"Zenitsu-kun, co-ba kau lihat di depan sana." Zenitsu mengerutkan keningnya dan melihat ke arah yang di tunjuk, terlihat sekelebat bayangan memasuki ruang Lukis.

"Hanya bayangan seseorang, mungkin ada tim lain di sana." Zenitsu berkata acuh, dia mencoba berpikir positif. Jangan lupakan, jika dirinya ini sedikit penakut, hanya sedikit.

"Ta-tapi..."

"Sudahlah Senpai, jangan memikirkan hal aneh," potong Zenitsu, namun tak lama terdengar teriakan dari sana.

"Kyaaaaa!!!! Tolong!!!!!"

Sahutan teriakan itu terdengar keras, membuat beberapa tim yang ada di dekat sana terkaget.

"Apa yang terjadi?" Akemi keluar dari kelas dan melihat Zenitsu yang mencoba mendekat ke Kelas Lukis, sedangkan di ambang pintu hanya tertinggal Vinni seorang.

"Zenitsu-kun sedang mengeceknya." lapor gadis itu, Akemi mengangguk mengerti, dia mengirimkan sinyal pertanda semua baik-baik saja pada yang lain dan diam di sana menemani Vinni. Gadis itu benar-benar tidak ingin di tinggal sendirian.

Zenitsu berkeringat dingin, dari yang dia dengar sekarang hanyalah suara nafas binatang liar? Tunggu, binatang?!

Setelah mengumpulkan keberanian Zenitsu mengarahkan senternya ke depan dan di sana dia melihat segerombolan orang merapat ke dinding. Sedangkan satu orang kini tengah menahan orang gila tidak memakai baju menggunakan kursi.

Zenitsu membola, tubuhnya bereaksi sendiri dengan berlari dan menerjang orang gila itu. Kondisi tim yang di serang makhluk ini sudah pingsan di tempat, tepat ketika Zenitsu menendang punggung makhluk gila di depannya.

"Auchh... Apa yang kau lakukan?!" Zenitsu terdiam, dia mengenali suara ini. Pria itu mengarahkan senternya pada makhluk yang tengah melepaskan? Topengnya. Kedua Netra Zenitsu melebar.

"Jadi Setan Babi itu dirimu, Inosuke?!" pekiknya tertahan, "Ck, tentu saja! Kau ini kenapa malah menendang punggungku huh?!" Inosuke mencibir, Zenitsu sendiri menggaruk belakang kepalanya.

"Ahahaha, kupikir kau sesuatu yang lebih menyeramkan, Iblis misalnya." tutur pria bersurai kuning tersebut tanpa rasa bersalah, Inosuke mendengus.

Pria itu menghampiri Sembilan orang Pingsan di sudut ruangan, dia menggeledah pakaian mereka semua. Merampas kertas misi milik Kelompok tersebut.

"Dapat juga, lumayan lah." gumam Inosuke, "Kau mengumpulkannya dengan cara seperti itu?" Zenitsu berseru tidak percaya, Inosuke tersenyum remeh.

"Ini cara cepatnya, belajarlah cara instan otak pintar." angkuhnya dan berjalan melewati Zenitsu yang terdiam, setelah beberapa saat Zenitsu menggeleng lalu kembali pada Kelompoknya.

"Apa yang terjadi tadi?" tanya Clara saat Zenitsu sampai, "Bukan apa-apa, hanya orang iseng." semua orang mengangguk mengerti.

.
.

Pagi hari semua murid di bangunkan, padahal mereka belum lama tertidur. Semua murid berbaris sesuai kelompoknya semalam. Mereka melakukan senam pagi.

Ingin sekali Zenitsu membolos, tapi hal itu tidak mungkin terjadi. "Nezuko-chan, kau baik-baik saja?" tanya Zenitsu ketika melihat wajah sang pujaan sedikit pucat.

"Aku baik senpai." jawabnya dan Zenitsu hanya bisa mengangguk, para siswa kini ribut mengenai Setan Babi yang keluar meneror semalam.

Setan tersebut sukses menjadi perbincangan hangat pagi ini oleh Siswa Gakuen, dan Zenitsu yang tahu identitas Setan tersebut hanya bisa menggeleng. Temannya satu itu memang ada-ada saja kelakuannya.

Pengulangan | KNYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang