Part 21

149K 11.5K 4K
                                    

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Tiga hari berlalu. Selama itu juga Jeyra menghilang begitu saja dan membuat Davin frustasi. Biasanya dengan mudah Davin bisa menemukan seseorang melalui orang suruhannya, namun entah mengapa kali ini berbeda. Jeyra seperti di telan bumi, tidak bisa dia temukan, jejaknya menghilang dengan rapih.

Davin yakin ada seseorang yang membantu Jeyra hingga gadis itu berada di luar jangkauannya. Selama tiga hari juga Davin tidak sekolah untuk mencari gadis sialan itu. Ya, meskipun sejak dulu dia memang jarang masuk sekolah. Meskipun begitu Davin yakin dia akan tetap lulus.

Sebab dirinya sendiri merupakan salah satu donatur terbesar untuk SMA Trisakti. Itu juga sebabnya dia tidak dikeluarkan meski menggunakan tato dan membuat banyak onar, hanya di beri beberapa surat peringatan yang tentunya Davin abaikan.

"Nyari satu cewek aja gak bisa? Bangsat!" laki-laki itu memberikan pukulan pada pria berbadan besar dan berotot di depannya hingga si pria tersungkur. Davin memijit pelipisnya. "Cari lagi, cari terus sampe dapet!"

"B-baik, Tuan." Mendengar bentakan mengerikan itu membuat pria tadi segera berdiri dan pergi bersama beberapa rekannya yang lain, terlihat sangat terburu-buru takut menjadi sasaran amarah Davin lagi.

Semenjak malam terakhir bertemu dengan Jeyra, Davin menjadi lebih tempramen dari biasanya. Hal sekecil apapun akan membuat laki-laki itu terlampau marah hingga meledak-meledak, dan itu sangat mengerikan untuk yang melihatnya. Beberapa perempuan di Club pernah menjadi sasaran amarah Davin hingga membuat mereka kaget. Biasanya Davin sangat lembut dan baik pada perempuan di sana.

Karna hal itu Davin memutuskan tidak ke Club dulu sementara waktu. Fikirannya benar-benar kacau dan tertuju pada gadis itu. Wajahnya, senyumnya, tatapan hangatnya membuat Davin frustasi karna selalu memenuhi kepalanya. Entah kemana gadis itu pergi, tapi Davin pasti akan menemukannya cepat atau lambat.

Rafa, Davin juga sudah mengintrograsi pria itu dan menanyai tentang keberadaan Jeyra. Namun yang dia dapat adalah pukulan, Rafa sangat marah hingga berkelahi dengan Davin. Dan jelas saja itu sudah membuktikan jika Rafa tidak tahu di mana gadisnya berada.

"AGHHH!" dengan amarah meledak pria itu menendang apapun yang ada di sekelilingnya hingga ruang tamu rumahnya berantakan. "Kemana dia?" pria itu mengatur nafasnya, dengan tangan mengepal.

"Gak, lo gak bisa kabur, gue bakal nemuin lo!" Davin menggeleng tegas, tangannya meraih kunci mobil lalu berjalan keluar dari rumah menuju mobilnya. Berfikir sejenak, Davin ingat pernah sekali melihat Jeyra tertawa dan mengobrol bersama seorang perempuan di sekolah.

"Ah, itu temennya?" pria itu mengetuk dagunya. "Tapi dia harusnya gak pernah punya temen, semua warga sekolah udah gue perintahin buat jauhin cewek itu."

Davin berdecak pelan, manik mata tajamnya memandang malas wanita cantik yang kini menghampiri rumahnya. Davin menurunkan kaca mobil lalu memanggil wanita itu. "Tante Nina."

Dunia Davin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang