13 || Dukungan atau Ancaman

Mulai dari awal
                                    

Akra manggut-manggut sambil melirik Zean yang juga menatapnya, sengit.

"Udah deh kalian, jangan mulai." decak Alika.

Pasalnya pada saat mereka mendapat kabar bahwa Keysha pingsan dan sudah berada di UKS, orang pertama yang Zean salahkan adalah Akra. Bahkan hampir menambah bogeman di wajah tampan itu.

"Gue udah gak papa jadi gue mau balik ke kelas aja." ucap Keysha seraya turun dari brankar UKS.

"Tapi kata perawatnya tadi lo harus istirahat dulu, Key. Gak ada yang tau kalo keadaan lo baik apa atau gak?" cetus Chika, Keysha tersenyum meyakinkan.

"Gue udah lebih baik, Chik. Luka kecil doang."

"Luka kecil mana ada pingsan kek tadi." cibir Zean lalu keluar UKS lebih dulu.

Melihat Zean yang melongos dengan wajah kesalnya, Keysha berniat untuk mengejar. Mood cowok itu berubah karenanya dan dirinya harus mengembalikan suasana hati sang sahabat.

☆☆☆☆☆

Keysha mendatangi tempat yang sering Zean kunjungi ketika cowok itu bersantai ataupun menghabiskan waktu kala sedang badmood, seperti sekarang ini.

Tepat dugaan, Keysha bernafas lega melihat Zean yang sedang membaringkan tubuhnya di atas meja yang beralaskan koran. Dengan mengendap-endap gadis itu mendekati Zean.

"Ze..." panggil Keysha.

"Ngambek atau marah lo?" Zean diam sambil menutup mata dengan lengannya.

"Maaf, ya Zean," ucap Keysha menoel-noel lengan Zean.

"Gue tau kok, lo kek gitu karena peduli sama gue. Gue ngehargain banget itu. Tapi gue juga gak mau lo terlibat perkelahian lagi sama Gavin." ucap Keysha panjang lebar tapi sayang Zean tidak menanggapinya.

"Gue gak mau liat kalian bertengkar lagi karena gue. Gue gak papa kok,"

"Terus kalo kalian adu jotos lagi, yang ada bakal rumit masalahnya. Bisa sampe BK." cerocos Keysha menatap kedepan.

Melihat Zean yang hanya diam tidak ada sahutan ataupun pergerakan, Keysha menyentil dahi Zean keras. Sontak Zean membuka matanya disertai ringisan kecil.

"Sakit pea." adu Zean, cowok itu mendudukkan badannya, ia mendorong bokong Keysha yang duduk diatas betisnya seenak jidat.

"Bodoh amat! Gue udah dari tadi disini, cerita panjang lebar lo gak nyaut-nyaut."

"Ngomong apa? Gue gak denger."

"Lo tidur apa lagi simulasi jadi mayat?" semprot Keysha terlanjur sebal.

"Menurut lo? Kalo lo ngomongin cowok brengsek itu gue gak mau denger." ujar Zean ikut duduk menghadap ke depan.

"Gue cuma gak mau lo bertengkar lagi sama dia. Buat apa? Pasti ujung-ujungnya bakal sampe BK lagi, terus lo dihukum dan-"

"Coba aja lo gak larang gue buat samperin dia. Minimal buat bikin muka tuh cowok bonyok." timpal Zean.

"Ih gak boleh. Nanti wajah pacarnya gue gak ganteng lagi, Zean." tukas Keysha, melihat Gavin yang di tonjok Akra tadi saja membuatnya takut.

Zean terkekeh remeh, "Pacar? Kapan lo jadian? Ah atau gak kapan dia bales perasaan bodoh lo itu?" tanya Zean, spontan Keysha terdiam seribu bahasa.

Iya. Dia sadar dan betul akan perasaannya yang tak kunjung terbalaskan, entah sampai kapan. Tapi jika kalian tanya, apakah Keysha sungguh-sungguh terhadap Gavin. Maka jawabannya sangat sungguh! Bahkan tekad gadis itu sudah bulat untuk mendapatkan hati dari ketua geng motor Xabarca itu saat mereka pertama kali bertemu.

Garis Takdir [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang