Chapter 7

335 58 7
                                    

Jika, ada kesamaan tempat, latar, waktu dan alur itu adalah unsur ketidak sengajaan. Saya membuat cerita ini hasil imajinasi sendiri.

jangan plagiat!

A/n! Typo bertebaran!

***

Utahime hanya memperhatikan ruangan di mana dia berada. Kini, dia ada di ruang kerja Satoru. Satoru membawanya kesana. Agak canggung setelah lelaki itu memeluknya di depan banyak orang. Belum lagi, hampir semua karyawan kantor tau jika Utahime hanya gadis pilihan keluarganya yang menggantikan posisi Riko.

Satoru, lelaki itu sedang membuat kopi di ruang sebelah. Padahal meminta orang lain untuk membuatkannya juga bisa mengingat dia adalah presiden direktur perusahaan ini.

"Maaf, lama."

Utahime menoleh menatap Satoru yang masuk dengan dua cangkir kopi di tangannya.

"Bukan masalah."sahut Utahime. Satoru meletakkan dua cangkir kopi itu di meja.

"Terimakasih,"ucap Utahime. Benar kata Shoko jika suhu hari ini jauh lebih dingin dari sebelumnya. Beruntung dia menggenakan mantel.

Utahime meenyeruput kopi nya dengan tenang. Sedangkan, Satoru diam memperhatikan Utahime. Entahlah, apa yang gadis itu lakukan Satoru ingin melihatnya. Satoru tak menduga gadis itu akan datang ke perusahaan untuk menemuinya. Entah apa alasannya tapi Satoru tak berharap ada pertikaian seperti tadi siang terjadi lagi.

"Satoru-san,"panggil Utahime menyadarkan Satoru yang sibuk dengan pikirannya.

"Ah, ya?"

"Kau ada lemburkah hari ini?"tanya Utahime. Satoru yang mendengar itu menggelengkan kepalanya.

"Tidak ada."

Utahime yang mendengar itu seraya mengangguk paham. Syukurlah, jadi ada waktu untuknya berbicara persoalan tadi siang dengan Satoru.

"Kau sendiri kesini kenapa?"tanya Satoru. Utahime yang meendengar itu tersenyum senang karena Satoru langsung mempertanyakan kedatangannya.

"Benar. Mungkin, kedatangan ku mengganggu mu, tapi, ada yang-"

"Tidak."

"Ya?"bingung Utahime ketika Satoru memotong perkataannya. Satoru menatap Utahime lurus.

"Kau tidak mengganggu. Jadi, beranggapan begitu."ucap Satoru. Utahime yang mendengar itu seraya mengangguk paham. Tak menyangka, lagi-lagi sikap Satoru yang tak dapat dia pahami muncul.

"Jadi, begini.. entah aku merasa mungkin kau marah padaku. Karena, kau tiba-tiba pergi meninggalkan rumah tanpa mengatakan apapun bahkan tak kunjung pulang saat sudah larut. Aku berkali-kali memikirkannya apa mungkin aku membuat salah hingga kau enggan melihat ku sehingga tak mau pulang. Jika, memang begitu aku minta maaf. Aku tak bermaksud membuat mu tak—"

Satoru menghela nafas pelan panjang yang membuat Utahime menghentikan ucapannya. Helaan nafas Satoru yang menjelaskan bahwa dia jengah dengan pembicaraan ini. Utahime meruntuk diri dalam hati. Apa dia berbuat salah lagi? Bodoh! Dia benar-benar tak memahami jalan pikiran Satoru sama sekali.

"Satoru-san, aku-"

"Bukan. Aku bukan tak muak dengan wajahmu. Bukan itu masalahnya. Aku tak pernah sekali pun muak dengan mu."ucap Satoru memotong perkataan Utahime lagi. Perkataan lelaki itu dingin sekali. Menandakan bahwa lelaki itu kesal padanya.

"Lantas, apa masalahnya?"tanya Utahime. Satoru menatap Utahime dengan tatapan dingin yang menusuk.

Bagaimana bisa mata lelaki yang menatapnya dengan tatapan lelah dan pasrah saat di hari pernikahan mereka kini menatapnya dengan tatapan yang seolah akan menguliti Utahime. Sangat tajam dan dingin.

Don't Let Me Love You  [GOJOHIME]Where stories live. Discover now