"Ngapain lo mau ketemu sama gue? Oh,,gue tau, lo pasti mau minta maaf, 'kan sama gue gara-gara kejadian di koridor tadi? Kenapa? Nyesel lo cari masalah sama gue?" Cerocos Sultan angkuh.

"Anjir,,, ngomong lo cepet amat, Tan. Udah kaya orang yang lagi di kejar rentenir aja."

"Hooh. Ngomong lo ajip banget. Udah pates, 'tuh jadi penyiar radio." Timpal Viki.

"Whatt? Gue jadi penyiar radio? Punya duit berapa mereka mau bayar gue? Kalo cuma jutaan gue ogah! Anak SULTAN kaya gue harus di bayar ratusan juta."

"Astaganaga,,," Abimanyu menjambak rambutnya sendiri, kala mendengar nada sombong Sultan. Temannya itu udah kelewat bar-bar.

"Aku kesini mau bicarain hal penting sama kamu." Queen menatap kearah Sultan dengan takut-takut.

"Bicara apa? Sorry, gue nggak level ngomong sama rakyat jelata kaya, lo."

"Anjimm, lama-lama gue bisa gila denger ucapan lo." Heboh Viki sebelum pergi dari sana.

"Ya Allah, semoga temanku ini tidak kena Azab karena berkata julid dan sombong." Pekik Abimanyu dengan kedua tangan mengadah keatas.

"Bacot, Lo." Sinis Sultan. Lelaki itu kembali menatap ke arah Queen yang juga tengah menatap kearahnya. "Lo mau ngomong apaan? Buruan! Gue nggak punya banyak waktu. Orang kaya gue tuh sibuk. Nggak pengangguran kaya lo."

"Em,, a-anu,, aku,, k-kamu-,"

"Lo ngomong apaan sih! Gue nggak ngerti. Oh, atau itu bahasa rakyat jelata, ya? Sorry orang kaya, kayak gue nggak level dengernya."

Queen menatap Sultan dengan sinis. Lama-lama denger kesombongan Sultan ternyata kesal juga. "Kamu sombong banget sih. Bisa nggak jangan sebut aku rakyat jelata. Kamu emang kaya, tapi nggak usah sombong juga kali. Tiba-tiba miskin mendadak tau rasa." Berani Queen, membuat Sultan, Abimanyu dan semua yang ada di sana tercengang.

Berani banget, pikir mereka.

"Dasar rakyat jelata. Berani banget lo ngomong gitu sama gue. Eh, elo nggak tau aja harta bokap gue nggak akan abis-abis selama tujuh turunan. Bukannya miskin, tiap hari gue malah makin kaya." Celetuk Sultan berkacak pinggang.

"Dasar sombong."

"Oh, jelas! Gue sombong karena gue mampu."

Queen memutar bola matanya malas. Berdebat dengan Sultan hanya membuang-buang waktu. "Dasar pemarah, sombong, nggak ada ahlak."

"Yee,,,dasar rakyat jelata."

"Udah sombong, pemarah, so ganteng lagi."

"Emang gue ganteng. Udah ganteng, kaya lagi."

"Kaya matamu."

"Contoh holang kaya sesungguhnya adalah gue."

"Iya, kamu emang kaya. Kaya monyet." Teriak Queen sebelum pergi dari sana.

Sultan menganga di tempatnya. Ini adalah pertama kalinya seumur hidup, ada yang menyebutnya seperti monyet. Lelaki berusia 17 tahun itu semakin yakin, kalau mata Queen katarak karena tidak bisa melihat kegantengannya.

Gadis aneh!

💰💰💰

Queen uring-uringan di parkiran sekolah. Gadis itu masih merutuki kebodohannya yang menimpali ucapan Sultan tadi siang. Kalo begini jadinya, bisa-bisa Sultan menolak di ajari olehnya.

Bel sekolah sudah berbunyi sejak 20 menit yang lalu. Queen tak berniat beranjak sedikitpun dari parkiran khusus Geng Ambyar itu. Disana masih berjajar rapih motor-motor geng Ambyar, menunjukan kalo pemiliknya belum pulang.

SULTAN | THE KING HOLKAYWhere stories live. Discover now