Chapter One : Introduction

9.2K 423 6
                                    

Radinka

"Hay nama saya Radinka Idonia , bisa dipanggil Radin atau Dinka, saya pindahan dari Semarang. Terima kasih," sapa Radin dengan seulas senyum yang dipaksakan.

"Terima kasih ya Radinka, sekarang kamu boleh duduk di sana," ucap Pak Hamid sambil menunjuk kursi yang dimaksudnya. Radin pun menuju kursi yang Pak Hamid maksud.

"Wih tuh anak baru cantik juga ya."

"Keliatan banget sih si Dinka caper ke cowo-cowo."

"Anaknya baik deh kayanya, baik di depan doang maksudnya."

"Judes bangetlah, takutkan jadinya."

Radin bisa mendengar apa yang mereka bicarakan tentangnya. Tidak di Semarang, tidak di Bandung selalu aja banyak yang mengoceh tentang Radin,dan untungnya Radin bukan tipe orang yang sensitifan, lagi pula Radin enjoy-enjoy saja dikatakan seperti itu. Pak Hamid sudah memulai kegiatan belajar dan belajar, dan mau tak mau Radin harus memperhatikan apa yang sedang Pak Hamid jelaskan.

Bel pun berbunyi, yang menandakan waktunya istirahat. Ketika Radin hendak keluar kelas, seseorang menepuk pundak Randin, dengan reflek Radin pun menoleh ke belakang.

"Hay Radin," sapanya dengan hangat.

"Oh hay," jawab Radin dengan singkat.

"Nama gue Abby, eh lo mau ke kantin kan?"

"Hm? ke kantin? kayanya sih iya, kenapa emangnya?"

"Yaudah bareng gue aja, siapa tau lo mau lebih mengenal sekolah atau anak-anaknya, jadi gemana?"

"Apanya? Oh iya boleh deh, yaudah yuk By kita ke kantin."

'Lumayanlah ada Abby, jadi gue bisa lebih tau sekolah ini,' batin Radin.

Akhirnya mereka pun tiba di kantin, dan mereka duduk di kursi pinggir kantin.

"Din, gue udah pesenin makanan sama minuman buat kita, sambil nunggu mendingan gue ceritain apa yang gue tau," ujar Abby dengan santai

"Okey."

"Setau gue, SMA Connolly ini SMA elit di Bandung, terus murid-muridnya juga kebanyakan high class semua, contohnya dia," seraya melirik ke arah perempuan yang sedang duduk di kursi tengah kantin bersama dua orang temannya.

"Yang rambutnya panjang dan lurus, namanya Madison. Dia ketua cheers angkatan sekarang, banyak yang bilang dia itu queen beelah, drama queenlah, dan memang kenyataannya kaya gitu. 

"Sebelahnya itu sidekicknya , yang rambutnya keriting namanya Calandra, ya ga beda jauh sama Madison, tapi dia setidaknya lebih baik hati daripada Madison, setidaknya," ucap Abby dengan panjang lebar.

"Kalau yang rambutnya pendek?" Tanya Radin

"Oh yang itu namanya Edna, dia tomboy, bintang basket, dia sahabat gue," jawab Abby dengan lirih.

"Sahabat? kalau dia sahabat lo, kenapa dia bareng Madison?"

"Dulunya sahabat gue, tapi ga tau kenapa dia lebih suka main sama Madison dibandingkan gue, dan akhirnya gue sama Edna udah jarang berkomunikasi, nyapa juga udah gapernah Din."

"Oh maaf By gue ga bermaksud."

"Santai ajalah Din, eh tuh makanan kita udah datang."

Abby dan Radin pun mulai memakan makanan pesanan mereka. Di sela-sela makan mereka, Abby menceritakan hal lucu yang pernah terjadi di SMA Connolly, sehingga membuat Radin tertawa, walaupun bukan tawa yang terbahak-bahak. Setelah selelai makan, Abby melanjutkan cerita yang sempat terpotong.

"Oh iya Din, gue belum cerita ya kalau Madison ngegebet Rafael?" Tanya Abby seraya meminum green thai teannya.

"Rafael?" Tanya Radin sedikit heran.

"Iya Rafael K. Hadrami. Ga ada satupun orang yang tau kepanjangan huruf K di namanya, guru-guru aja gatau, terus banyak yang bilang dia ganteng, bintang sekolah, pinter, berasal dari keluarga yang berada pula, ya kalau menurut cewe-cewe sih he's so perfect, but i don't think like that," jawab Abby panjang lebar.

"Emang orangnya yang mana?" Tanya Radin dengan santai.

"Ciee lo kepo yaa? Jangan-jangan lo kaya cewe-cewe yang lainnya."

"Apasih By gue cuman mau liat wajahnya doang, lagian gue bukan cewe yang kaya gitu."

"Sayang sekali Din si Rafa belum ke kantin, tar deh kalau ada gue tunjukin ke lo."

"Okey deh, eh gue ke toilet dulu ya, tar lo langsung ke kelas aja gausah nungguin gue, okey?" Tanya Radin seraya meninggalkan Abby.

"Okey, deh Din," jawab Abby sambil melambaikan tangannya, dan Radin hanya membalasnya dengan senyuman.

Radin pun berjalan menuju toilet yang tidak jauh dari kantin, namun sepertinya seseorang telah menabrak Radin hingga Radin hampir kehilangan keseimbangan tubuhnya. Beruntung Radin dapat mengontrol keseimbangan badannya, sehingga Radin tidak benar-benar terjatuh.

"Eh sorry ga sengaja," ucap orang itu, dan Radin hanya membalasnya dengan senyuman, dan Radin pun meninggalkan orang itu.

Tanpa Radin sadari, orang yang telah menabraknya itu adalah orang yang membuat Radin penasaran sedari tadi karna namanya.

To be Continued

Hai makasih ya yang udah mau baca cerita ini, maaf yess kalau banyak bahasa yang aneh atau apalah, pokonya makasih yaa udah mau baca, dan semoga kalian tetep mau ngelanjutin baca cerita hidden, laff you readers

HiddenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang