● D R E A M ●

78 20 24
                                        

kalian terlalu sibuk mengeluh sampai lupa arti bersyukur.

- delvanna asmara wirasvati

• • • • •

"seperti hari biasa hari ini sama membosankannya. yang aku tahu hanya 'kegelapan' saja. tapi aku bersyukur diajarkan tegar mulai dini, itu juga dukungan mamah yang menyertaiku.

"ya sudah sampai sini dulu, kalian tetap semangat ya! takdir memang seperti ini, kita manusia hanya bisa mengikuti alur semesta saja."

"dari delva, selamat malam untuk kalian yang mendengarkan."

delvanna tersenyum lirih seraya mendengarkan ulang rekamannya.

inilah hal yang membuatnya mengenal dunia memang agak aneh tapi itulah delvanna, si gadis yang bersahabat baik dengan kegelapan.

Kata mamanya matanya teduh memancarkan kehangatan, berwarna emas disalah satunya yaitu bagian kanan, senyum yang menawan serta manis seperti ayahnya.

Tetapi apa gunanya? ketika diri nya saja tidak bisa melihat detail wajahnya. ah bahkan warna kesukaannya pun dia bingung.

Dia bahkan pernah depresi karna diasingkan dari lingkungannya, dia merasa bahwa dia hanya benalu di dunia. dia tidak tau mengapa orang orang membencinya, apa karna dia buta?

Jika itu yang menjadi perkaranya delvanna hanya bisa diam. mengapa? karna pada dasarnya dia memang tidak bisa melihat.

Tetapi dia bisa apa? dia juga tidak minta untuk diciptakan dengan mata yang tak bisa melihat, dia juga mau seperti remaja pada umumnya yang bisa melihat betapa indahnya dunia.

ntahlah delvanna hanya bisa menghela napas dan mencoba menerima semuanya.

dia selalu mengajarkan kepada pendengarnya untuk tetap tersenyum dan menerima diri apa adanya.
love yourself, karna tidak ada yang sempurna kecuali sang pencipta.

terima dan ikhlaskan

• • • • •

"mah delva kan sudah bilang kalo masalah begini delva bisa sendiri kok mah. gausah dibantu, hitung hitung delva mandiri" ucapnya menghela napas.

"gapapa delva kamu anak mamah, mamah yang ngelahirin kamu, jadi itu semua udah tugas mamah sebagai seorang ibu" ucap delvira sang ibu menjelaskan

delva terdiam, mamahnya memang tidak bisa dibantah. padahal dia hanya ingin mencari speaker suaranya yang hilang ntah kemana.

delva menghela napas pasrah, kalo begini memang dia bisa menolak?

delva sedari tadi mencoba meraba mulai dari diatas lemari, di tempat lampu tidur, diatas ranjang tapi tidak juga mendapatkannya

sementara itu mamahnya pun juga sibuk mencari speaker suara tersebut dengan mulut yang tak henti mengomeli delva yang kadang ceroboh menaruh barang

"gak dapak ya mah? andai aja delva bisa liat ya mah pasti ga bakalan ngerepotin mamah sama ayah terus" ucap lirih delva

delvira selaku ibu delvanna yang merasa suasana mulai tidak enak pun mengalihkan pembicaraan agar delvanna tidak murung dan berpikiran aneh.

"eh astagah delva itu speaker kamu di bawah ranjang yaampun, anak gadis kok pelupa banget" delvira menggeleng kan kepalanya lalu terkekeh kecil

delva yang tadinya murung pun tersentak ah dia lupa semalam pada saat ingin mematikan lampu tidur dia tidak sengaja menjatuhkan speaker suaranya.

A F T E R ◌ S L E E PTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang