Chapter 97

643 65 6
                                    

Aku Tidak Peduli Apakah Dia Hidup atau Mati

"Bahkan jika aku meletakkannya di ruang bawah tanah, dia tidak akan percaya lagi. Pria dengan nama keluarga Gu benar-benar bisa mengabaikan hidup dan mati istrinya."

Bawah tanah...

Setelah mendengar bahwa dia akan ditempatkan di ruang bawah tanah, wajah Wen Niannan langsung menjadi pucat. Dia mencoba melarikan diri ke pintu meskipun dalam keadaa terluka, tetapisegera ditendang ke tanah oleh Sun Qi.

"Ugh..."

Wen Niannan sejenak meringkuk kesakitan, hampir kehabisan napas, mencengkeram perutnya nyaris tanpa tenaga.

"Sun ge, mungkin pria bernama Gu itu belum menonton videonya. Mari kita tunggu sebentar? Yang lain sudah kelaparan."

Sun Qi memandang orang yang meringkuk di tanah dan mencibir, "Mari kita tunggu satu jam, pergi, dan makan."

Shen Luoan duduk di kamar Gu Yansheng, sama sekali tidak pergi kemanapun, berjaga kalau-kalau Wen Niannan menghubungi Gu Yansheng. Jika orang-orang itu menghubungi Gu Yansheng, ia akan menghalangi mereka.

Ding!

Ada pesan baru yang diterima ponsel yang ada di atas meja. Ekspresi Shen Luoan berubah, dia buru-buru mengambil ponsel itu dan menyalakannya.

Ketika dia melihat Wen Niannan dengan ekspresi menyakitkan penuh darah dalam video, matanya menunjukkan kegilaan yang tajam dengan senyum aneh di sudut mulutnya.

Ia menyentuh kata 'hapus' dengan ringan untuk mengosongkan galeri sebelum akhirnya meletakkan telepon. Shen Luoan berjalan ke sofa di sebelah balkon dan duduk, matanya tampak bersinar di bawah cahaya redup.

Wen Niannan mencoba bangun, tetapi bahkan bernapas pun sangat menyakitkan. Dia sekali lagi jatuh ke tanah, berbaring dan memegang cincin di tangannya dengan kuat.

Gu Yansheng, apakah kamu benar-benar kejam...

Cincin dalam tangannya dipegang erat. Luka di telapak tangannya mulai berdarah lagi, menodai lengan baju dan bergulir melalui jemarinya.

Untuk sesaat, Wen Niannan menatap noda darah itu. Rasa sakitnya sama seperti tahun itu, ia meringkuk dan menangis sambil memeluk kepalanya.

Selamatkan aku, kumohon, siapapun selamatkan aku...

Wen Niannan tidak tahu sudah berapa lama dia menangis bahkan sampai pingsan. Ia merasa kesakitan ketika rambutnya ditarik dengan paksa. Begitu membuka mata, ia melihat Sun Qi sudah berada di depannya.

Meskipun rasa sakit ditubuhnya begitu luar biasa, dia masih berjuang untuk menghindarinya, "Lepaskan aku! Jangan sentuh aku!"

Sun Qi berjongkok dengan ponsel di tangannya sambil menatap ke arah Wen Niannan dengan keja,

"Sepertinya kamu takut padaku, apa sebelumnya kita sudah saling mengenal?"

Wen Niannan sedikit terkejut, lalu segera menundukkan kepala untuk menghindari tatapannya, "Tidak... tahu..."

Sun Qi mengangkat ponsel di tangannya. Ia tersenyum muram di depan wajah Wen Niannan, "Sepertinya Gu Yansheng sungguh akan berpura-pura tuli dan bisu. Tidak mungkin, kita harus meneleponnya untuk melihat apakah dia sudah membaca pesan kita?"

Ketika Wen Niannan mendengar bahwa Sun Qi akan menelepon Gu Yansheng, matanya sedikit berkedip.

Pada pagi buta, Sun Qi meminta nomor ponsel Gu Yansheng dari Qin Qibai lalu menatap Wen Niannan yang terbaring di tanah dengan tatapan merendahkan. Ia menghubungi nomor tersebut.

Teratai HitamWhere stories live. Discover now