7. Brengsek

450 79 12
                                    

Haii...
Gimana kabarnya?
Semoga suka ya sama Chapter ini,
Enjoy!!

Tae berdiri di depan mobilnya, dan melipat kedua tangannya di dadanya sambil menatap tajam ke arah Dita dan Mark yang baru saja datang.

Dita sedikit takut melihat raut wajah Tae yang seperti ingin marah, sementara Mark mencoba menebak-nebak apa yang sebenarnya ingin di lakukan Tae.

"Akhirnya kau kembali juga" Ucap Tae saat Dita sampai ke hadapannya.

"Maafkan aku ya, aku lupa mengatakan bahwa aku akan pulang duluan" Dita bingung harus beralasan apa, Ia juga takut kalau tiba-tiba Tae ngamuk dan membuat keributan.

"Tidak apa-apa" Tae seperti orang yang pasrah, sorot mata marahnya bahkan sudah hilang.

"Aku sudah biasa di anggap seperti itu" Sambung Tae

Dita dan Mark sama-sama kebingungan dengan apa yang Tae katakan, wajah Tae juga tampak sangat berbeda dari biasanya.

"Ha? apa maksudmu?"

"Aku tau, kau pasti menganggap ku lelaki brengsek, sampai-sampai karena aku ingin berteman denganmu, kau malah mempermainkan aku, aku tau aku pantas di perlakukan seperti itu" Tae menangis entah karena apa.

Mark mengerutkan keningnya, Ia tau benar bahwa Tae hanya berpura-pura, mana mungkin Tae menangis karena hal seperti itu, terakhir kali Tae menangis saat Ia kehilangan Ibunya, sejak saat itu hati Tae seperti mati rasa dan tidak pernah lagi menangis.

Berbeda dengan Mark, Dita justru termakan permainan Tae, Dita tampak bingung harus merespon Tae dengan cara apa.

"Maaf Tae, aku tidak pernah berpikiran seperti itu, kau bukan lelaki brengsek kok" Dita memegang pundak Tae berusaha menenangkan Tae.

"Benarkah? Katakan saja kalau memang benar" Tae makin menjadi-jadi, aktingnya semakin mahir saja.

"Tidak, aku yakin kau itu lelaki yang baik" Dita menatap mata Tae.

"Kalau begitu, kau mau menjadi temanku kan?"

Dita mengangguk, mengiyakan ucapan Tae, Tae yang senang refleks memeluk Dita, membuat Mark yang ada dibelakang Dita terkejut, Tae menatap dan tersenyum ke arah Mark, seolah Ia ingin mengatakan bahwa Ia menang.

"Tae, lepaskan aku, nanti Soodam melihat kita" Dita berusaha melepaskan pelukan Tae yang sangat erat.

"Ah maafkan aku, aku terlalu senang" Tae melepaskan pelukannya dari Dita.

"Masuklah, aku sudah cukup senang mendengar kau mau menjadi temanku" Ucap Tae

"Baiklah" Dita menghampiri Mark, Dita masih sedikit kebingungan dengan tingkah Tae, tapi Ia berusaha mengikuti saja apa mau Tae.

"Mark, terima kasih sudah mengantarkan ku, aku masuk dulu ya" Dita meminta izin pada Mark.

Mark hanya mengangguk mengiyakan, Dita juga memberi isyarat pada Tae bahwa Ia ingin masuk, dan sama seperti Mark, Tae juga mengangguk mengiyakan.

Setelah Dita masuk, Tae dan Mark hanya berdua di luar pagar rumah Soodam tersebut.

"Jangan pernah sakiti Dita, aku mohon" Ucap Mark pasrah

"Kau memohon? bukankah kemarin kau sangat percaya diri?, pertahankan percaya diri mu itu, dan lawan aku" Tae tersenyum, Ia lalu memasuki mobilnya.

Tae membunyikan klakson mobilnya agar Mark tidak menghalangi jalannya, Mark akhirnya bergeser kesamping, Tae lalu melajukan mobilnya sekencang-kencangnya, meninggalkan Mark yang kini sedang memikirkan cara agar Tae berhenti mengganggu Dita.

[END] My lullaby || Dita,Taehyung, dan Mark.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang