Fase Tigapuluhtujuh

Start from the beginning
                                    

Ketiga cowok itu keluar duluan.

"Kalila.." rupanya Raniya masih berharap akan ada yang ada di sisinya.

"Galen udah omongin semuanya. Bahkan gue tampar lo berkali-kali pun nggak akan cukup buat balas perbuatan lo. Lo khianatin kita semua."

Kedua cewek itu pergi. Meninggalkan Raniya dan Yona yang termakan senjata sendiri.

◇◆◇


Hari-hari berlalu. Minggu menegangkan penilaian akhir tahun telah dilewati siswa-siswi Antariksa. Begitu juga dengan Caleya yang lebih sumringah dari biasanya. Nilai cewek itu naik lagi. Dan itu semua juga nggak luput dari kesabaran pacarnya yang bersedia mengajarinya yang notabenenya buta sama sin cos tan.

Cewek itu tersenyum manis menatap amplop yang Miss Novica sodorkan. Dihadapannya ada gambarannya yang dulu sempat sirna. Cewek itu bingung kenapa gambarannya ada pada Miss Novica, guru seninya.

"Ini apa miss?"

"Dibuka dong.." ucap perempuan setengah baya itu.

Caleya melihat ada kertas putih dengan logo sekolahnya. Ia mengerutkan dahi.

"Undangan khusus club pameran?" cewek itu membaca isi kertas itu dengan nada setengah bertanya.

Miss Novica mengangguk. "Tadinya saya kira kamu udah join drawing club sejak dulu, tapi ternyata enggak.."

"Jadi ini kamu dapat undangan khusus buat ikut club pameran buat ditampilkan tahun depan." 

Mata Caleya berbinar.

"Nggak gampang lho join club pameran, yang ikut ekskul aja masih pakai di seleksi. cuma anak-anak yang punya bakat yang bisa join, dan ini kamu dapat undangan langsung. Mereka bilang kamu jago gambar." jelas Miss Novica.

Caleya tersenyum. Mimpinya terwujud, kalau ia bisa join club pameran, karyanya bisa tampil di pameran tahunan Antariksa International Highschool.

Walau hanya pameran tahunan sekolah, pameran tahunan Antariksa International Highschool nggak bisa diremehkan. Sekolah elite itu selalu mendapat perhatian khusus dari penikmat seni. Karya yang ditampikan juga nggak main-main.

"Mau ya.. Kamu harus ikut.. Saya udah lihat gambaran kamu, kamu punya potensi.."

Caleya tersenyum senang. "Kalau itu nggak usah ditanya Miss.."

Gantian Miss Novica yang tersenyum senang. "Makasih ya Caleya.. Selamat berlatih ya.."

Caleya mengangguk sumringah. "Oh ya, kenapa gambaran saya itu bisa ada di Miss Novica?"

"Aah ini.. Kamu memang nggak tahu ya? Beasiswa kamu kan dari sini.."

"Tapi kata Pak Sabar.." Caleya berpikir sejenak.

"Iya, Antariksa nggak cuma mempertimbangkan hal akademik saja, tapi skill khusus kayak gini juga dipetimbangkan.."

Caleya ber-oh pelan. Ia mengucapkan terimakasih kepada Miss Novica sekali lagi sebelum keluar dari ruang guru.

"Hai Caleya.. " sapa seseorang yang nggak Caleya kenal. Cewek itu hanya membalas dengan senyuman kecil.

Semenjak peristiwa terbongkarnya siapa yang menyebar foto Jaeden dan dirinya waktu itu, hidupnya nggak lagi terganggu. Malahan banyak yang mengajaknya berteman. Walau nggak sedikit juga yang masih membencinya karena iri. Menjadi pacar Jaeden menambah teman sekaligus haters-nya. Tapi, Caleya juga nggak terlalu memikirkan itu. Cewek itu merasa beruntung punya Jaeden, seenggaknya hidupnya jadi nggak se monoton dulu. Walau sikap tengil Jaeden masih melekat kuat pada deretan kepribadian buruknya.

ARTERI (A1- ARKA)Where stories live. Discover now