Anak laki-laki itu mengangguk, sementara Chaeyoung menahan rasa gemasnya.

Kenapa pula dia tampak seperti anak kecil yang menunggu ibunya datang untuk membelikan es krim?

Tanpa sadar, senyuman yang semula samar-samar itu berubah menjadi senyuman manis. Rasanya ini juga pertama kalinya Chaeyoung menampilkan senyuman tulus itu seraya menampilkan deretan giginya yang rapi.

Chaeyoung melirik tag name yang terpasang di dada anak laki-laki tersebut.

Di sana tertulis 'Jung Jaehyun.' Sungguh nama yang sesuai dengan wajahnya yang tampan.

"Udah tau di mana kelas lo?"

"Udah," katanya mengangguk sekali lagi.

"Mau bareng nggak?" usul Chaeyoung antusias.

Jaehyun berpikir sebentar, lalu mengucap kata yang sangat ingin didengar lawan bicaranya, "boleh."

**********

"Nama lo Jung Jaehyun 'kan?"

Jaehyun tentu mengenali wajah siswa yang mendadak muncul di hadapannya.

"Iya."

"Anak Um Kijoon?"

"Iya."

"Berarti fiks, anak pesaing bisnis papa gue."

Chaeyoung melihat pergerakan tak nyaman pada Jaehyun dan memutuskan untuk mengakhiri percakapan itu dengan alasan tak ingin terlambat, karena bel masuk akan segera berbunyi.

"Lo kenal dia, Jay?"

Jaehyun tercekat, kakinya berhenti melangkah secara tiba-tiba.

"Jay? Kenapa panggil gua Jay?"

Chaeyoung menyamakan langkah Jaehyun dan mengerutkan alis bingung.

"Bukannya itu singkatan nama lo? Jaehyun 'kan? Kalau disingkat jadi Jay."

Dia ...

Jaehyun merasakan jantungnya berdegup dengan sangat kencang.

...Rasanya deja vu.

"Nama gua juga Chaeyoung, kalau disingkat jadi Chaeng," gadis itu lagi-lagi tersenyum.

"Cantik," batin Jaehyun sembari ikut tersenyum.

"Bentar deh, lo ngikutin gua sampe sini dan ini udah sampai di kelas gua. Kelas ini juga letaknya paling ujung. Jangan bilang ... kita sekelas!?"

Rahang Chaeyoung rasanya terjatuh ke bawah. Pantas saja sedari tadi tidak sampai-sampai, ternyata sama-sama berada di kelas 2-5 alias kelas paling ujung di lantai tiga.

Dunia—oh bukan, SMA Hyerim memang sempit.

"CHAENG!"

Chaeyoung menoleh menatap seseorang yang sedang duduk santai di ambang jendela yang terbuka.

"Apa kabar lo?" katanya mengangkat sebelah alis sambil mengunyah permen karet di mulutnya.

"Dia anaknya emang tomboy," Chaeyoung nyengir melihat Jaehyun menampilkan wajah sedikit terkejut.

"Namanya Yu Jimin."

**********

"GUA KAGA PAHAM APAPUN TENTANG FISIKA PLIS!" teriak Kim Gaeul putus asa sembari membenturkan kepalanya di meja kantin.

"Kenapa harus pusing? Kan kerja kelompok. Lagian ada Chaeyoung."

Chaeyoung yang semula mengangguk setuju mendadak menampilkan wajah datar.

"Gua mulu yang kena perasaan," kesalnya menggelengkan kepalanya tak habis pikir mendengar ucapan Kim Minju.

"Pasangan yang menempati posisi pertama karena kecantikan, ketampanan dan kepopulerannya! Ini dia Kim Younghoon dan Jang Wonyoung! Ayo beri tepuk tangan yang meriah!"

Keributan di pintu masuk kantin itu tidak lain dan tidak bukan dilakukan oleh Park Sunghoon, Park Jeongseong dan Shim Jaeyoon. Benar-benar mengganggu, nafsu makan Chaeyoung dan teman-temannya seketika hilang.

"Mereka gitu cuma buat dapet traktiran makan dan minum sepuasnya. Gua sih ogah, sama aja kayak nurunin harga diri. Ya 'kan, Isa?"

Lee Isa yang ditanyai dan berada di sebelah kanannya tengah sibuk memandangi Jeongseong yang merupakan pacarnya dengan mata berbinar.

Begitu pula Gaeul di samping kiri Chaeyoung yang tersenyum malu-malu usai diberi kedipan sebelah mata oleh Sunghoon.

Bisa-bisanya Yu Jimin lupa tentang hal itu. Dasar kalian, manusia maniak cinta!

"Bentar, guys. Gua mau nyamperin temen gua dulu."

"Terus kita bukan temen lo gitu?" tanya Yu Jimin konyol.

"Ya maksudnya temen gua yang lain, Jimin sayaaangg!"

"Dih!? Najis."

Chaeyoung tersenyum paksa. "Dasar Yu Jimin sialan!"

"By the way, anak baru yang tadi ke kelas bareng lo itu gue denger-denger—"

"DASAR BEGO! KALAU JALAN LIAT-LIAT DONG! JANGAN CUMA PAKAI KAKI, TAPI PAKAI MATA JUGA, DONG!"

"—Shin Yuna a.k.a babu Wonyoung berulah lagi."

Chaeyoung merasakan tubuhnya memanas. Ia berjalan secepat mungkin dengan tangan mengepal dan langsung menampar pipi Yuna sekuat tenaga di tengah kerumunan yang tercipta.

"Heh! Lo apa-apaan, sih!?"

"Lo yang apa-apaan!? Kalau emosi nggak perlu nyiram minuman juga kali ke mukanya! Lagian kuah bakso Lo tuh cuma tumpah sedikit, marahnya udah kayak tumpah satu mangkuk. Makanya jangan kebanyakan nonton drama!"

Siswa maupun siswi SMA Hyerim begitu terkejut melihat aksi gadis itu yang tergolong ekstrim. Ini pertama kalinya pemegang peringkat satu paralel selama 2 tahun berturut-turut itu berulah.

Bahkan, Yu Jimin sampai tidak sengaja menyembur jus mangga dari mulutnya ke wajah Isa.

Chaeyoung lantas membantu Jaehyun membersihkan wajahnya dengan mengambil sekotak tisu yang tergeletak di meja terdekat.

"Lo nggak apa-apa?"

Jaehyun mengangguk. "Cuma air es, bukan air panas. Nggak perlu khawatir sampe sebegitunya kali," herannya menggeleng dengan senyuman lesung pipi khas nya.

"Kalau air panas ... gua kaga perlu banyak omong kali, Jay."

Chaeyoung menatap wajah Yuna yang merah padam dengan sinis.

"Langsung gua hajar sampe pingsan," ia melanjutkan ucapannya dengan serius.

Selama beberapa menit itu, gadis berambut blonde tersebut melupakan peraturan sekolah yang selama ini selalu ia patuhi dengan hati-hati.

Ck, sial!

{ TBC }

Last Memory Of : C & JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang