💮 Tujuh

10 11 5
                                    

Biasakan klik bintang sebelum membaca, dukungan kalian adalah penyemangatku.

Terima kasih...

🍂🍂🍂

“Eca.”

Unesca menoleh, melihat ke arah Kevin yang berjalan sembari menenteng sesuatu di tangannya.

Sedikit mengernyitkan dahinya saat Rezain memapah Kevin.

“Kau baik-baik saja?”

“Dia sak—“

“Aku baik-baik saja.”

Kevin langsung memotong ucapan Rezain, membuatnya memutarkan bola matanya jengah dan memilih duduk di kursi kosong yang ada di perpustakaan itu.

“Kau kemana saja? Aku tak melihatmu makan siang di kantin, apa kau sudah makan?”

“Sudah.”

“Kau makan di mana? Apa kau makan dengan lahap?”

Unesca menghela nafasnya, lalu menutup buku yang sedari tadi ia baca dengan sedikit kencang.

“Di taman dengan Kak Frans. Dan bisakah kau berhenti untuk bertanya? Aku sedang sibuk, jangan ganggu!”

Kevin terdiam, ini pertama kalinya Unesca membentaknya seperti ini.

Ahh…. maaf aku sudah mengganggumu.”

Kevin tersenyum tipis, ia memaklumi sahabatnya itu, pasti sedang sangat sibuk.

Unesca membereskan bukunya dengan cepat, seperti terburu-buru.

“Eca, kau tidak lupa kan nanti pul—“

“Unesca Kim!”

Kevin menghentikan ucapannya saat seseorang memanggil Unesca dan berlari ke arahnya.

Padahal tidak boleh berisik di perpustakaan, kenapa pula harus berteriak.

“Kak Frans.” Unesca tersenyum lebar menatap Frans yang berlari ke arahnya.

“Kita jadi kan pergi berdua?”

“Tentu saja. Oh ya! Vin, kita pergi lain kali saja ya?”

“Tapi—“

“Unesca cepat!” Frans menarik tangan kanan Unesca.

“Dah Kevin….”

Kevin tetap mempertahankan senyumannya sampai pujaannya itu benar-benar tak terlihat lagi.

“Padahal aku hanya ingin mengatakan selamat ulang tahun Eca, aku menyayangimu selalu.”

Kevin mengatakannya dengan sangat lirih.

Ia tersenyum  tapi ada air mata yang menetes dari kedua matanya.

Walau begitu ia tetap mengukir senyum sebaik mungkin.

Untuk gadis mungil kesayangannya.

"Jangan nangis, lemah banget."

Ck, dasar pengganggu suasana!!

Rezain merebut paksa kantung yang berisi kue di dalamnya.

Dia mengeluarkannya dari kantung dan memakan kue yang sedikit hancur karena tarikannya tadi.

Suapan pertama.

"Mhh!! Enak sekali kuenya Kevin!!"

Suapan kedua.

"Gila parah mantap!! Kau mau?"

Kevin menggeleng.

Suapan ketiga

"Aghhh rasanya membuat jantungku berdebar!! Kau akan menyesal tidak mencobanya."

Kevin terbengong melihat sahabatnya seperti itu.

Apa Reza kesurupan hantu perpustakaan?

Di saat dia sedang patah hati?

Haruskah?!

"Yak!! Cepat duduk." Rezain menarik Kevin untuk duduk di sebelahnya.

Kasihan juga melihatnya terus berdiri sambil meratapi diri sendiri.

Nanti kalau anak orang gila mendadak kan tidak lucu!!

Memangnya Unesca akan tanggung jawab?

Mustahil sih.

"Buka mulutmu." Kevin menurut, menerima suapan dari Reza dan mengunyahnya.

"Enak kan?"

Kevin mengangguk.

"Kau mau lagi? Akan ku suapi, kau tidak perlu khawatir harus menggerakkan tubuh mu yang lemas. Makan yang banyak, makanan manis bisa mengusir patah hati hushh hushh—"

Kevin tersenyum perlahan

Ahhh dia mengerti,

Reza sedang menghiburnya.

Dengan caranya sendiri.

🍂To Be Continue🍂

Apasi pasi pasi 😳

Kalau ada typo koreksi sendiri ya, Sam ga baca ulang soalnya

[1] THE TRUTH UNTOLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang