❝Prolog❞

1.3K 115 5
                                    


Seharusnya ini sudah selesai, kami bisa melihat teman-teman dengan wajah menangis bahagia.
Meski ada pun yang menangis karena kepergian kami..

Maaf jika tak bisa bersama lebih lama.

Terutama.. Kamado Tanjirou.

Jujur saja, luka ini, luka ini sangat menyakitkan!

Aku.. juga ingin hidup! Ingin hidup bahagia bersama kalian!

Aku sendiri sangat takut, takut tidak bisa bersama kalian lagi.

Giyuu, Tengen, Sanemi, tolong jaga mereka, ya?

Kehidupan sehari-hari bersama kalian sangat menyenangkan!

Selanjutnya juga kami serahkan semuanya kepada kalian.

Lanjutkanlah mimpi yang ingin kalian tuju setelah ini.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Hajimemashite, Kyojurou.."

Ini aneh, kenapa disini hangat sekali?
Tempat yang begitu empuk kami berbaring.
Hangat, lembut, dan tempat yang begitu gelap..

Tempat apa lagi, ini?

Perbatasan dunia nyata dengan alam gaib? Ah, enggak lah. Ini terlalu lembut dan nyaman.

12/10/45

Tak lama, cahaya matahari masuk melalui jendela kamar.

Kemudian suara dentingan keras membangunkan kami. Mungkinkah itu suara lonceng (?).

Kyojurou POV..

Aku membuka kedua mataku, lalu bangkit dan duduk di samping kasur.
"Apa ini kediaman kupu-kupu? Eh, tapi 'kan seharusnya.."

Aku memperjelas penglihatan ku, dan melihat, "Lho!? Kalian!??" Teriakku. Aku benar-benar kebingungan.

'Mereka' yang kumaksud mulai bangun, dan posisiku masih terduduk dan segera melihat sekeliling.

"Lho, eh? Shinobu-Chan, kau sedang apa disini?" Kata Mitsuri sambil mengucek-ngucek matanya. Sepertinya dia masih belum sadar sepenuhnya(?).

"Ara~, kau sendiri bagaimana?" Jawabnya.

"Berisik! Suara apa tadi!?" Pekik Genya yang menutup telinganya sambil masih tiduran.

"Sudah pagi, ya? Kok cepat banget?" Ucap Muichirou dan melihat ke arah jendela.

Serentak kami langsung terdiam.

"EEEHHH???!!!"

"I-ini pasti bercanda 'kan?? Kita 'kan harusnya sudah mati!!" Pekik Obanai.

"M-mitsuri-San! K-kau?!!" Shinobu memegang pundak Mitsuri sambil gemetaran.

"S-shinobu-Chan, juga!" Katanya sambil gemetaran juga.

"T-tapi, syukurlah jika kita masih hidup, Namu," Ucap Gyomei menenangkan kami semua.

"Ah, iya, sih, tapi, INI KENAPA TUBUH KITA SEPERTINYA, MENYUSUT!??" Teriak Genya sambil mencengkram bajunya sendiri.

Kami pun juga memeriksa, dan benar saja! Tubuh kami mengecil!
Tapi soal penampilan tidak terlalu berubah sih.

"Lucu, ya? Shinobu-Chan kecil terlihat imut!!" Pekik Mitsuri berbunga-bunga.

"Ara-ara~, kalian juga terlihat imut, kok." Balas Shinobu tersenyum.

"Mungkinkah, menjadi seperti anak kecil umur 11 tahun?" Gumamku.
"Berarti umur kita juga mundur dong!" Sahut Genya yang mendengar.

Muichirou berjalan mendekati cermin, anak laki-laki yang sering dikira cewek itu terdiam.
"Ini, angka apa? Di leher." Tanyanya.

Aku pun juga ikut melihat ke cermin, dan melihat deretan angka dileherku.
Semuanya pun juga ikutan memeriksa leher masing-masing.

"52194, maksudnya apa, ya?" Tanya Mitsuri lagi sembari melihat lehernya dari bayangan cermin.

"Aku juga tidak tahu.. loh, Ehh?? Lukaku sudah tidak ada!" Pekik Obanai agak ngegas.

"Hah!? Jadi kau pakai perban dimulutmu karena kau punya luka?! Menyedihkan!" Pekik Mitsuri gemetar kesedihan.

'Bukankah sebelumnya dia sudah tau?' Batin Obanai heran.

"Jangan-jangan, Himejima-san.. juga.." kata Genya sambil bergidik.

"A-aku, aku bisa kembali melihat!" Katanya sambil mulai menangis syukur.

"....."

"....."

"....."

"? K-kenapa kalian melihatku seperti itu..?

"YA TUHAN!! INI BENERAN GYOMEI HIMEJIMA-SAN?!!" Pekik mereka yang membuat siapapun kaget terutama Gyomei sendiri.

"Hyaaa>< gemas banget!" Kata Mitsuri tanpa sadar memeluk Gyomei dengan erat.

"Ara ara~, suaranya imut." Kata Shinobu sambil menoel-noel pipi Gyomei.

Semua orang di kamar tersebut malah mengerubungi Gyomei. Dia memalingkan wajahnya dan muncul semburat merah tipis di pipinya.
Hihihi, baru pertamakali kulihat Gyomei bereaksi seperti itu.

"Hei,"

"Sedang apa kalian?" -???

.
.
.
.
.
.

TBC

⊹𝘽𝙖𝙘𝙠 𝙩𝙤 𝙁𝙞𝙜𝙝𝙩𝙞𝙣𝙜 𝙏𝙤𝙜𝙚𝙩𝙝𝙚𝙧⊹ - KnY x TPNWhere stories live. Discover now