Part 1

405K 25.1K 3K
                                    

"Kak Davin putus sama kak Liora woi!"

Jeyra berhenti berjalan, ia menoleh, melihat sekumpulan adik kelasnya yang sedang heboh menggosipi Davin, diam-diam Jeyra tersenyum kecil. Akhirnya setelah 2 bulan Davin kembali menyandang status jomblo.

Meskipun sebenarnya itu tidak berpengaruh apa-apa untuk dirinya, hanya saja Jeyra merasa senang, setidaknya Davin tidak terikat hubungan dengan siapapun lagi.

"Tapi kak Davin masih jadian sama Gina, anak kelas 11 itu."

Senyum Jeyra luntur mendengar ucapan mereka lagi, ia lupa jika Davin tidak hanya memancari satu gadis, kadang Davin bisa memacari 3 gadis sekaligus, bahkan lebih. Jey tersenyum miris, dadanya kembali terasa sesak. Gadis itu melanjutkan langkahnya menuju kelas.

Jeyra berhenti di depan kelas 12 IPA 3. Saat ingin melangkah masuk, Jeyra mendengar suara bising hingga ia mengurungkan niatnya.

Davin. Mata Jeyra menangkap sosok itu dari kejauhan, tanpa bisa di cegah, senyumnya kembali terbit, ini sebuah keberuntungan. Sangat sulit menemui Davin di sekolah, dan sekarang Jeyra bisa melihatnya tanpa bersusah payah.

Davin jarang masuk sekolah, ia sering membolos, sekalinya sekolah pun Davin jarang keluar kelas, Davin juga tidak pernah datang pagi, ia selalu datang lewat pagar belakang ketika jam sudah menunjukkan waktu istirahat pertama.

Davin itu terkenal di sekolah ini, dia populer, pria itu tampan, tubuhnya tinggi dan atletis, banyak yang menjadi fansnya, meskipun kelakuannya buruk. Dan melihat ia ada di sini tentu membuat mereka senang.

Itu sebabnya koridor ini sangat ramai dan heboh menyambut kedatangan Davin di pagi yang cerah ini, sedangkan pria itu terlihat tidak menanggapi, ia terus berjalan dengan tatapan lurus di dampingi Rafa, sahabatnya.

Tatapan Jeyra dan Rafa bertemu, Rafa tersenyum pada Jeyra, Jeyra membalasnya membuat beberapa murid di koridor memandang Jeyra dengan bingung, kenapa si tampan Rafa mau tersenyum pada gadis itu?

Mereka bahkan tidak mengenal Jeyra, rasanya baru kali ini mereka melihat gadis itu di sekolah ini.

Jeyra menunduk, ia mengerti arti tatapan mereka, sudah biasa, menjadi murid hantu di sekolah ini sudah Jeyra rasakan selama hampir 3 tahun, ia tidak bergaul, sehari-hari hanya di perpustakaan, itu sebabnya jarang ada yang mengenal nya. Ia ada, tapi seperti tidak ada, mirip seperti hantu.

"Kak Rafa ganteng banget!"

"Kak Davin juga parah cakepnya, bikin meleyot!"

"Davin tumben dateng pagi."

Davin melirik mereka sekilas, membuat mereka langsung terdiam, Davin itu tampan namun tatapan nya tajam juga menakutkan, membuat bulu kuduk mereka meremang. Belum lagi tato-tato yang mengintip melalui seragam Davin yang membuat kesan lebih menakutkan.

Jeyra terus menatap Davin hingga Davin melewati nya, Jeyra salah tingkah saat Davin balas menatapnya, gadis itu memilin tangannya gugup, namun matanya tidak mau berpindah dari bola mata kelam itu.

Davin memutus kontak matanya lebih dulu, Jeyra kembali merasa sesak, apa ia tidak menarik hingga Davin tidak mau menatapnya lama-lama?

Jeyra menunduk, sejak dulu ia hanya menganggumi Davin, menatap Davin dari jauh tanpa berniat mendekat, ia hanya menjadi penggemar, namun seiring berjalannya waktu, rasa kagum itu berubah, bukan lagi hanya sekedar rasa suka, melainkan rasa cinta.

Jeyra jatuh cinta untuk pertama kalinya dengan Davin, pria yang sering membuat onar dan sangat mencintai dunia malam.

"Jey, Davin ke sekolah karna di panggil Kepala Sekolah, kasus berantem dua hari lalu."

Dunia Davin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang