Chapter 3

395 64 20
                                    

Jika, ada kesamaan tempat, latar, waktu dan alur itu adalah unsur ketidak sengajaan. Saya membuat cerita ini hasil imajinasi sendiri.

jangan plagiat!

A/n! Typo bertebaran!

***

Suasana seketika menjadi tentram ketika mempelai wanita memasuki ruangan dan berjalan menuju altar. Semua pasang mata menatap kearahnya.

"Shoko,"bisik Suguru. Shoko yang duduk di sampingnya menatap Suguru dengan kening berkerut.

"Ada apa?"sahut Shoko yang juga berbisik. Suguru mendekatkan mulutnya ke telinga Shoko.

"Entah kenapa, aku seperti pernah bertemu Utahime. Dan pemandangan ini seperti pernah terjadi."bisik Suguru pada Shoko. Shoko yang mendengar itu hanya menanggapinya dengan senyuman dan gelengan kepala. Suguru lalu kembali diam dan fokus menatap Satoru dan Utahime yang mengucapkan janji pernikahan.

Lalu, dia ikut bertepuk tangan tepat setelah Satoru mengecup kening Utahime menandakan pengucapan janji pernikahan sudah selesai. Suguru mengernyitkan keningnya melihat Satoru memejamkan matanya sambil mengecup kening Utahime dan itu cukup lama.

"Shoko, apa Satoru tak mau menyudahinya?"bisik Suguru. Shoko tertawa dan menggeleng tak tau. Suguru hanya menatap Satoru tak percaya karena lelaki itu larut pada suasana.

.

.

Utahime mengerjabkan matanya berkali-kali. Bukankah sudah waktu melepaskan ciuman pada keningnya. Kenapa lelaki itu belum juga menyudahinya?

"Maaf, Gojo-san, bukankah sudah waktunya menyudahinya?"bisik Utahime sambil menarik kecil bagian depan tuxedo yang lelaki itu gunakan. Satoru tersadar lalu menyudahinya. Dia kikuk dan bisa dia dapati senyuman menggoda dari para tamu dan keluarganya.

Utahime menghela nafas pelan. Kenapa lelaki itu melakukan hal yang seharusnya sangat singkat menjadi berdurasi lama? Bukankah mereka baru bertemu sekarang. Tapi lelaki itu bahkan tak memiliki kecanggungan dalam aktingnya. Utahime melirik Satoru. Mungkin, dia aktor papan atas. Batin Utahime.

Acara mengucapkan selamat pada mempelai pun terjadi. Di awali dengan para keluarga terlebih dahulu.

"Satoru-san, selamat ya!"

"Selamat ya!"

"Utahime-san, selamat ya, terimakasih sudah mau menikah dengan paman kami."

Utahime menatap para remaja yang mungkin seusia anak SMA. Dia menatap pemuda ramah berambut merah muda. "Terimakasih atas ucapan selamatnya- err?"

"Yuji, Itadori Yuji."katanya mengenalkan namanya. Utahime mengangguk.

"Ah, Itadori-kun, terimakasih ya."

Yuji tersenyum dia bahkan memaksa yang lainnya mengenalkan nama mereka pada Utahime. Yang membuat Utahime harus menghafal baik-baik nama mereka. Siapa yang menduga bahwa keluarga Gojo adalah keluarga yang sangat besar.

"Aku menunggumu kemarin, Sensei. Tapi, kau tak datang dan ternyata tiba-tiba menikah kenapa tidak mengatakan apapun?"kata pemuda yang sangat Utahime kenal. Noritoshi Kamo, muridnya. Utahime bekerja sebagai guru les saat malam hari di rumah keluarga Noritoshi. Tapi, dia tak menduga Kamo juga datang ke acara ini.

"Eh, kau kenapa bisa-"

"Teman ku masih memiliki hubungan dengan keluarga Gojo. Dan, aku datang karena diundang. Siapa yang tau ternyata sensei mempelai wanitanya. Padahal, aku sudah bilang untuk menunggu ku saja, aku mau menikah dengan sen- ittai!"

Don't Let Me Love You  [GOJOHIME]Where stories live. Discover now