Chapter 77

555 66 1
                                    

Bekas Luka Di Balik Sarung Tangan Putih

"Sehat..."

Hanya sensasi terbakar yang kuat yang bisa dia rasakan, Wen Niannan membungkuk kesakitan.

Dia melihat seluruh punggung tangannya menjadi lebih merah karena air panas, bahkan ada luka melepuh di beberapa tempat. Wen Niannan menggerakkan jari-jarinya dengan perlahan, terengah-engah karena kesakitan.

"Oh, maafkan aku," kata Shen Luoan.

Wen Niannan perlahan mengangkat pandangannya, menatap lurus ke arah Shen Luoan dengan terkejut. Dia melihat cangkir termos di tangan orang itu dan berkata dengan marah, "Shen Luoan, apa maksudnya ini?"

Shen Luoan pura-pura menutup mulutnya dengan ekspresi terkejut, dia bertanya, "Oh, mengapa kamu tiba-tiba terburu-buru? Aku tidak melihatmu. Kamu membuat ku terkejut jadi membuat air ku tumpah kemana-mana. Apakah kamu tidak melihat kemana arahmu berjalan?"

"Aku bertanya apa maksudmu? Apakah kamu sengaja menumpahkan air panas padaku?" Wen Niannan mengerutkan kening, bersandar ke dinding agar bisa berdiri tegak.

Shen Luoan mengguncang cangkir di tangannya dengan ringan. Matanya berubah dalam sekejap ketika dia melihat keadaan Wen Niannan, matanya penuh dengan racun, "Tentu saja, aku melakukannya dengan sengaja. Dengan begitu kamu tidak akan bisa untuk berpartisipasi dalam perayaan sekolah, ditambah lagi kamu tidak akan bisa bermain piano."

"Apakah kamu tidak takut aku akan memberi tahu guru mengenai hal ini? Kamu yakin tidak ada teman sekelas kita yang melihat ketika kamu membuat cangkir termos?"

Mendengar hal ini Shen Luoan tiba-tiba tertawa. Dia maju selangkah lalu meraih tangan Wen Niannan yang melepuh sambil mengejek, "Pertama, mereka pasti akan lebih dulu bertanya pada ku. Menurutmu, siapa yang akan lebih dipercaya? Siswa yang baik dan ramah di mata guru dan siswa atau siswa kesepian yang antisosial, menurutmu siapa yang lebih meyakinkan?"

Tangan Wen Niannan yang tersiram air panas dengan sengaja dipegang kuat oleh Shen Luoan. Mmebuatnya diliputi rasa sakit dan dia berjuang untuk menarik tangannya.

"Dan... jika kamu berani mengadukan ku pada guru, aku akan memberi tahu Yansheng bahwa kamu telah lama menyukainya secara diam-diam. Dan juga bahwa kamu telah diam-diam mencintainya selama bertahun-tahun."

"Kamu... bagaimana kamu tahu?" 

Wen Niannan terkejut ketika dia mendengar itu. Rasa dingin langsung turun menjalari punggungnya. Dia menatap Shen Luoan dengan tidak percaya.

"Yah, aku tahu ketika kamu berada di rumah sakit. Tsk tsk, itu menyedihkan. Kamu menyukainya selama bertahun-tahun tetapi dia selalu mengabaikanmu, satu-satunya hal yang dapat kamu lakukan adalah memanggil namanya dalam mimpimu."

Sebelumnya Shen Luoan tidak terlalu memperhatikan Wen Niannan. Orang itu selalu tampak kesepian, tidak berbicara dengan siapa pun, tetapi kemudian dia memergokinya sedang menatap Gu Yansheng pada banyak kesempatan ketika dia tidak memperhatikan.

Mulanya dia tidak terlalu yakin sampai akhirnya ia mendengar Wen Niannan yang mengigau di rumah sakit dan memanggil nama Gu Yansheng. Setelah mendengar nama itu, ia menatap Wen Niannan dengan muram dan ada tatapan jahat di matanya.

Sejak saat itu, Shen Luoan mulai mengincar Wen Niannan. Membuat Wen Niannan seolah melakukan hal-hal kotor di depan Gu Yansheng lagi dan lagi, hingga membuat Gu Yansheng secara bertahap mulai menganggap Wen Niannan adalah orang yang berpura-pura kesepian.

"Jika kamu tidak menuduh ku dan mengambil musik ku, dia tidak akan pernah merasa jijik dengan ku. Aku tidak akan menjari orang buangan di seantero sekolah."

Teratai HitamWhere stories live. Discover now