1. Gadis Ceroboh

19.2K 1.1K 158
                                    

WAJIB BACA!

Assalamualaikum wr.wb

Hallo semuanya, gimana kabar kalian? Moga aja sehat Aamiin.

Buat kalian yang baru baca cerita ini, jadi ini tuh squel dari cerita aku yang judulnya Nayra. Kalian bisa baca dulu cerita itu sebelum cerita ini. Tapi kalau mau langsung juga nggak papa wkwkwk.

Oke, di sini aku cuman masih info buat jadwal updatenya.

UPDATE SETIP HARI : SABTU
WAKTU : SORE/MALEM

BISA JADI UPDATE SATU MINGGU DUA KALI, ATAU TIGA KALI KALAU MOOD NYA BAGUS. APALAGI KALAU BANYAK YANG VOTE SAMA COMEN WKWKW

JANGAN LUPA FOLLOW AKU WATTPAD AKU YA.

SEBELUM BACA VOTE AND COMEN DULU YA 😍

KALIAN BACA CERITA INI TANGGAL BERAPA SIH??

KALAU ADA TYPO JANGAN LUPA TANDAI YA💰

HAPPY READING❤

Suara deruman motor terdengar sangat nyaring di jalanan kota jakarta yang padat. Banyak para pejalan kaki yang berlalu lalang, tak membuat ketiga pengendara motor itu memelankan lajunya. Malah mereka makin menambahkannya. Banyak umpatan kasar di layangkan kepada mereka, namun itu semua hanya di anggap angin lalu. Jam sudah menunjukan pukul 06.58 pagi. Itu artinya, dua menit lagi gerbang sekolah akan di tutup dan upacara bendera akan segera di mulai.

Tepat saat gerbang akan tertutup, ketiga motor itu buru-buru masuk secepat kilat, membuat satpam itu mengelus dada alias kaget. Kedatangan mereka tentu saja menjadi pusat perhatian.

Mereka mulai memarkirkan motornya di dekat pohon. Bukan tanpa alasan mereka memarkirkannya di sana. Itu adalah kawasan 'khusus' yang sudah di tandai oleh sang ketua.

"Woyy,,,lo bertiga! Buruan masuk goblok. Bentar lagi upacara di mulai." Teriak Toni-salah satu anak OSIS.

Abimanyu menatap tak suka. Jabatannya anak OSIS yang kerjaannya nertibin semua murid, tapi bahasanya udah kaya ngajak gelud, pikirnya.

"Heh Toni toronton! Jaga bahasa lo, kalau nggak mau gue talipak dungser." Sewot Abimanyu.

"Halah, banyak bacot lo. Buruan ke lapangan kalo nggak mau di jemur lagi kaya minggu kemarin."

"Wahh-wahh,, berani banget dia teriak di depan lo, Tan." Celetuk Viki, menyikut lengan Sultan.

Sultan menatap Toni dari atas sampai bawah dengan pandangan menilai. Ck! Dilihat dari gaya dan penampilannya, ternyata masih keren dirinya. Sultan membuka dompetnya, lalu melempar uang berwarna merah pada Toni.

"Berani banget teriak-teriak di depan gue. Gue lempar duid, kicep, 'kan lo." Ketus Sultan sebelum pergi dari sana diikuti kedua temannya.

Bagitulah orang-orang yang selalu mencari masalah dengannya. Paling-paling cuma biar di kasih duit olehnya. Contohnya seperti barusan. Kadang ia heran, kenapa orang seperti itu rela merendahkan harga dirinya hanya untuk uang merah saja.

Ck! Keliatan banget susahnya. Untung dari lahir gue udah holkay, batin Sultan.

Lelaki itu mulai memasuki area sekolah, diikuti kedua temannya. Banyak pasang mata yang menatap kearahnya. Ada yang menatapnya dengan kagum, ada juga yang menatapnya dengan malu-malu.

SULTAN | THE KING HOLKAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang