas, hahaha. Usia Kakaknya mungkin sebaya dengan usia kakakku. Beliau sudah menikah dan dikaruniai satu orang anak, sama juga seperti kakakku. 

Kami mengobrol kesana kemari. "Yuk foto bareng yuk", kata Kak Mei, kakak ipar Dimas. 

Aku memperhatikan mereka yang sibuk mengatur posisi, "Dek Risa sini", kata Mama Dimas mempersilahkanku duduk disebelahnya. Sementara aku yang duduk di kursi seberang lantas terkejut. 

"Udah Ma silahkan",  Aku berusaha menolak dengan sopan. 

"Udah ahh jangan sungkan, sini dekk ayokk. Kamu sebentar lagi jadi keluarga kita", kata Kak Mei berjalan kearahku kemudian menyeretku. Lagi-lagi aku tidak bisa menolak. 

Waktu sudah menunjukkan pukul 19.45 WIB. Setelah mengambil beberapa jepret foto, Dimas mengajakku untuk pulang. Akupun berpamitan. 

Jalanan malam itu tidak ramai seperti biasanya. Dimas mengendarai motornya dengan hati-hati.

KUKIRA BENCIWhere stories live. Discover now