Fase Tigapuluhenam

Start from the beginning
                                    

Kalila menaikkan alis. "Yang lain siapa maksud lo?"

Keenan menaikkan bahu. "Yaa siapa gitulah, gue mungkin."

Kalila tersenyum. "Gue nggak minta pun lo udah menawarkan diri."

"Gimana sama penyidikan lo bertiga?" Tambah Kalila.

"Udah ada perkembangan, kita minta ahli IT buat bantu selidikin akunnya. Tapi masih belum kuat untuk buktiin siapa yang salah."

Kalila tersenyum. "Good luck ya!" Ia menyerahkan tumpukan kertas ke Keenan. "Lo tadi mau bantu gue kan? Tolong buangin ini ke tempat sampah oke? Makasih."

Keenan terdiam di posisinya. Mata terang cowok itu menatap punggung Kalila yang kian mengecil. Ia merasa ada yang berbeda dengan cewek itu. Seolah dia menjauhinya. Keenan menggeleng. Berusaha menampik kenyataan kalau ia merasa kosong dengan perubahan sikap Kalila.

◇◆◇

Cylia menyalakan recorder hapenya. Sudah dua jam cewek itu membuntut Raniya dan baru kali ini ia menunjukkan tanda-tanda mencurigakan. Posisinya sebagai babu di geng Yona memberinya akses untuk mengikuti tanpa dicurigai. Keberadaannya di Antariksa juga nggak begitu menonjol, oleh sebab itulah Galen menyuruhnya untuk memata-matai Raniya, dan merekam segala pergerakannya.

"Si A four bikin cewek itu makin besar kepala! Dia ngerasa terlindungi gara-gara bareng sama mereka terus!" Itu suara Yona yang menggebu-gebu karena marah.

"Si cabe satu itu masih berani aja datang ke sekolah, harusnya dia sadar dong udah di bully segitunya, keluar dari Antariksa kek!" Tambah Yona. Raniya hanya diam sambil menunjukkan seringaian tipisnya.

"Itu tandanya kita harus main lebih keras. At least, Jaeden udah nggak percaya lagi sama Caleya, dan itu udah bagus banget." Akhirnya Raniya buka mulut.

"Ya tapi dia jadi belagu, tu cewek jadi ngedeketin A four yang lain. Temen-temennya juga!"

Raniya mengangguk. "Lo bener, dia makin ngelunjak. Makannya kita harus bikin perhitungan ke dia, tapi sebelumnya.. " Raniya menggantung suaranya. Cewek itu langsung menyambar hape Cylia. "Kita harus lebih sadar sama mata-mata." Cewek itu men-delete rekaman baru Cylia. Cylia menunduk memandangi sepatu. Hilang sudah bukti yang Galen cari.

Yona mendekat. Namun dadanya dihalang oleh Raniya. "Biar gue yang urus penghianat satu ini." Raniya menampar Cylia. Cewek itu menoleh memegangi pipinya yang memanas.

"Berani-beraninya ya lo! Gue udah ijinin lo masuk geng kita dan lo diem-diem nge rekam semua yang kita omongin!"

Raniya tersenyum licik. Ia mengangkat dagu Cylia. "Beruntung lo ketemu sama gue, kalau sama dia, lo bakal berakhir kayak Caleya." Raniya membanting hape Cylia. Membuat layarnya pecah tak berbentuk. "Itu baru permulaan, kalau lo berani macem-macem sama Raniya Hendrawan." Raniya mendorong Cylia setelah mengancamnya. Cylia berbalik menjauh.

Raniya membanting alat kebersihan di sampingnya. "Kita harus cepat-cepat bikin Caleya keluar dari sini! Banyak penghianat dimana-mana."

"Caranya?"

◇◆◇

"Lo yakin mau pulang sendiri cal? Galen sama Noah nggak bisa nemenin katanya.."

Caleya mengangguk yakin. "Gue harus ngumpulin ini ke Miss Diana dulu, lo tungguin gue di parkiran aja nggak papa kok."

Aura kelihatan nggak semangat. Namun akhirnya cewek itu mengangguk pelan, dan pergi pulang duluan.

ARTERI (A1- ARKA)Where stories live. Discover now