#19 Rey Rafardan

91 11 6
                                    

Izinkan saya yang kotor ini merasakan kasih cinta sekali lagi

- Rey

[][][]

Setelah 1000 hari yang menyakitkan,

Pemuda berusia 23 tahun yang kian hari berat badannya menurun itu kembali ke jalanan. Ia melupakan kuliahnya. Lanjut, kehilangan satu per satu temannya.

Ya, di sinilah Rey sekarang. Mengisap cerutu dalam-dalam di bahu jalan. Di setiap harinya hanya memperhatikan orang berlalu lalang. Sesekali menakuti mereka yang dirasanya gampang, lantas merampas apa-apa yang ia inginkan.

Rey Rafardan, satu dua insan perlahan melupakan namanya. Sebagian besar orang lupa akan dosa besarnya. Tubuhnya kini terasa asing, ditambah tato baru yang menghiasi di sana-sini. Hidupnya hilang warna, mati rasa, dan tanpa cerita. Devilion sudah dipastikan tamat ceritanya, tanpa aliran dana dari seorang anak tunggal pengacara tersebut. Dia benar-benar sendiri pada akhirnya.

Batang leher kurusnya digantungi kalung, jaket kulit lusuh bertengger di lengan kiri, sedang pergelangan tangannya masih bertatokan Gwenzy, sang mantan kekasih yang kematiannya hingga detik ini masih belum Rey ketahui.

Batang leher kurusnya digantungi kalung, jaket kulit lusuh bertengger di lengan kiri, sedang pergelangan tangannya masih bertatokan Gwenzy, sang mantan kekasih yang kematiannya hingga detik ini masih belum Rey ketahui

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jalanan kota yang pemandangannya itu-itu saja terlihat berbeda malam ini. Di sebrang sana, terlihat dua anak manusia yang tengah disibukkan dengan tugas sekolah mereka. Keduanya duduk di dekat jendela. Adanya kecanggungan di antara mereka begitu terasa hingga di sebrang jalan, di mana Rey sedang berdiri.

Pupil Rey menangkap bayangan yang tak asing dari sana. Benar, di sebelah kanan itu adalah Devandra Ralva Wijaya, adik Galen yang beranjak dewasa. Sedangkan, sisi kiri jendela itu terdapat gadis tunggal milik Alvaro. Keduanya hanya sekali pernah berpapasan dengan Rey di depan gedung bimbel Kayla beberapa bulan yang lalu. Mereka sama sekali tidak tahu siapa sosok yang sedang memerhatikan keberadaan mereka dari jauh.

Rey melangkahkan kakinya menyambangi dua insan yang menarik perhatiannya. Di depan pintu masuk dia membuang sembarang cerutu dari mulutnya. Kemudian, mengangkat tungkai kaki kanannya memasuki ruang berpenyejuk udara itu.

Tring...

Lonceng angin berbunyi tepat setelah Rey membuka pintu.

Dia menghampiri meja yang berada tepat di bawah jam dinding ruangan tersebut dan menghadapkan tubuhnya membelakangi Devan dan Kayla. Rey menutupi wajahnya dengan buku menu yang tergeletak di atas meja. Tak lama, pelayan mendatanginya untuk bertanya menu apa yang akan dipesan pria lusuh seperti ini. Rey menurunkan sedikit buku yang menutupi wajahnya membuat pelayan itu terperanjat kaget. 

"Bagaimana bisa perusuh jalanan itu masuk kemari?" Heran si pelayan.

"Sudah berikan apa saja yang dia mau malam ini!" Ungkap teman satu sift-nya yang berada di ruang dapur.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 01, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

QueenshaWhere stories live. Discover now