Chapter 11 || ...

Mulai dari awal
                                    

Jennie yang sudah sangat bernafsu harus mengurung kan niatnya, ia tak bisa memaksa Lisa mengikuti kemauan nya. Ia sangat takut Lisa membenci dirinya atas perbuatan yang akan berakibat fatal dengan hubungan mereka.

FB OFF...

"mm.. Lili makan siang dulu yah.. Nini ada bawain makanan kesukaan Lili." Jennie membuka kotak yg berisikan makanan untuk Lisa.

Lisa hanya pura pura fokus dengan ponsel nya, yg sebenarnya terjadi ia terus mencuri pandang kearah Jennie yg sedang menata makanan untuk dirinya.

Ia sudah tak tahan ingin sekali memeluk Jennie. Saat tangannya ingin terululur menarik Jennie...

Ckleekk...

Pintu terbuka, memperlihatkan seorang pria dengan jacket denim nya di sana berjalan masuk. Mata Jennie dan Lisa terfokus di arah yg sama.

Jennie menghentikan aktifitas nya dan berjalan kearah pria yang masuk ke ruangan kekasihnya.

"Ada perlu apa kau kemari Hanbin?" tanya Jennie membuat Lisa mengerutkan dahi nya.

Siapa lagi laki laki ini... liat ke gua kek ngajak gelud..

"Tidak ada Jennie-yaa.. aku ke sini cuma mau menyampaikan apa yg di katakan Irene. Kamu akan mengisi acara Billboard malam ini, dan aku akan menjemputmu." Jennie mengangguk mengerti.

"Ya aku sudah tau. Terimakasih Hanbin." Hanbin tersenyum dan melirik tajam kearah Lisa.

"Oh yah.. ini aku ada bawa kan kamu bunga. Kan kamu juga baru sembuh. Jadi aku belum ngasih apa apa. Ini ucapan selamat atas kesembuhan kamu." Jennie menerima nya dengan senyum dan mengangguk.

Di kasih bunga emang ada acara kematian apa? -L

"Terima kasih Hanbin. Kau sangat perhatian." Hanbin tersenyum dan melirik Lisa kembali.

"ya udah. Kalau begitu aku balik dulu. Nanti malam aku jemput di apartement." Jennie mengangguk dan Hanbin mengusap pucuk kepala Jennie dan pergi dari sana. Lisa hanya memutar matanya malas.

Jennie berbalik dan meletakan bunga di atas nakas sebelah kasur pasien dan mengambil kotak makanan yg sudah ia sediakan untuk menyuapi Lisa.

"aaaa.. Ini makanan kesukan kamu sayang." Lisa membaringkan badanya kembali dari duduk nya dan memunggugi Jennie. Yang di punggungi merasa kebingungan dengan sikap kekasih kecil nya.

"Makan lah sendiri Jennie-yaaa... atau pergilah bersama pria itu. Untuk apa kau perduli dengan ku. Bukan nya kau akan pergi bersama nya malam ini. Apa lagi, kau mengatakan dia 'sangat perhatian' kepadamu." ujar Lisa penuh penekanan.

Deg

"Lili... jangan memanggil nama ku pliss.. panggil aku Nini... hiks... Hanbin hanya bawahan ku. Dia hanya supir ku sayang.. hiks" Jennie mulai menangis kembali. Lisa me rolling mata nya saat mendengar kata Hanbin. Ia sebenarnya tak tega kalau melihat kekasih nya menangis lagi. Padahal ia sebelum nya ingin sekali berbicara seperti dulu dengan kekasih nya. Tapi situasi tak mendukung.

Lisa mendudukan dirinya kembali di atas ranjang.

"Bawahan? Supir? Ada kah kata yang lebih sopan untuk memanggil kamu selain 'Jennie-yaaa'. Atau yang memang memperlihatkan kamu adalah atasan nya. Seperti contoh, nona Jennie atau ms. Kim, ms. Jennie. Banyak panggilan seperti itu. Bukan hanya memanggil mu dengan nama dan dia meng 'aku kamu' kan kamu, Jennie shi. Nona Irene saja yg sahabat mu masih memanggil mu dengan sebutan 'ms. Jennie' di depan ku dan teman temanku."

Jennie tersentak, ia baru menyadari panggilan Hanbin untuk nya.

"Dan kalau dia memang bawahan mu, haruskah dia mengusap kepalamu? Harus kah kamu tersenyum untuk nya? Haruskah kamu menerima karangan bunga darinya di depan ku? Kalau kamu menghargai ku sebagai kekasihmu, harusnya kamu buang saja bunga itu saat dia sudah tidak ada, bukan malah menyimpannya."

My Wild J [END] + SEQUEL!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang