1🦋

129K 949 9
                                    

-

Pagi menjelang saat seorang gadis cantik yang biasa dipanggil dengan nora mulai menjerang air untuk membuat segelas teh panas.

"Non, non teh ngapain disini?" tanya bik ijah. Yang merupakan kepala pelayanan dirumahnya, ia menghampiri nora.

"Ehh bik, ini nora lagi mau buat teh." nora menjawab seraya tersenyum hangat.

"Kenapa ga panggil bibik aja atuh non, biar bibik yang buatkan." imbuh wanita paruh baya itu.

"Ga apa-apa bik, lagi pula aku memang lebih senang melakukannya sendiri." tuturnya seraya mengadukan teh.

"Yaudah, kalo gitu nora duluan ya bik." lanjutnya berpamitan kemudian berlalu menuju meja makan untuk menaruh tehnya. Setelah itu, nora kembali ke kamarnya yang berada dilantai dua.

Saat melewati kamar nanta yang pintunya sedikit terbuka. Nora menghentikan langkahnya, dan masuk kedalam kamar itu.

"halo kakak, oh waw... lo keliatan cantik banget kak." nora berujar dengan sumringah, memeluk nanta sekilas dari belakang.

Nanta terkekeh mendengarnya, "Jadi, mau kemana lo kak?" tanya nora, menatap nanta yang terlihat sibuk dengan tumpukan kertas ditangannya.

"Kemaren kan udah gue bilang, kalo hari ini ada pertemuan sama klien dari perusahaan luar untuk jalin kerjasama." jawabnya seraya menyusun kertas-kertas tersebut.

"Gue bingung nora." Lanjutnya berucap seraya keluar dari kamar.

"Apa yang harus lo bingungin kakak?" Tanya nora mengikuti langkah nanta.

"Ini adalah pertama kalinya gue bekerja sama dengan perusahaan luar ra."

Nora menyamakan langkah nya pada perempuan itu, "setelah mendengar penjelasan yang lo kasih mereka pasti bakal langsung nerima kerja sama ini. Dan akan mengatakan 'oh nona nanta kami bersedia kerja sama dengan mu'." ia berujar dengan sumringah dan nada bualan diakhir kalimat nya.

"'Dan kami sangat senang akan kerja sama ini, begitu bukan?'" lanjut nanta terkekeh.

"Ya... Lo benar kakak." imbuh nora seraya tertawa.

Kedua nya jalan beriringan menuruni tangga, "Selamat pagi ma." Sapa nanta tersenyum hangat pada velita yang menunggu mereka bawah sana.

"Selamat pagi sayang." Balasnya.

Hingga tersisa 5 tangga lagi, nora berseluncur di pegangan tangga dan mendarat pas dihadapan velita.

"pagi ma." sapanya ceria.

"Nora, sudah berapa kali aku bilang-"

"Agar jangan meluncur dan lompat seperti ini kan?" sambung nora cepat.

"Iya." ujarnya.

"Tapi apa yang harus aku lakukan ma, aku selalu saja lupa. Maafkan aku." setelah berucap seperti itu nora meninggalkan keduanya begitu saja menuju meja makan.

"Anak itu." desis velita.

"Udah lah ma." sergah nanta. Menuntun velita untuk sarapan bersama.

Saat sudah dimeja makan, nora menghirup teh yang telah ia buat tadi.

"Astaga ma, aku gugup banget." ungkap nanta setelah sampai dimeja makan.

"Kamu ga perlu khawatir sayang, bicaralah dengan keyakinan." cetus velita dan duduk di kursinya.

ElenoraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang