Asia mabuk Riya remuk

Start from the beginning
                                    

"Apaan lo, hah?!" teriak Riya sambil memegang kepalanya yang terus mengeluarkan darah segar.

"Jalang! Jalang kaya lo nggak pantas ada disini, pantasnya ikut kembaran lo di neraka!" pekik Asia kemudian maju kembali menyerang Riya.

Asia mendorong Riya hingga jatuh tersungkur di lantai dan dengan kecepatan kilat pula, Asia menduduki tubuh gadis itu.

Plak!

Plak!

Plak!

Tamparan demi tamparan di terima Riya, gadis itu hanya mampu menutup wajahnya dengan kedua tangan sambil berteriak minta tolong.

Sekuat tenaga Asia menarik rambut Riya hingga kepala gadis itu terangkat ke atas, tangannya bahkan terkena darah segar. Lalu tanpa merasa takut sedikitpun, Asia membanting kepala Riya ke lantai.

Brak!

"Kyaaa!"

Seisi club' langsung histeris, melihat tontonan gratis di depan mata. Riya kehabisan tenaga, darah yang mengalir dari kepalanya mungkin akan membuatnya pingsan atau menghembuskan napas terakhir.

"Selama ini, gue diam! Gue nggak pernah kasar sama siapapun yang ganggu hubungan gue!" Jiwa bar-bar Asia yang sesungguhnya keluar juga. Setelah sekian lama tidak mengeluarkan sifat aslinya.

Merasa cukup dengan berbuatan Asia, Anne mencoba melerai temannya itu, jangan sampai berbuat lebih jauh lagi.

"Asia, cukup!" Anne menarik Asia, namun tenaga Asia saat mabuk luar biasa kuatnya.

"Lepas Anne! Aku mau kasih pelajaran yang setimpal dengan orang ini!" teriak Asia kembali mengamuk.

"Udah! Kamu bisa bunuh dia!"

Orang-orang kini ikut membantu memisahkan Asia dari Riya. Riya yang entah masih sadar atau tidak, kini di ungsikan keluar club'.

Asia tertawa seperti orang gila saat melihat darah dan pecahan kaca di atas lantai dansa club', hebat. Asia merasa puas, rasa sakitnya tersalurkan. Dulu dia masih membiarkan Raya, tapi tidak untuk kembarannya ini.

"Asia!"

"Anne!"

Teriakan dari dua orang yang mencari mereka, membuat semua tatapan kembali teralihkan.

Dengan wajah pucat pasi Benua berlari kearah Asia. Benua takut melihat darah di tangan dan wajah Asia, takut kekasihnya terluka.

"Asia?! Kamu kenapa?!" tanya Benua panik.

Alex juga langsung menghampiri Anne dan mencoba mendengarkan penjelasan dari adik angkatnya itu. Hanya Anne yang sadar, ingat itu.

"Kepalanya pecah," gumam Asia lirih.

"Maksud kamu?" Benua tau Asia mabuk, mulutnya mengeluarkan aroma alkohol yang kuat.

"Kepalanya ada darah.. banyak! Kepalanya kena botol, prank!" Asia terus bergumam semakin tidak jelas, membuat Benua semakin kebingungan.

"Kamu luka?" Benua memastikan tubuh Asia yang terdapat darah.

"Nggak, bukan aku," ucap Asia lucu.

Benua mengalihkan pandangannya pada Anne, meminta penjelasan lebih jelas dari gadis itu.

"Kita pulang dulu, nanti di rumah aku jelasin," kata Anne dan di setujui oleh mereka.

***

Mereka berempat ada di rumah Alex sekarang. Asia baru selesai membersihkan diri di bantu Anne. Asia yang belum sepenuhnya sadar, memilih tertidur di dalam pelukan Benua.

"Jadi Asia mukul Riya?" tanya Benua yang baru saja mendengar perjelasan dari Anne.

"Iya. Tadi Asia tiba-tiba datang ke rumah, ajak aku pergi tapi nggak tau kemana. Eh, tau-taunya ke club'. Dan sialnya, di club' ada Riya.." Anne sedikit takut menjelaskan apa yang terjadi, apalagi tatapan tidak bersahabat dari Alex.

"Lain kali jangan gitu lagi, gue sama Alex sampai pusing cari kalian," kata Benua dan diangguki oleh Alex.

"Iya."

Benua menatap Asia yang masih terlelap di pelukannya. Bisa-bisanya gadis manjanya ini menjadi seorang yang bringas karena masalah sepele untuk Benua.

"Kalau gitu, gue pulang dulu. Makasih udah jaga Asia tadi."

Benua pamit pulang.

Mungkin malam ini mereka akan kena siraman qolbu dulu dari orang tua mereka.

Sampai di rumah Asia, Benua membawa Asia masuk ke dalam ke dalam kamar. Dara dan Afni mengekor saja di belakang anak-anak mereka.

"Asia darimana?" tanya Dara saat mereka berada di ruang keluarga sekarang.

"Dari rumah Anne." Tidak mungkin Benua menceritakan yang sebenarnya terjadi.

"Terus itu kenapa teler gitu?" tanya Afni sambil memincingkan matanya curiga.

"Ngantuk, ma. Habis ngambek seharian sama Benua, dia pasti capek," jelas Benua dan tentu di percayai kedua ibu-ibu itu.

Benua yakin setelah sadar nanti, Asia akan merasa bersalah. Kekasihnya itu tidak pernah berlaku kasar sampai di luar kendali saat sadar.











Ciwi-ciwi kalau sakit hati ya gini, bener nggak?

Tetap setia tunggu Benua Asia, ya :) Jangan bosen vote dan komen juga.

BENUA ASIA (END)✓Where stories live. Discover now