"Gue Sarah, kenapa?" Sarah berjalan menghampiri Davin. Gadis penakut itu terlihat tidak gentar dengan tatapan menusuk Davin. Sarah justru mengangkat dagunya tinggi. Rasa marah dan emosi yang membuatnya jadi seperti ini. Biasanya melawan si ketua kelas saja tidak berani, namun sekarang dia berani menantang Davin Askaraja pria yang paling di takuti di sekolah.

Sebelah alis Davin terangkat. "Di mana Jeyra?" tanya nya tanpa basa-basi.

"Yang pasti jauh dari jangkauan lo," gadis itu menunjuk Davin dengan jarinya. "Jangan cari dia apalagi ganggu dia lagi. Dan stop buat hidup dia tambah menderita!" kata Sarah penuh penekanan.

Davin terkekeh. "Jadi lo yang nyembunyiin dia?"

Sarah tidak menjawab, justru menatap Davin penuh kebencian. "Gue awalnya gak perduli sama rumor kalau lo itu kejam, gak berperasaan, penjahat kelamin dan lainnya. Tapi setelah gue denger dari mulut dia sendiri gue gak bisa berkata-kata," gadis itu mendecih. "Lo gak bisa di sebut manusia lagi, lo terlalu menjijikan."

Tidak terpancing, Davin malah tersenyum manis. "Oh ya? Gue menjijikan?" pria itu mencongkan tubuhnya ke Sarah hingga wajah mereka terpaut beberapa senti, manik mata Davin menatal lekat bibir berisi Sarah. "Gue penasaran, apa manusia menjijikan ini bisa naklukin lo?"

"Gak akan, bangsat!" Sarah spontan menampar Davin yang hampir saja mencium bibirnya di depan semua orang. "Gila, lo perlu di rawat ke rumah sakit jiwa!" teriak Sarah.

Entah mengapa air mata Sarah mengalir tiba-tiba. Mengingat semua cerita temannya tentang pria ini dan apa yang sudah di lakukan pada temannya membuat Sarah merasa marah, matanya menatap Davin setajam mungkin.

"Lo iblis!" pekik Sarah.

Davin menganggapi dengan tawa ringan. "Ya, itu gue. Oh ya Sarah, gue udah gak mau basa-basi lagi. Cepet kasih tau gue di mana Jeyra sebelum gue marah," kata Davin tenang.

Davin yakin jika gadis di depannya ini bukan berasal dari keluarga biasa. Pastinya Sarah memiliki kekuasaan dan juga jaringan yang luas hingga bisa menyembunyikan Jeyra sedemikian rapihnya tanpa bisa tercium oleh orang suruhannya yang benar-benar ahli.

"Di mana cewek itu?" Davin menekankan tiap katanya, mata tajamnya menatap Sarah tanpa ekspresi dan berusaha menghafal wajah gadis ini. Sadar sesuatu, Davin mengumpat pelan, ternyata gadis ini yang di incar pria itu. Sial, Davin tidak bisa menyentuhnya atau itu akan menimbulkan peperangan.

"Gue gak akan kasih tau, dan gue pastiin dia gak akan pernah balik lagi ke dunia lo! Camkan itu!" ujar Sarah dengan wajah mengejek.

"Fuck!" Davin tidak bisa menahan diri. Dia tidak bisa direndahkan seperti ini hingga mendorong Sarah sampai gadis itu terjatuh dan kepalanya terbentur meja.

Di saat itu Davin baru menyadari ada mata yang mengawasinya. Pria itu mengepalkan tangannya, terserahlah. Dia tidak perduli apapun lagi, meskipun hal ini akan memancing pertikaian lagi di antara mereka. Lalu membuat luka baru di tubuhnya seperti saat baru kembali dari London. Davin tidak perduli itu, dia hanya ingin menemukan gadis itu dan menguncinya di dalam dunianya selamanya.

"Shhh," Sarah meringis pelan, Davin mendorongnya sangat kuat hingga kepalanya terasa pusing terbentur kaki meja.

"Cepet kasih tau gue, sialan!" lengkingan Davin membuat keadaan semakin ramai dan membuat semakin banyak orang berkumpul.

Dan yang selanjutnya terjadi membuat Davin mengumpat sejadi-jadinya dan menendang apapun yang ada di sekitarnya. Sarah pingsan, tepat setelah setetes darah mengenai lantai dari kepalanya.

Menatap lurus orang-orang yang berusaha mengangkat Sarah ke UKS, tatapan Davin tidak sengaja bertabrakan dengan manik tajam seorang yang berdiri tidak jauh darinya.

Kedua pria itu saling melempar tatapan setajam pisau dengan aura gelap dari diri masing-masing. Kebencian menguar jelas di antara mereka. Davin tersenyum, baiklah, dia akan kembali berurusan dengan pria pencinta darah itu.

Tapi sebelum itu, Davin harus menemukan Jeyra terlebih dahulu atau Jeyra yang akan menjadi incaran pria itu. Sebenci apapun Davin pada Jeyra, pria itu tetap tidak rela jika ada yang menyakiti gadisnya.

"Cuman gue, cuman gue yang boleh nyiksa dan bunuh dia secara perlahan!" gumamnya dengan tangan mengepal.

-Dunia Davin-

Omong-omong, tentang Mamanya Jeyra itu pernah terjadi di lingkungan aku udah lama banget. Menurut aku bukan salah si cewek sepenuhnya karna kan itu memang kebutuhan orang dewasa, apalagi dia udah di tinggal suami hampir sepuluh tahun, pasti frustasi sih sampe akhirnya gak tahan kali ya. Yang salah itu dia malah nidurin pacar anaknya, kenapa bukan nikah lagi aja sih? Nah kan malah gibah kita😌

Gaada Jeyra di part ini hahaa, biarkan dia istirahat sejenak, kasihan:)

Btw terjawab ya siapa yang mukul Davin abis balik dari London nganter tunangannya ehehe.

Karna aku gak punya jadwal update aku bakal up setiap vote 500 dan komen 1k. Jadi vote sama komen biar cepet up, okeyy!!💓

Dunia Davin Where stories live. Discover now