[fh · 40] - a chance to feel a beauty of falling

Depuis le début
                                    

Hening di ruang mobil itu kembali menyelimuti. Deru berbagai kendaraan yang berusaha mendahului nyatanya sama sekali tak bisa menyibak senyap yang kian kentara. Arya malah merasa kalau pilihannya untuk mengantar Fira seperti ini malah berakhir menjadi hening yang tiada henti.

"Boleh aku tanya sesuatu?" Arya menelan saliva lagi. Menunggu sebentar untuk mendapat respons. Ketika dehaman pendek dan pelan mengudara, laki-laki itu mengulas segaris senyum yang berakhir juga dengan murung. "Kalau semisal setelah sambungan terakhir kita, aku nggak pernah kembali; entah untuk hal yang kayak gini atau untuk panggilan lain, apa kamu tetep bakal bertahan?"

Jedanya agak lama, Arya hampir tak sabaran. Belum lagi sudah ada tanda-tanda kalau mereka akan sampai di tujuan. Mengapa juga hening membuat mereka menjadi cepat sampai? "Aku nggak tau."

"Apa ada kesempatan untuk kamu bakal mencintai orang lain selain aku?"

Gerak mobil memelan. Fira menoleh singkat, seperti baru sadar kalau mereka ternyata sudah sampai. Boleh, kan, Arya juga berharap kalau gadis itu juga sedang berasa agar mereka tidak cepat-cepat sampai?

"Ada banyak kesempatan." Jedanya ternoda hela napas. "Tapi, aku nggak pernah ngambil barang salah satunya."

Setelah berbelok ke pelataran jejeran toko-toko, mobil hitam itu parkir di antara barisan mobil-mobil lain. Sabuk pengamannya dilepaskan, laki-laki itu menyondongkan duduk ke arah Fira. Gadis itu menoleh saja, mereka bersemuka.

"Itu artinya perasaan kamu terhadap aku memang masih sama, kan?"

"Aku nggak mungkin ngasih kamu kesempatan terlalu banyak, Arya." Ucapannya hanya serupa bisik saja, tetapi ada banyak emosi yang bisa Arya tangkap. Kebanyakan adalah pilu dan amarah. "Aku bisa berubah pikiran kapan aja."

"Tapi nggak bisa semudah mengubah arah hati, Zhafira." Biarlah kali ini Arya yang terdengar putus asa. Mendengar macam-macam penolakan lagi dari gadis ini saja rasanya sudah hampir mati. Namun, ini salahnya juga. Arya bertahan karena masih ingin memperbaiki segalanya seperti semula. "Aku udah sejauh ini, kamu---"

"Kamu bertindak sejauh apa?" Nada bicaranya meninggi, bahu Arya sedikit tersentak. "Menurut aku, kamu belum ngelakuin apa pun. You just try harder. Ada harga yang harus dibayar kalau pecahan hati nggak lagi sempurna. Aku pikir kamu tau kalau semua ini berawal dari kamu sendiri."

Gadis itu benar, bahkan sangat. Semua ini memang berawal dari Arya. Semua yang dilakukannya adalah kebodohan. Belum lagi ia selalu membawa-bawa orang lain dalam kesulitan. Apa lagi? Seharusnya memang laki-laki itu tak pantas mendapatkan apa pun juga.

Napas diembus terlampau kasar. Lantas, pintu mobil terbuka singkat dan tertutup lagi. Namun, belum sempat Fira melangkah jauh, kaca mobil diturunkan. Ia memekik dari dalam. "Kamu masih ngitung jamnya?"

Tidak ada jawaban yang berusaha diangsurkan. Hanya tatap tanpa riak yang tidak berarti apa pun. Langkah-langkah malah dijejaki menjauh, hilang. Di titik itu Arya baru berusaha merogoh saku celananya. Setangkup kamboja mencumbui ujung jemarinya. Namun, sudah layu, sudah loyo, bahkan sebelum sempat berpindah tangan. Arya akan mencari yang baru, yang lebih segar. Kalau bisa, tanamannya saja sekalian.

Setelah hari itu, tiap-tiap waktu yang berlalu mendadak berubah menjadi misi untuk membuat seorang insan kembali jatuh hati. Arya sedikit senang karena orang-orang tidak lagi membicarakan Fira sebagai gadis yang berusaha meretakkan hubungan. Seharusnya mereka berganti mencela Arya saja. Biar laki-laki itu sadar kalau kesalahan yang lampau sekali itu telah membuatnya menjadi menyesali banyak hal.

Begitu banyak kelopak-kelopak kamboja yang melayu disisipkan; laci meja, sela halaman diktat, bahkan tas Fira yang kadang malah dipenuhi oleh bunga-bungaan. Sesekali, ia menulis bait-bait puisi aneh yang ditemui di buku-buku perpustakaan atau internet. Ditulis di notes tempel dan direkatkan di bukunya Fira. Pasti gadis itu jengah juga, tetapi Arya hanya sedang mencari cara apa saja bagaimana harus menarik kembali gadis itu kembali.

Forever Hours [ completed ]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant