🌼 Delapan

8 7 2
                                    

Biasakan klik bintang sebelum membaca, dukungan kalian adalah penyemangatku.

Terima kasih...

🍂🍂🍂

Ruangan bernuansa serba putih terasa begitu hampa, diiringi dengan suara bising dari alat medis dan aroma obat yang menguar seakan menjadi pelengkap dari ruangan berukuran 16 m².

Seorang pemuda terbaring lemah di atas electric bed dengan tangan yang terpasang selang infus.

“Kau benar-benar keras kepala Kevin Allansyah!”

"Anak nakal."

"Ishhh!!!"

Zulee mengacak rambutnya frustasi.

Sorot matanya sendu melihat sang adik yang belum juga sadarkan diri.

“Kenapa harus dia yang kau cintai?" Ujarnya parau.

“Kenapa harus dia yang kau cintai, Kevin?!"

"Kau sudah tahu akhir dari kisah ini kan?”

"Kevin, kenapa kau memilih untuk terluka sendiri?"

Zulee menangis dalam diam.

Jangan sangka dia tidak mengetahui apa yang terjadi selama ini.

Faktanya, dia mengetahui semuanya.

Hatinya terluka mengingat sang adik yang bersikukuh tidak ingin bolos demi Unesca.

Dia pun merasa sesak.

Bagaimana Rezain mengatakan bahwa adiknya hampir pingsan di koridor.

"Eungh…."

Sebuah lenguhan membuat zulee tersadar, ia segera menekan tombol darurat.

“Ke-kevin, kau sudah sadar?!”

“Kak Z-zul ini di-mana?”

Zulee meneteskan air matanya kembali, “Kau di rumah sakit, bodoh! Aku sudah bilang bolos saja hari ini tapi kau… aishh anak nakal!”

Kevin menundukkan kepalanya, ia merasa bersalah melihat kakaknya yang menangis karenanya.

“Maaf kak... Kevin j-jadi anak nakal l-lagi.”

Zulee menghela nafas.

“Aku tahu kau mencintainya, tapi jangan paksakan dirimu.”

Kevin menatap sang kakak bingung.

“Kau mencintai Eca kan?”

“D-dari mana kakak tahu?” Tanya Kevin syok.

"Aku tahu semuanya, semua yang menyangkut dirimu. Tentang rasa yang kau pendam, tentang luka yang selalu kau terima, semuanya aku tahu. Kenapa kau tidak pernah mengeluhkannya pada ku?"

"Aku hanya tidak ingin menambah beban kakak. Maaf, aku mengecewakan kakak." Lirih Kevin.

“Tidak Kevin, aku tidak kecewa karena kamu mencintai sahabatmu. Aku hanya kecewa pada diriku yang tidak bisa menolong adikku yang terluka, padahal aku tahu bahwa adikku sedang terluka.”

“Aku baik-baik saja kak.”

“Selalu saja seperti itu. Sudah ku katakan aku tahu semuanya Kevin. Jangan coba-coba menutupinya dariku.” Ucap zulee tegas, dia tidak tahan dengan apa yang terjadi pada adiknya.

Kevin meneteskan air matanya, ia benci menjadi penyebab seseorang menangis.

"Kevin, kau tahu akhir dari rasamu bukan?" Tanya zulee.

"Sekarang, sebelum terlambat, bisa kau hentikan? Demi kebaikanmu, agar kau tidak terluka semakin dalam." Sambungnya menatap Kevin penuh harap.

“Maaf kak a-aku..."

"Jadi kau memilih tersakiti sampai akhir?"

"Maaf..." Lirih Kevin.

“Tidak, jangan meminta maaf. Jika dia adalah kebahagiaanmu maka kejar lah, kejar sampai kau mendapatkannya. Namun jika kau tidak bisa mengejarnya lagi maka jangan paksakan dirimu, pulang lah aku selalu ada untukmu. Adikku satu-satunya yang paling aku sayang.”

Kevin tersenyum mendengarnya, ia menghapus air matanya dan memeluk kakaknya dengat sangat erat.

“Terima kasih kak, terima kasih sudah ada untuk Kevin."

"Apapun, demi adikku. Terima kasih juga sudah lahir ke dunia ini dan menjadi adikku yang manis."


🍂To Be Continue🍂

Vote-nya dong sayang, Sam pundung nih kalau kalian cuekin Sam 🙄

[1] THE TRUTH UNTOLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang