16

561 141 2
                                    

Setelah kejadian gincu tadi, Lia pengen diemin Junkyu yang kali aja cowok koala itu mau beliin Lia gincu bermerk sama dengan punya Nakyung. Bisa aja Lia beli sendiri karena dia dari keluarga yang berada, tapi cewek itu bukan tipe yang suka menghabiskan uang beli make-up, karena selagi bisa minta teman kenapa engga.

Dan prinsip Lia, lebih baik di belikan dari pada membelikan, lebih baik di traktir dari pada mentraktir. Bukan pelit, tapi hanya menghemat.

"Ngambek ceritanya?" Tanya Junkyu dengan mulut yang mengunyah sempol.

Lia masih memainkan gawainya. "Engga tuh."

"Terus kenapa dari tadi diem-diem aja hm?" Tanya Junkyu lagi dengan nada yang lebih lembut dari sebelumnya.

Mendengar suara lembut yang Junkyu keluarkan membuat Lia tengah menahan senyum dan menahan gejolak yang ada diperutnya. "Ga usah ham hem ham hem deh lo."

Tangan Junkyu mengusap kepala Lia seiring tawanya. "YaTuhan, gemes banget gue sama lo Li, pacaran yu?"

"Beliin gincu yang sama kaya Nakyung dulu." Kata Lia sambil menyengir.

"Ganca gincu mulu idup lo Siti, berapa si harganya?"

Lia menggerakkan bibirnya ke kanan lalu ke kiri guna mengingat harga gincu milik Nakyung. "Kayanya ma 30 ribuan deh Kyu, beliin gue Kyu, gue mending beli bakso soalnya dari pada beli gincu."

"Murah banget harganya, ilegal kali tuh."

Tangan Lia mendorong bahu lebar Junkyu. "Sembarangan, yang mahal mau? 800an, merk nya La Prairie Cellular Luxe."

Cowok koala itu melongo mendengar penuturan barusan, dia sama sekali tak ingat yang baru saja Lia bicarakan. "Apa warna lipstik Nakyung?"

"Peach crush."

"Nanti gue ke toko Tante gue yang jual make-up deh, minta harga ponakan." Kata Junkyu mengangguk-angguk.

"Eh jangan deh, gue beli sendiri aja kalo gitu."

Ya gimana ya, Tante Junkyu kan jualan masa di minta buat harga ponakan. Ya ga enak lah Lia. Lagipula kerabat dari Mama cewek surai panjang itu sebetulnya ada yang memiliki toko yang isinya per make-up an dan skincare.

Walau Sang Tante menyuruh ambil apa aja yang Lia mau dan itu gratis, Lia tetap saja ga akan mau, Tante nya itu buka toko buat ada penghasilan selain dari sang suami, masa iya Lia ngambil tanpa bayar.

"Ya ga pa-pa si Li, Tante pasti paham gue beli tuh gincu buat siapa."

"Ga mau ah, ga jadi. Awas ya kalo lo beliin dan malah harga ponakan, ga mau gue."

"Jadi kalo bukan harga ponakan boleh?"

"Nah kalo itu bisa di bicarakan lagi."




(≧(エ)≦ )




"Warna apa tadi? Gue lupa Li." Junkyu bertanya setelah memberhentikan sepeda motornya di rumah besar milik Lia.

Objek yang ditanya berdecak sambil bertolak pinggang. "Ga usah di beliin deh ah, bercanda tapi beneran eh bercanda Kyu. Lagian gue bisa minta Nakyung, soalnya anak kelas yang cewek juga suka sharing make-up."

Junkyu mengangguk saja sambil menyantelkan helm yang tadi Lia pakai pada stang motor. "Yaudah gue pulang ya."

"Ga mau mampir dulu?"

Kepala Junkyu menggeleng, benar-benar tak siap jika bertemu orangtua Lia.

"Beneran nih?" Tanya Lia memastikan.

"Engga, cantik. Yauda gue pamit dulu ya."

Lia menahan senyumnya. "Hati-hati."

Lalu sepeda motor itu melaju meninggalkan perkarangan rumah Lia dan meninggalkan cewek itu yang sudah berpipi merah.

"Gue bisa gila lama-lama." Gumam Lia dengan tangan yang sedikit mengetuk-ngetuk kepalanya.

 Finally; Kim JunkyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang