DIMAS

17 3 0
                                    

Terdengar suara motor berhenti didepan rumahku. Tak lama,

Ting tong.... 

Bel rumah berbunyi.

Aku yang sedang asyik rebahan sambil scroll beranda instagram bergegas mengintip keluar dari balik tirai jendela kamarku. 

Ternyata diluar gerbang rumahku ada Dimas berdiri disamping motor KLXnya. Astaga aku kira hanya candaan.

Aku berlari keluar rumah untuk membukakan gerbang dan mempersilahkan ia masuk. Ia mendorong motornya kedalam halaman rumah. 

"Masuk Dim" kataku sambil berjalan masuk kedalam rumah dan diikuti dia dari belakang. "Silahkan duduk" lanjutku sambil membuka beberapa toples makanan yang berjejer diatas meja ruang tamu.

"Iya terimakasih" ucapnya sambil duduk.

"Umm.. Mau minum apa ? Kopi atau Jus ?" Tawarku.

"Kopi aja boleh ?" 

"Oh okay tunggu sebentar, sambil dimakan ya kuenya ?!" pintaku kepadanya mempersilahkan ia menikmati camilan. 

Aku masuk ke dapur dengan perasaan yang tak karuhan. Terlihat Bunda masih tertidur pulas disofa ruang tengah. Aku tak tega membangunkannya.

Kumasukkan sebungkus bubuk kopi sachet dan kutambahkan gula sebanyak dua sendok teh kedalam cangkir sembari menunggu air mendidih. 

Setelah kopi siap aku membawanya diatas nampan menuju ruang tamu. aku berjalan pelan karena takut kopinya tumpah.

"Ini, diminum, hati-hati masih panas" Kataku.

"Iya terima kasih" Jawabnya. 

Ia memegang cangkir kopi dengan hati-hati dan perlahan menuangkannya keatas lepek cangkir. Kemudian menyeruputnya. 

"Ibumu mana Sa ?" tanyanya membuka pembicaraan. 

"Ibuku tidur, mungkin capek" jawabku. "Oh ya.. kok tumben main kesini ?" kataku lanjut bertanya untuk mencairkan suasana yang amat sangat beku ini.

"Gue bosen dirumah, Umm.. lo nanti malem sekitar habis maghrib kira-kira ada acara gak ?" tanyanya tiba-tiba.

"Gak ada sih, kenapa emang ?"

"Ikut gue yuk ?!"

"Ikut kemana ?"

"Mau apa gak ?"

"Kalau Bunda ngebolehin ya mau, ijinin aja kalau mau" jawabku.

Halah palingan juga gak berani, batinku.

Setelah ngobrol panjang lebar nostalgia kesana kemari, tiba-tiba tedengar suara langkah Bunda berjalan ke arah ruang tamu. 

"Ehh ada tamu, temennya Risa ya ?" kata Bunda.

Dimas langsung berdiri dan mencium tangan Bunda. "Iya Bu"

"Panggilnya Bunda aja.."

"Hehe Iya Bu.. eh Bunda", Jawab Dimas salah tingkah.

"Yaudah dilanjut aja ngobrolnya, kuenya dimakan, Bunda mau mandi siap-siap sholat" kata Bunda ke Dimas sambil tersenyum ramah.

"Temennya diajak makan sana gih" Lanjut Bunda kepadaku.

"Iya Bunda" jawabku.

Bunda memang ramah kepada teman-temanku. Ia tak pernah melarangku untuk berteman dengan siapapun dengan syarat aku tidak boleh terpengaruh dengan hal-hal yang menurut Bunda kurang baik untukku dan nama baik keluarga. 

KUKIRA BENCITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang